Cerita horor, yang konon katanya merupakan kisah nyata, beberapa mahasiswa yang sedang KKN (Kuliah Kerja Nyata) di Desa Penari, saat ini sedang heboh dan viral.
Disebutkan, kejadian itu terjadi pada 2009 dan menghilangkan 2 nyawa mahasiswa yang ikut dalam KKN tersebut.
Cerita KKN Desa Penari itu viral setelah penulis dengan akun Twitter @SimpleM81378523 membuat beberapa serialnya sejak 24 Juni hingga 25 Juli 2019.
Seminggu terakhir cerita ini menjadi tanda tanya di kalangan netizen, namun sang penulis enggan membeberkan lokasi kejadian. Alasannya, permintaan orang yang langsung mengalami kisah tersebut.
Kisah itu ternyata memiliki 2 versi. Tagar mencoba merangkum versi pertama yang dia buat melalui cerita dari sudut pandang Widya, salah seorang mahasiswi yang ikut dalam KKN tersebut.
Berikut ini cerita utuh dari sudut pandang Widya:
Malam ini, gw akan bercerita sebuah cerita dari seseorang, yang menurut gw spesial. Kenapa? Karena gw sedikit gak yakin bakal bisa menceritakan setiap detail apa yang beliau alami.
Sebuah cerita tentang pengalaman beliau selama KKN, di sebuah desa penari.
Sebelum gw memulai semuanya. Gw sedikit mau menyampaikan beberapa hal.
Sebelumnya, penulis tidak mendapat ijin untuk memposting cerita ini dari yang empunya cerita, karena beliau memiliki ketakutan sendiri pada beberapa hal, yang meliputi kampus dan desa tempat KKN diadakan.
Tetapi, karena penulis berpikir bahwa cerita ini memiliki banyak pelajaran yang mungkin bisa dipetik terlepas dari pengalaman sang pemilik cerita akhirnya, kami sepakat, bahwa, semua yang berhubungan dengan cerita ini, meliputi nama kampus, fakultas, desa dan latar cerita, akan sangat dirahasiakan.
Jadi buat teman-teman yang membaca cerita ini, yang mungkin tahu, atau merasa familiar dengan beberapa tempat yang meski disamarkan ini, dimohon, untuk diam saja, atau merahasiakan semuanya, karena ini sudah menjadi janji penulis dan pemilik cerita.
Tahun 2009 akhir, semua anak angkatan 2005/06 sudah hampir merampungkan persyaratan untuk mengikuti KKN yang dilakukan di beberapa desa sebagai syarat lanjutan untuk tugas skripsi.
Dari semua wajah antusias itu di kampus, terlihat satu orang tampak menyendiri. Widya, begitu anak-anak lain memanggilnya
Ia tampak begitu gugup, menyepi, menyendiri, sampai panggilan telepon itu membuyarkan lamunannya.
"Aku wes oleh nggon KKN'e," (aku sudah dapat tempat untuk KKN) kata di ujung telepon. Wajah muram itu, berubah menjadi senyuman penuh harap.
"Nang ndi?" (dimana?)
"Nang kota B, gok deso kabupaten K***li** , akeh proker, tak jamin, nggone cocok gawe KKN" (di kota B, di sebuah desa di kabupaten K*******, banyak proker untuk dikerjakan, tempatnya cocok untuk KKN kita).
Baca juga: Raditya Dika Akan Rilis Novel KKN Desa Penari
Saat itu juga, Widya segera mengajukan proposal KKN. Semua persyaratan sudah terpenuhi, kecuali kelengkapan anggota dalam setiap kelompok minimal harus melibatkan 2 fakultas berbeda pun dengan anggota minimal 6 orang.
"Tenang," kata Ayu, perempuan yang tempo hari memberi kabar tempat KKN yang ia observasi bersama abangnya. Benar saja, tidak beberapa lama, muncul Bima dengan Nur, ia menyampaikan, kelengkapan anggota 6 orang yang melibatkan 2 fakultas sudah disetujui.
"Sopo sing gabung Nur (siapa yang sudah gabung Nur)?" tanya Ayu,
"Temenku. kating, 2 angkatan di atas kita, satunya lagi, temannya." Lega sudah, batin Widya.
Surat keputusan KKN sudah disetujui semuanya, terdiri dari 2 fakultas dengan proker kelompok dan individu, untuk pengabdian di masyarakat yang akan diadakan kurang lebih sekitar 6 minggu.
Hanya tinggal menunggu, pembekalan sebelum keberangkatan. Jauh hari sebelum malam pembekalan, Widya berpamitan kepada orang tuanya tentang progress KKN yang wajib ia tempuh. Ketika orang tua Widya bertanya ke mana proyek KKN mereka, terlihat wajah tidak suka dari raut ibunya.