Kakekku menemukan dan merobohkan dinding palsu yang berisi ruang tersembunyi.
Ketika kakek-nenekku membeli rumah baru mereka untuk keluarga 10 orang, kakekku menemukan dinding palsu di lantai atas. Dia merobohkannya untuk membuat lebih banyak ruang untuk keluarga. Di belakang tembok tersebut tersimpan pakaian anak-anak dan mainan-mainan, seakan-akan pemilik rumah yang lama berpindah rumah dengan tergesa-gesa.
Ibuku bercerita padaku ketika ia duduk di kamar tersebut dan sesuatu terlihat melingkari dinding di sekitarnya seperti wallpaper yang disobek oleh seseorang. Ketika ibuku pindah kamar, bibiku yang menempati kamar tersebut. Tetapi dia selalu bangun dengan foto-foto yang dia gantung di dinding, bertumpuk di atas dadanya di pagi hari.
Sepupu-sepupuku juga memiliki kisah-kisah tentang suara langkah kaki menaiki tangga dan berhenti di luar pintu kamar tersebut di tengah malam. Aku sendiri masih tidak ingin menempati kamar itu karena di dalamnya tiba-tiba selalu dingin dan aku merasa ada goncangan aneh di sana. Bahkan dalam ketika aku mulai beranjak dewasa, aku pernah memiliki mimpi seram yang terjadi di lantai atas mereka.