Kisah ini bermula saat seorang teman adikku yang bernama Mio sering main ke rumah. Nama adikku Rizqy dia berumur 2 tahun sedangkan Mio berumur 4 tahun, ibuku memang mengetahui kalau Mio diikuti banyak sosok. Ibuku tahu dari ibu Mio sendiri, semenjak Mio sering main ke rumahku banyak terjadi keganjilan. Saat itu aku sedang sekolah Mio dan ibunya main ke rumahku, saat itu ibuku merasa ada yang aneh karena adikku memiliki sebuah balon terbang, karena batu pemberatnya putus dari tali balon itu pun hanya berdiam di pelapon.
Yang aneh awalnya balon itu ada di ruang tamu, tapi kemudian berpindah ke dapur kalau dipikir dengan logika jika balon itu tertiup angin tidak mungkin bisa pindah ke dapur karena ruang tamu ke dapur dihalangi gorden dan pintu. Memangnya balon itu punya tangan bisa membuka gorden dan pintu kemudian berjalan ke dapur? Tidak hanya sampai di situ, tidak lama dari kejadian itu kami pindah rumah, ke rumah kami satunya lagi, rumahku itu berdekatan hanya beda gang saja, ada kejadian lebih aneh di ramah itu. Setiap malam adikku menangis dan satu kata yang keluar dari mulutnya. “Pulang. Mau pulang.”
Ibu dan ayahku tidak tahan lagi kami membawa adikku ke saudara yang tahu hal-hal seperti itu aku sering memanggilnya abah haji. Saat sampai di rumah abah haji adikku seperti ketakutan dan menangis minta untuk pulang. Setelah abah haji salat adikku pun langsung ia gendong dan diazani. Adiku menangis sambil teriak-teriak berkata. “Udah mau pulang..” berulang kali. Lalu telinga adikku dan kepalanya ditiup barulah dia berhenti berkata. “Udah mau pulang.” menurut abah haji dia diikuti anak kecil yang tadinya mengikuti Mio waktu di rumah adikku bilang. “Pulang pulang.” itu hantunya yang mau pulang ke rumahku yang dulu.
Waktu kami berpamitan pulang adikku bilang. “Mamah ada anak kecil pala botak pake kolor aja lari-lari kabur, takut sama abah haji.” aku, ayahku, bundaku hanya bengong mendengar ucapan adikku itu, dan abah haji malah tertawa dan berkata. “Sudah biarin aja dia mau pulang ke rumahnya, biar Rizqy gak dia ganggu lagi.” aminn. Mulai dari situ adikku tidur nyenyak tanpa menangis tiap malamnya.