Aku memiliki beberapa cerita yang terjadi sepanjang hidupku, tetapi tidak ada yang membuatku lebih ketakutan daripada adik lelakiku pada suatu malam ketika kami masih kecil.
Aku tinggal di rumah tua, dibangun pada awal tahun 80-an dan ada beberapa hal aneh yang akan terjadi. Objek berada di tempat yang tidak kami taruh, suara-suara, lampu yang menyala dan mati dengan sendirinya, tidak ada yang benar-benar menyeramkan. Kecuali setelah ini.
Aku memiliki dua saudara laki-laki dan perbedaan usia-usia kami persis 2 tahun. Ketika aku masih muda, sekitar 9 tahun, saudara-saudaraku sekitar 7 dan 5 tahun berbagi kamar. Di seberang lorong ada kamarku. Pintu kami saling memandang. Aku pernah terbangun larut malam/dini hari karena suara klik berkali-kali. Aku bisa melihat lampu di kamar saudara-saudara lelakiku menyala, mati, menyala, mati, secara berkala dan berturut-turut. Aku berjalan ke ambang pintu dan menyaksikan saudara laki-lakiku duduk di ranjang atas, ekspresi ngeri di wajahnya yang tampak terkuras dengan lengan kecilnya meraih ke bawah sambil mengklik sakelar lampu.
Aku tidak tahu berapa lama aku berdiri di sana, tetapi tak lama ibuku ada di belakangku, menonton dia sejenak sebelum bergegas memarahi saudaraku karena terlambat tidur dan bermain-main dengan cahaya. Dia lalu berbalik, dengan mata yang kosong, menatapku dan ibuku dengan dingin selama beberapa saat. Dia mengeluarkan suara paling monoton yang pernah aku dengar dari seorang anak berusia 7 tahun, dia memberi tahu ibuku,
“Mereka hanya bisa bergerak dalam gelap. Mereka semakin dekat. Ketika aku mematikan lampu terakhir, mereka hampir bisa menyentuhku sekarang. Selamat tinggal.”
Ibuku panik, membawa kami bertiga ke kamarnya, menutup dan mengunci pintu dan kami tidur dengan lampu menyala.
Pagi berikutnya aku bertanya kepada saudaraku apa yang dia lihat semalam. Dia sekali lagi melihat sesuatu yang sangat gelap, menjelaskan kepadaku bahwa banyak anak terus keluar dari lemari. Mereka terlihat lebih hitam dari bayangan paling gelap, hanya terlihat garis putih yang mengelilingi garis bentuk mereka. Mereka memiliki mata putih kosong. Setiap kali lampu mati, mereka beringsut mendekat. Ketika lampu menyala, mereka lenyap. Ketika lampu dimatikan mereka turun dari lemari dan berjalan ke tempat tidurnya, memanjat tempat tidur dan mencoba meraihnya. Itu membuatku takut. Tapi dari sini semakin memburuk.
Ini menjadi kejadian malam dan kedua saudara lelakiku segera meminta lemari diberi kunci rantai. Ibuku menurutinya sehingga mereka akhirnya bisa tidur. Aku mulai tinggal bersama saudara-saudaraku di malam hari untuk membantu mereka tidur. Malam ketika kunci ditempatkan di pintu, kami tertidur dengan sedikit rasa takut.
Sampai akhirnya pintu itu seakan terbanting dengan keras sejauh cakupan rantai itu dan aku bersumpah kami bertiga melihat tangan hitam kecil mencakar celah-celah lemari. Ini menjadi hampir setiap malam. Bahkan bisikan-bisikan mulai datang dari pintu lemari. Membujuk-bujuk kami untuk mendekati pintu. Mereka seakan putus asa memohon untuk membiarkan mereka keluar.
Ibuku mengira kami memiliki imajinasi yang terlalu aktif dan mengerikan. Mungkin dia benar. Ini terus berlanjut selama hampir satu tahun dan mulai berhenti pada tahun yang sama, tidak ada suara, tidak ada jejak. Tidak apa-apa.
Namun setelah itu hal-hal aneh lainnya terjadi dari waktu ke waktu. Beberapa menakutkan, beberapa aneh. Kami bertambah tua. Kami tinggal di rumah itu selama 13 tahun. Aku berpindah rumah mendapatkan kamarku sendiri dan aku tanpa mempermasalahkan bahwa kami pindah ke rumah tepat di samping rumah masa kecil kami. Sekarang aku sudah melupakan semua hal aneh di masa kecilku dan tidak mengingatnya sampai aku berjalan-jalan dengan anjingku pada suatu malam di dekat jam 3 pagi.
Aku terjaga sepanjang malam. Jendela kamar saudara laki-lakiku menghadap halaman belakang rumahku yang dulu. Aku menoleh ketika anjingku mulai menatap ke arahnya dan menemukan lampu menyala dan mati, berulang-ulang. Aku merasa aneh. Aku menjadi ingat tentang anak-anak yang keluar dari lemari. Bagian yang paling aneh bagiku, adalah keluarga yang pindah ke rumah lamaku adalah seorang ibu tunggal dari 3 anak laki-laki. Sama seperti keluargaku. Dan sama seperti keluargaku juga, usia anak-anak mereka cukup dekat dengan usia 9, 7, dan 5 tahun.
Setelah melakukan penelitian, aku menemukan bahwa rumah itu dibangun pada 1980 atau 1981, itu menampung sebuah keluarga muda sampai akhirnya 1987 ketika terjadi kebakaran listrik. Keluarga itu memiliki seorang ayah yang bekerja di tambang dan sering pergi, tinggallah di rumah ibu, dan 3 putranya, kira-kira 8, 6, dan 4. Ketika kebakaran terjadi, bocah-bocah itu terperangkap di kamar tidur yang pernah ditempati oleh saudara-saudaraku.
Anak-anak lelaki dari keluarga asli tersebut meninggal karena menghirup asap. Hanya 2 dari 3 mayat yang ditemukan. Sang ibu berhasil keluar dan kemudian hidup sendiri. Rumah itu hancur selama 2 tahun dan dibangun kembali pada 1989-1990.
Pada waktu itu beberapa kematian aneh terjadi. Seorang suami dan istri pindah dengan seorang bayi perempuan yang meninggal karena sakit 5 bulan setelah pindah. Pada tahun 1991 seorang pria lajang pindah dan menggantung diri di ruang bawah tanah. Pada tahun 1993 atau 1994 sebuah keluarga besar beranggotakan 6 orang yang terdiri dari seorang ibu, ayah, 3 anak laki-laki dan seorang anak perempuan pindah. Anak perempuan itu memotong pergelangan tangannya di bak mandi dan meninggal karena kehilangan darah. Setahun kemudian putra tertua menembak dirinya sendiri di ruang bawah tanah. Rumah itu tetap kosong sampai 1997 ketika seorang janda dan putrinya menempati rumah tersebut. Tidak ada insiden yang tercatat ketika mereka mengosongkan rumah itu kembali pada tahun 1999, tahun ketika saudara lelakiku lahir. Keluarga lain masuk dan keluar tanpa insiden sampai 2004 ketika giliran keluargaku menghuni rumah tersebut. Kami kemudian pindah pada 2012