Boneka Cantik

221 12 0
                                    

Tulisan ke 75 ini berawal dari sahabat sewaktu masih SD kelas 5. Maysaroh, suci, dan riri beserta ayu adiknya. Mereka pergi bermain dirumah suci tanpa mengajakku. Hari itu mereka asyik bermain dirumah suci, dan memetik buah rambutan mini. Di pekarangan belakang rumah suci ada beberapa pohon rambutan. Dan mempunyai rambutan mini yang ukuran buahnya kecil-kecil, tidak seperti rambutan biasa pada umumnya.

Dan setelah puas memetik sekaligus makan rambutan, mereka pergi ke samping rumah suci sebelah timur. Entah pada ngapain mereka disitu, karena disitu masih ada lahan kosong beserta sebelahnya sawah. Area ini tepat berada diseberang jalan bangunan posyandu yang terkenal angker itu. Jika kalian baca cerita “siapa yang menyapu?” dan “maraton horor” pasti tahu posisi tempatnya.

Nah ketika sedang asyik di situ,tiba-tiba riri dan ayu adiknya menemukan sebuah boneka cantik. Boneka itu terlihat masih bagus. Akan tetapi ketika riri melihat matanya, seakan boneka cantik itu seperti hidup atau mempunyai nyawa.

“Jangan diambil boneka itu!” kata suci.
“Memang kenapa?” kata riri.
“Ya pokoknya jangan” jawab suci.

Tapi ketika riri merebut boneka cantik itu dari tangan ayu adiknya. Si ayu malah merengek untuk memintanya dan ingin membawa pulang boneka itu. Karena ayu orangnya manja dan harus diturutin permintaannya, sehingga riri membiarkannya untuk membawa pulang. Saroh dan suci hanya diam saja. “Ya sudah terserahlah, tapi jika nanti ada apa-apa jangan salahkan saya” kata suci.

Pas ayu sedang asying menimang-nimang boneka cantik itu, dan mengangkatnya dengan kedua tangannya keatas kepala. Tiba-tiba! Ada suara “cetuk”, argh, aduh sakit! *Hiks, hiks kata ayu Yang tiba-tiba menjerit dan berteriak, lalu menangis kesakitan sambil memegang kepalanya yang berdarah.

 

“Ada apa dik?” tanya riri yang merasa kebingungan sekaligus takut melihat adiknya berdarah banyak.
“Boneka itu, boneka cantik itu kak, dia berat banget dan jatuh dikepalaku” kata ayu sambil menangis.

Saat riri, maysaroh dan suci melihat boneka itu yang sudah dibuang oleh ayu. Tiba-tiba mereka melihat mulut boneka itu ada darah ayu, dan terlihat sambil tersenyum. Sontak mereka semua berlarian dan menuju sebelah rumah suci. Lalu menumpang kekamar mandi milik tetangga suci untuk membersihkan luka ayu. Kemudian maysaroh dan riri beserta adiknya pulang. Dan selang 3 harinya, mereka mengajakku untuk mengambil rambutan, kebetulan rumah suci berada dibelakang SD.

Kami memetiknya ber-5 bareng, karena ada aku dan eka (kecuali ayu karena belum sekolah). Selesai memetik, riri dan saroh mengajakku kesebelah timur rumah suci. Entah kenapa mereka mengajak aku dan eka kesana. Saat sudah sampai, mereka bercerita dan sambil mencari-cari boneka cantik itu. Tentu saja aku dan eka penasaran dan ingin melihat boneka itu. Akan tetapi kami tidak menemukannya.

“Mungkin kemarin sudah diambil orang wetan (timur desa), karena aku lihat dari jendela ada beberapa anak disini” kata suci.
“Ya, sayang ya, padahal kami ingin pastikan milik siapa boneka itu” kata riri dan saroh.
“Sudahlah, aku saja menemukan boneka itu disini, dan aku kelonin, tapi setiap malam, seperti ada yang mengikutiku” kata suci.
“Terus, kamu tahu siapa pemiliknya?” kata riri.

“Aku tidak tahu, mungkin itu adalah boneka milik anak belanda yang dulu tinggal diarea sini” jawab suci.
“Ah masa iya, jika itu boneka zaman dulu, terus kenapa masih terlihat bagus dan ada dizaman sekarang?” kata saroh.

“Ya mana saya tahu! Tapi didalam mimpiku, aku sering mimpi buruk dan didatangi anak kecil seusia ayu, dan dia minta bonekanya untuk dikembalikan padanya, itu sebabnya aku melarang kamu riri untuk tidak mengambilnya” kata suci panjang lebar.

“Iya, saya juga sebal sama ayu, yang tidak mau melepas bonekanya, aku juga sempat khawatir waktu itu, karena suci sudah melarang, apalagi kita menemukannya dikebun kosong angker” kata saroh yang menahan jengkel. Setelah mereka ber-3 sedang saling adu mulut. Aku dan eka pun berkata “ya sudah, lebih baik sekarang bonekanya sudah gak ada kan? Jadi kita semua aman”.

“Iya walaupun aku sebenarnya penasaran sih” kata eka. Lalu kami kembali ke sekolah berlarian karena bell masuk telah berbunyi.

Horor NyataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang