KKN di Desa Penari 12

82 3 0
                                    

Sorot matanya tajam, dengan mata nyaris hitam semua. Widya menjerit sejadi-jadinya. Kali berikutnya, seseorang memegang Widya kuat sekali, menggoyangkannya sembari memanggil namanya, Wahyu.

Widya melihat Wahyu yang menatapnya dengan tatapan bingung plus takut.

"Bengi-bengi lapo As* nari-nari gak jelas nang kene  (malam-malam ngapain anji*g!! nari sendirian di sini seorang diri)!!"

Jeritan Widya rupanya membangunkan semua orang, termasuk si pemilik rumah. Widya melihat sorot mata semua orang memandangnya, tak terkecuali Nur yang rupanya baru saja keluar dari dalam rumah.

"Onok opo to ndok (ada apa sih nak)?" kalimat itulah yang pertama kali Widya dengar. Si pemilik rumah tampak khawatir, namun Widya lebih tertuju pada Nur, ia juga memandang dirinya, mereka sama-sama termangu memandang satu sama lain.

Kejadian itu, diakhiri dengan cerita Wahyu.

Wahyu menceritakan semuanya, awalnya ia hanya ingin mengisap rokok sembari duduk di teras posyandu, kemudian ia tidak sengaja melihat seseorang, sendirian, menari-nari di tanah lapang, karena penasaran, Wahyu mendekat, sampai Wahyu baru sadar bila yang menari itu adalah Widya.

Semua yang mendengarkan cerita Wahyu hanya bisa menatap nanar, tidak ada yang berkomentar. Si pemilik rumah akhirnya menyuruh mereka semua bubar dan masuk ke dalam rumah lagi, karena hari semakin larut.

Si pemilk rumah, berjanji akan menceritakan ini kepada Pak Prabu. Namun ada satu hal, yang sengaja Wahyu tidak ceritakan, nanti, ia akan menjelaskan semuanya.

Namun malam itu, benar-benar malam yang gila, seolah-olah menjadi pembuka rangkaian kejadian yang akan mereka hadapi di sela tugas KKN mereka ke dalam situasi yang paling serius.

Semua orang sudah berkumpul, memenuhi panggilan Pak Prabu. Beliau bertanya tentang bagaimana kronologi kejadian. Ayu mengaku tidak tahu, Widya mengatakan ia sedang mengejar Nur yang pergi keluar rumah, namun Nur mengatakan ia hanya pergi ke dapur untuk mencari air minum.

Semua penjelasan itu tidak membantu sama sekali, namun tampak dari raut muka Pak Prabu, ia lebih tertarik bagaimana Widya bisa menari bila latar belakangnya saja bahwa ia mengaku tidak pernah belajar menari sebelumnya.

Horor NyataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang