Happy Reading
***
Semenjak insiden siram menyiram terhadap dirinya, Netta semakin di jaga ketat oleh satya. Dan Satya malah menyalahkan dirinya sendiri akan hal itu karena dirinya tak tahu jika akhirnya akan seperti ini.
Adam memberitahu pada Satya semua yang terjadi di toilet waktu itu, mau tak mau Satya juga berterimakasih pada adam. Ya walaupun Satya agak risih juga saat Netta di bully seperti itu Adam malah mengajaknya jalan jalan, alih-alih langsung di pulangkan ke rumah malah di bawa keluar.
Ada gejolak yang mengganjal di hati Satya mendengar bahwa ada seorang pemuda selain dirinya yang mengajak Netta pergi dan malah bukan dirinya. Netta hanyalah untuknya dan itu miliknya! selamanya.
"Tidur ta.. Udah malem." ucap Satya yang masih setia menuggu Netta menyelesaikan tugas sekolahnya.
"Iya bang.. Bentar." jawabnya yang masih terus berkutat dengan soalnya.
Satya menarik paksa buku yang sedang Netta kerjakan dan mengisi soal soal yang lumayan masih banyak Netta sisakan tadi.
Bukan Satya namanya jika menyelesaikan soal yang hanya dalam hitungan menit sangat mudah di selesaikan olehnya. Dan pada menit ketiga Satya dengan bangganya menyerahkan buku itu kembali pada sang pemiliknya.
Satya menaikan sebelah alisnya karena Netta memandang buku itu nyaris cukup lama hingga membuat dirinya bertanya tanya, ini bukan pertama kalinya Satya menyelesaikan tugas sekolah netta kan. Gadis itu hanya menghembuskan nafas pelan namun agak kasar, lalu ia bangkit dan mengikuti satya ke ranjang kamarnya.
"Kenapa? " tanya Satya sembari menaikan selimut tebalnya hingga dada dan membalikan tubuhnya ke arah Netta yang di mana mereka saat ini sedang berhadapan.
"Enggak apa apa kok bang." jawabnya enteng dan tersenyum tipis.
Satya membalas senyumnya kemudian mendekap tubuh Netta di dalam selimut itu.
***
Bunyi alarm yang nyaring itu membangunkan pemuda yang saat ini mengeliat di atas ranjang king size nya. Ia sangat malas sekali untuk bangun dan bergegas untuk sekolah, yang saat ini ia inginkan adalah tidur kembali hingga terbangun lagi. Tapi ia tak bisa tidur lagi setelah melihat jam yang tertera di jam becker nya.
Dengan tergesa pemuda itu berlari ke dalam kamar mandi dan melakukan aktivitas mandinya. Setelah selesai ia menyambar kunci mobilnya dan segera turun ke bawah untuk berangkat menuju sekolah.
Setibanya di bawah ia melihat meja makan yang ramai dan mereka sesekali tertawa dan Adam benci melihat pemandangan yang saat ini berda di depan matanya, sangat muak baginya jika harus melihat pemandangan yang membosankan setiap harinya.
"Adam sarapan dulu." ucap seorang pria paruh baya.
Tanpa ada kata kata yang keluar adam malah berjalan keluar tanpa melihat pria itu lagi. Dia tidak butuh siapapun di di sini, bahkan dari dulu sampai sekarang ia berjuang sendirian untuk hidup.
Adam melajukan mobilnya ke sekolah, suasana hatinya selalu saja begini setiap pagi. Muak? Jujur iya, matanya sudah jengah melihat pemandangan yang merusak mata. Padahal jika ia hidup sendiri itu mungkin akan cukup memudahkan jalanya untuk menghirup udara di dunia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother and Sister [END]
Teen FictionHanya tentang adik kakak yang memiliki masing-masing dua karakter saja di dalam keadaan tertentu. Bukan dua kepribadian, melainkan lebih kepada dua sifat. Jika di depan mereka memasang wajah dingin nan datar bak tembok afrika, lain halnya jika pada...