Hai guyss... 🖐🖐🖐
Ini sebenernya extra part yang pernah saya publish, tapi karena berhubung ada perombakan jadi saya hapus☺
Dan di extra part 1 saya udah kayak ngasih petunjuk gitu kalau satya pastinya bakal tunangan sama netta dan setelah itu nikah, tapi sambil lanjut kuliah.😭
Kalau sekarang sih netta nya udah dapet gelar dokter ya, soalnya udah punya angkasa sama pelita kan💕
Jadi teruntuk chapter ini adalah extra part terakhir buat Brother And Sister ya guys!! ☺☺☺
Tetap semangat❤ Enjoyyyy
Happy Reading
***
Ternyata benar, apa yang di ucapkan satya terdahulu. Dia benar-benar memegang ucapan dan prinsipnya.
Terbukti hingga kini mereka sudah berumah tangga dan di karuniyai dua orang anak yang sekarang sudah tumbuh menjadi seorang remaja.
Angkasa dan pelita.
Kembar tak identik.
Brakkk...
Satya menggebrak meja makan, semua hening. Tak ada yang berani berbicara.
"Bagaimana dengan ini? BAGAIMANA?! " teriak satya dengan menunjukan kertas yang berisi pulpen merah.
"PAPA DAN MAMA DULU GAK PERNAH SEDIKIT PUN DAPET NILAI MIN KAYAK KAMU! " katanya lagi dengan meninggikan suaranya.
"PAH! Angkasa bukan papa! Angkasa bukan mama! Papa ngerti ngerti gak sih?! " balas angkasa dengan nada yang tak kalah tinggi.
Satya tertawa miris, "Kamu lihat pelita? Dia selalu dapet nilai plus. Karena apa? KARENA DIA RAJIN BELAJAR! GAK KAYAK KAMU YANG SELALU NGEBANGKAG! " kali ini kesabaran satya habis sudah.
"Dan angkasa juga bukan pelita pa! " selahnya.
"Mau jadi apa kamu? Apa susahnya kamu ikutin perintah papa! Papa gak habis pikir sama kamu. Tiap minggunya pasti ada surat dari sekolah! Jangan mentang-mentang sekolah itu punya papa, kamu berbuat seenaknya. "
"Kamu kira papa bakal bedain kamu sama yang lain? Enggak angkasa! Kamu salah besar. Yang punya sekolah itu papa!bukan kamu. "Lanjutnya.
"Terserah. Hari ini aku gak ada mood buat sarapan. " katanya sembari beranjak dari meja makan.
Namun pelita mencekal pergelangan tangan angkasa dengan tatapan memohon.
"Enggak ta! Gue gak bisa. Lo aja sana yang nurut sama dia, kan lo kelinci nya dia. " ucap angkasa dengan tak tahu sopan santun menyebut kata 'dia' pada satya.
"ANGKASA!! " peringat satya.
Angkasa melengos pergi. Telinga, mata, dan seluruh isi kepalanya sudah pusing mendengarkan ocehan papa nya yang setiap harinya akan semakin menjadi jadi.
Netta menahan lengan satya, ia kemudian mengejar angkasa yang baru saja membuka pintu rumahnya yang besar.
"Angkasa." panggil netta.
Angkasa menoleh, "Apa lagi si ma? Angkasa udah males dengerin omongan papa yang tiap harinya panas di telinga angkasa ma. " keluhnya.
Netta tersenyum, ia mengelus rambut angkasa dengan sayang.
"Kamu mau berangkat sendiri? Pelita gimana? " kata netta dengan hati-hati.
Angkasa menghela nafas, "Suruh jalan kaki aja ma. " putus angkasa.
"No no. BIG NO! Tega kamu sama sodara kembar kamu sendiri?! " ucap netta dengan nada pura-pura shock.
"Yaudah deh suruh terbang aja ma si pelita nya. " ucap angkasa yang di susul dengan tawanya.
Netta ikut tertawa melihat putranya bisa tersenyum setelah tadi satya memarahinya.
Tiba-tiba angkasa memeluk netta erat, ia menghirup aroma tubuh mama nya yang selalu membuat hatinya tenang.
"Makasih ma. " ucapnya tulus.
"Makasih buat apa sayang? " kata netta sembari mengelus punggung lebar angkasa.
"Makasih karena mama selalu ada buat angkasa di saat papa selalu maksain kehendaknya. Mama udah sabar ngurus aku walau mama tau angkasa bandel. " angkasa masih betah berada di dalam dekapan sang mama.
Netta menggetok kepala angkasa, "Makanya! Belajar yang bener kalau kamu sayang sama mama. " ucap netta dengan nada sok pura-pura marah.
Pemuda itu melepaskan pelukannya, ia hanya nyengir kuda di depan netta.
"Iya ma. "
"Iya iya tapi tetep malah bandel. "
"Iya insyaallah maksudnya. " putus angkasa.
"Bagus yah. Ke sekolah gak bawa tas? " tanya netta selidik.
"Bawa dong ma, tapi di mobil. "
"Yaudah kamu berangkat sana. Tapi tungguin dulu pelita. " ucap netta.
Angkasa mengangguk.
"Pelitaaa... " teriak netta memanggil anak perempuannya.
Dan pintu besar itu terbuka memperlihatkan pelita yang sudah siap. Gadis itu tumbuh cantik seperti netta dahulu, dari atas rambut sampai ujung kaki mereka nampak seperti adik kakak.
"Iya ma. " balas pelita sembari memberikan bekal makanan pada netta.
"Nih, jangan lupa di habisin. " serahnya pada angkasa.
"Ay ay captain! "Ucapnya sembari memberi hormat.
"Yaudah sana berangkat, kesiangan nanti. " ucap netta.
Angkasa dan pelita menyalimi netta dan turun ke halaman untuk masuk ke dalam mobil.
"Ta.. Lo gak boleh naik mobil. " ucap angkasa sembari berjalan.
Pelita mengernyit, "Kenapa? "
"Soalnya gue udah nyewa odong-odong buat nganter lo ke sekolah. " Angkasa langsung menyemburkan tawanya.
Pelita menoleh pada netta sembari menunjuk angkasa, "Maaaa.... Liat angkasanya ma.. " adu pelita.
"Angkasaaaa.. " keringat netta.
"Iya iya ma. Angkasa becanda. "
Setelah itu angkasa masuk ke dalam mobil yang di ikuti pelita di samping kemudi.
Dari kejauhan satya melihat semuanya, ia sadar bahwa dirinya terlalu memaksakan kehendaknya pada angkasa. Tapi ini untuk masa depannya, untuk masa depan anak-anak nya.
Angkasa tidak bisa seperti ini terus. Ada kalanya ia harus berusaha, dia harus bisa membuat dirinya berguna. Menggapai cita-citanya agar bisa hidup dengan bahagia dan di kemudian hari.
"Udah puas ngintip nya? " ucap netta yang membuat satya terperanjat di tempatnya.
"Eh mama.. " balas satya dengan cengiran lebarnya.
~~~~
Holaaa..... 😘😘😘
Kangen banget saya sama kalian. Gimana nih? Tau tau netta sama satya udah punya anak aja😭😂😂
Campur aduk perasaan saya nulis ini, antara seduh dan bahagia 😩😍
Setuju gak kalau saya buat cerita tentang ANGKASA SAMA PELITA? Atau mending Extra part 2? Atau enggak sama sekali?
VOTE & COMMENT masih tetap berlaku ya... 💕💕💕
Jangan lupa mampir ke lapak sebelah. Kalian bisa kunjungin cerita saya yang lain nih. ☺☺☺
-Raya
-Giana
-RetakGo go! Cepetan mampir ya😘
Ig: AnnisaZahwa05 😊😊 go follow
Sangkyuu:*
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother and Sister [END]
Teen FictionHanya tentang adik kakak yang memiliki masing-masing dua karakter saja di dalam keadaan tertentu. Bukan dua kepribadian, melainkan lebih kepada dua sifat. Jika di depan mereka memasang wajah dingin nan datar bak tembok afrika, lain halnya jika pada...