TIGA PULUH SATU

11.7K 590 34
                                    


Hola😊

Maaf sebelumnnya karena saya sangat sangat lama buat update, dikarenakan ada kesibukan yang ngebuat saya gak sempet buat nulis.

Dan sayang sangat membutuhkan dukungan dari kalian. Jadi jangan lupa buat VOTE and COMMENT biar saya ce0et update 🤗🤗🤗

Happy Reading ❤

***

D

engan cepat netta beranjak dan keadaan canggung sejenak, kemudian menjadi cair lagi ketika Dikta yang memecahkan suasana yang canggung.

Hingga tak sadar waktu sudah hampir larut malam, mereka berbincamg dan tertawa selama itu kah? Ah, sepertinya iya.

Pemuda itu pamit dan pulang setelah menyadari jam menunjukan pukul jam sepuluh, dengan suasana hati yang lega Dikta pulang. Dirinya hanya ingin memastika netta dalam keadaan selamat, sebab melihat gerak geriknya siang tadi membuat dikta agak resah memikirkannya.

Selalu saja, hatinya menghangat jika gadis itu berada di sisinya. Baru kali ini dikta merasakan kehangatan seperti yang di lakukan netta.

Ah, sepertinya pikurannya akan teralihkan. Ia sedang mengemudi, sebaiknya fokus terlebih dulu saja pada jalanan yang memang masih ramai.

***

Menarik nafas dalam-dalam, kemudian menghembuskannya. Terus saja itu yang netta lakukan, ia menunggu pemuda yang biasa mengantar jemputnya pulang pergi tapi sekarang tak kunjung juga datang.

Tumben sekali Dikta lama, biasanya jika netta baru keluar gerbang dirinya sudah setia di depan gerbang menunggu.

Netta mengembungkan pipinya, berharap dikta segera datang.

Dari kejauhan terlihat motor besar yang biasa ia tumpangi. Benar, itu Dikta. Netta melambaikan tangannya padanya.

Dikta yang memang sudah paham langsung menghampiri netta dan berhenti tepat di depannya.

"Maaf pak, kenapa bapak lama sekali. " seru netta yang agak kesal.

"Maaf mbak, tadi saya ada sedikit urusan. " balas dikta.

Setelah itu mereka berangkat tanpa kata. Netta hanya dia membisu dan dikta yang memang sedang fokus mengemudi.

***

Seperti biasa, tak ada yang istimewa. Hari-hari netta tetaplah sama, menjalani rutinitas yang biasa ia lakukan.

Sampai sekarang ia tak tahu bagaimana alur cerita hidupnya ini. Entah mengapa, tapi memang netta merasa tak pernah puas dengan skenario yang tuhan rencanakan.

Dikta menelponnya tadi sore, pemuda itu mengatakan bahwa ada sesuatu yang akan dikta sampaikan padanya. Tumben sekali memang, biasanya dia akan ke rumahnya tapi kali ini berbeda, dia ingin bertemu di luar.

Hingga tak di sadari bahwa saat ini sudah menunjukan pukul jam tujuh malam dan netta pun bersiap untuk pergi dengan pakaian seadanya. Toh ini bukan pergi ke acara kan, ditambah lagi ini sudah malam jadi ia tak berniat untuk merapikan penampilannya.

Netta hanya memakai celana panjang dan hoodie seadanya, tak lupa rambut panjangnya yang si ikat menjadi satu.

"Bi.. " panggil netta.

Brother and Sister [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang