ENAM BELAS

15.9K 794 36
                                    

Happy Reading

***

Kemala baru keluar dari wc bersama reni yang sedang bercermin di dalam toilet. Tetapi kemala merasa mendengar suara orang yang sedang menangis, walaupun itu sangatlah pelan tapi itu masih dapat ia dengar dengar.

"Ren! Lo denger ga? " Kemala agak aneh, tangisan itu berhenti sejenak membuat reni tak percaya tapi bulu kuduk nya merasa berdiri.

"Apaan? "Tanyanya was was.

"Ada yang nangis deh kayaknya! "Mata kemala tak hentinya melirik semua juru toilet dengan awas. Namun sepertinya reni yang sangat penakut langsung menarik pergelangan tangan kemala dan langsung di hadiahi geplakan tangan.

"Diem dulu anjir! " sungutnya sembari membuka semua pintu wc tetapi hanya pintu wc ujung yang tak dapat di buka dan terdapat tulisan 'Wc rusak'.

Kemala tetap bersikukuh membuka pintu itu hingga mendobraknya, tetapi tak kunjung juga terbuka. Sepertinya jika berdua akan lebih kuat dan bisa terbuka, maka ia menyuruh reni agar ikut membuka pintu itu.

Brakkk...


Ternyata benar dugaannya bahwa ia mendengar suara tadi, dan lihat? Oh, alangkah terkejutnya dia melihat seorang gadis yang menyembunyikan wajahnya di kedua lututnya.

Dengan tubuhnya yang bergetar dan seluruh pakaiannya yang basah kuyup, kemala dapat menebak bahwa gadis itu sedang menangis tersedu.

"Lo gak papa kan? "Tanyanya sembari menepuk pundak gadis itu.

Gadis itu mendongak dan kemala yang yang melihatnya heran karena keadaannya yang cukup mengenaskan, dengan air mata yang berlinang seraya dua kereta hijau yang turun (ngerti pasti) membuat si empunya bergidik.

"Kemal.. Hiks" Tangis aulia kembali pecah.

Kemala yang gercep langsung membawa aulia yang di bantu oleh reni menuju uks dengan memapahnya perlahan untuk berjalan.

Satya melihat gadis yang dibantu berjalan menuju uks itu, dapat di pastikan bahwa itu temannya netta yakni aulia. Namun ia tak ada urusan untuk ikut campur dan meskipun itu teman netta tapi bukan urusannya kan? Jadi, ia tak harus peduli. Tujuannya sekarang adalah melihat netta apakah gadis itu baik baik saja.

Setibanya di depan kelas netta, satya malah bergilir ke arah jendela kaca untuk memastikan saja. Rupanya gadis itu sudah menuruti perintahnya, dan hatinya lega jika netta tak apa-apa.

Jika dipikir kembali, apakah satya harus memberi tahu netta? Huh! Baiklah, sepertinya memang harus begitu. Satya melihat siswi yang akan masuk ke dalam kelas, ia menepuk bahunya. Gadis itu bukanya bertanya malah diam membeku agak lama memang, hingga membuat satya menepuknya kembali.

"Eh?! Iya kak ada apa? "Setelah usai dari keterkejutanya ia melihat satya dengan agak gugup.

"Netta. "

"I-iya.. Kak. "Dengan langkah tergesa gadis itu memasuki kelas dan segera menghampiri netta.

"Kenapa? "

"Kak satya" cicitnya seraya meliriknya ke arah luar.

"Oh.. Thanks. "

Netta ingin tertawa melihat ekspresi gadis itu yang menurutnya menggelikan, namun bukan satya namanya jika tak membuat para siswi siswi seantero sekolah terkagum-kagum padanya.

Brother and Sister [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang