Happy Reading
***
Bel pulang sekolah berbunyi, dan sekarang siswa siswi mulai berhamburan dari kelas dalam mereka masing masing dengan tak sabaran. Kelas sudah sepi karena semua murid sudah bergegas keluar dan kini hanya tinggal mereka di dalam.
"Gabut nih kuy, keluar yok!" ajak Selly, jadwal hari ini sungguh kosong melompong tak ada acara, yang ada ia akan bersarang serta berdebu jika berdiam di rumah.
Mereka berlima keluar secara bersamaan. Dan tentunya seperti biasa mereka keluar kelas selalu paling akhir. Entahlah, mungkin karena sumpek jika harus berhimpitan untuk hanya sekedar keluar, toh nanti juga semuanya akan bisa keluar jika mereka sabar menunggu.
"Ke mana? " tanya Netta.
"Kemana kek,yang penting gue gak bulukan." jawabnya sembari menghela nafas.
"Mandi bola? " Netta berucap asal.
"Pale lo! Gak nyadar badan kita-kita segede gaban anjir! " cetusnya. Oh ayolah, yang benar saja bermain mandi bola? Alih-alih anak balita yang bermain, malah para monster yang menghancurkan.
"Ide bagus! " Selly menjawab dengan sangat bersemangat, dirinya sudah dari dulu ingin mandi bola, namun seringkali tidak jadi karena tak di perbolehkan.
"Si anjir! Mau aja kutil badak." jawab Netta.
"Jadi? " Ina yang sedari tadi bungkam mengeluarkan suaranya juga.
"Apa! "Sungut mereka berempat pada ina.
Ina mengelap wajahnya, hujan lokal itu datang mendadak tiba-tiba dan sepertinya itu sudah menjadi kebiasaanya, dihujami oleh hujan lokal dari mereka. Jika ia bisa memilih, dirinya akan memilih kehujanan saja, karena itu sudah jelas berkah tuhan, lalu ini? Oh yang benat saja.
"Kalian gak ngerasa ilang satu gitu? " ucap Ina sebari mengangkat sebelah alisnya.
Mereka berempat kompak menepuk jidat bersamaan. Mereka lupa, dan tidak akan menyadari jika Ina tidak bertanya tadi dan mereka berlima lari terbirit ke arah kelas, hampir saja mereka lupa.
Saat sudah berada di dalam kelas mereka heran, kemana anak itu? Padahal mereka tadi baru sampai depan kelas. Disana terdapat Fazhira dan bilqis yang sedang piket.
"Faz" ucap Netta memanggil bertanya pada Fazhira yang sedang menyapu kelas.
"Kenapa? " Fazhira kali ini menoleh ke arah Netta dengan mimik wajah bertanya.
"Tadi lo liat aulia? Tadi dia di sini. " tanya Netta dengan nafas yang masih agak terpenggal karena habis berlari tadi.
"Oh iya tadi gue liat, kalau gak salah dia ke toilet deh. " jelas Fazhira yang memang melihat aulia pergi ke toilet saat dirinya mengisi ember.
Mereka berlima langsung tergesa berjalan ke arah toilet, meninggalkan Fazhira yang kebingungan di sana. Hingga sesampainya mereka di depan wc mereka bingung, bagaimana bisa mengetahui temanya itu ada di wc mana.
Di sana terdapat empat pintu. 'Masa iya harus teriak' batin Novi.
"Aulll.... "
Sontak mereka melotot ke arah Netta, dan menggeplak kepala netta bersamaan, "Si anjir, Sakit! " sungut nya.
"Ya lo teriak, kayak tarzan lebih anjir! "
"Biar ketauan elah." Netta mendelikan mata pada mereka.
"Aull, Lo di wc mana aull? " lanjutnya.
Dan pada detik itu juga pintu toilet ujung terbuka dan menampilkan cewek ceking yang sedang mengusap mukanya. Seperti yang mereka duga, ia baru bangun tidur dengan mata agak sipit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother and Sister [END]
Novela JuvenilHanya tentang adik kakak yang memiliki masing-masing dua karakter saja di dalam keadaan tertentu. Bukan dua kepribadian, melainkan lebih kepada dua sifat. Jika di depan mereka memasang wajah dingin nan datar bak tembok afrika, lain halnya jika pada...