Kita tidak akan pernah tahu kapan takdir mempertemukan kita dengan orang-orang yang tepat. Namun yang pasti aku akan selalu berada disisimu, memerhatikanmu dan menyentuh hatimu.
-Hello and Goodbye-
...
Takdir itu unik, membawa seseorang menuju perjalanan baru. Penuh tanda tanya, tidak dapat diperkirakan, terlebih lagi memaksanya agar sesuai dengan keinginan. Kita tidak akan pernah tahu kapan hal itu terus berjalan bahkan terhenti. Sama seperti sama halnya kita tidak akan pernah tahu kapan saatnya kita dipertemukan dengan seseorang yang terbaik.
Aku mencintaimu...
Bukanlah kata yang mudah diucapkan
Biarkan melodi gitar ini mengalir...
Menyampaikan bahwa aku selalu merindukanmu...
Suara bass milik Takumi mengalir lembut. Bukan hanya vokal, tapi begitu juga dengan chorus dan alunan musik yang mengalun memenuhi setiap sudut lapangan panggung.
Para penggemar yang lebih didominasi oleh kaum hawa itu kini menggerakkan tubuh kanan kiri dengan pelan sesuai dengan alunan nada. Tak ada suara dari bawah panggung, semuanya seolah tengah menghayati setiap lirik yang dilantunkan oleh si pemilik suara bass itu.
"Yosh! Takumi!"
Sebuah tepukan melayang di bahu Takumi. Sontak saja pemilik wajah bundar itu menoleh, meletakkan gitarnya di sudut belakang panggung lalu memerhatikan seseorang yang seenak hati menepuk bahunya dengan kuat.
Suara berisik dengan nada ceria dan hobi menepuk bahu seseorang dengan sesuka hati itu siapa lagi kalau Masaki. Ya, Masaki Uchida, yang selalu dikenal para penggemar dengan tingkah absurdnya.
Berguling di tengah panggung, berlari sana-sini dan jangan lupa satu kasus yang tidak akan pernah dilupakan oleh siapapun adalah ketika cowok itu tidak sengaja merobek celana panggungnya ketika sedang melompat untuk berinteraksi dengan para penggemarnya.
Untung saja wajah itu enak dipandang, selain memiliki sisi imut, suara yang terkesan riang itu juga membuat para penggemar di sana selalu menantikan keberadaanya.
Ya, untunglah. Setidaknya ada beberapa hal yang masih bisa dibanggakan. Meskipun tidak dapat dipungkiri, baik Takumi maupun penggemar lainnya mengakui kehadiran cowok itu tergolong penting, hanya seorang Masaki yang dapat melantunkan lelucon absurdnya di tengah panggung.
"Berisik," balas Takumi datar, diraihnya sebotol air mineral dari meja ruang perlengkapan, lalu duduk, meneguknya hingga tandas. Masaki berpura-pura bergidik ngeri seraya menutup mulutnya, terkejut. "Takumi-kun kejam sekali."
Tanpa jawaban Takumi hanya mengatur napas begitu merasakan sesak di bagian dada, lalu bersandar di kursi sejenak, mengelap keringat yang menyembul di dahinya tanpa henti.
Merasa diabaikan, Masaki tertawa pelan, diletakkannya gitar merah kesayangannya lalu kembali ke dalam keseriusannya. Serius? Sebelah alis Takumi terangkat, mengerling. Tidak juga, tapi setidaknya cowok ini tidak bertingkah absurd kembali.
Kursi plastik digeser ke samping Takumi, seraya mengambil sebotol air mineral juga kini Masaki berbicara. "Kau tidak mengajak istrimu kesini?"
Sudah diduga, Takumi mengembus napas panjang, pembicaraan yang ingin sekali ia hindarkan, suatu pembicaraan yang sama sekali malas ia bicarakan. Sebagai jawaban Takumi hanya menggeleng pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello and Goodbye [J-Lit]
Romance(COMPLETE) "Karena pada nyatanya mengucapkan 'selamat tinggal' tidaklah semudah mengucapkan 'halo' ___ Satu hal yang tidak pernah terpikirkan oleh seorang Ayumi dalam hidupnya adalah menikah dengan Takumi Aoki. Takumi yang pendiam, terlihat tenang...
![Hello and Goodbye [J-Lit]](https://img.wattpad.com/cover/186757169-64-k255708.jpg)