HELLO AND GOODBYE 23

97 11 0
                                        

Aku tahu bagaimana sakitnya menahan perasaan cinta dan aku tidak mau kau juga merasakannya meskipun kita mencintai orang yang sama.

-Hello and Goodbye-

...

Jika ada yang bertanya apa hal yang dapat membuat seseorang kembali hidup dalam dunianya maka jawabannya adalah dengan cinta. Dengan cinta seseorang akan menjadi jauh lebih berarti, dianggap ada, dan tidak ingin saling menyakiti.

Karena lagu cinta ini tidak sesuai...

Maka aku akan menyanyikannya...

Yey! Yey! Aku akan menyanyikannya!

Suara bass nyaring kini terdengar. Konser? Sedang melakukan perekaman? Tidak, melainkan suara itu berasal dari alat komunikasinya, hp yang tergeletak di meja kecil samping tempat tidur itu bergetar bersamaan dengan layarnya yang berkedap kedip mengikuti suara nada dering di sana.

"Hmmh..." Suara lenguhan terdengar, di balik kamar bernuansa putih cokelat itu tampak Masaki masih memejamkan mata, wajah yang tadinya tertutup dengan bantal kini tampak sudah disingkirkan begitu juga dengan tangannya yang meraba sesuatu di meja. Menyebalkan, orang gila seperti apa yang mengganggu tidur malamnya?

Masih dengan mata yang terpejam, Masaki membalas panggilan. "Oi Ryuji! Ini masih malam! Jangan mengangguku mengerti!"

"Orang gila," ucap dari seberang sana mendesis, lalu kembali melanjutkan seolah tidak peduli dengan umpatan yang dilontarkan oleh Masaki. "Jam sepuluh ini temui aku di gang sebelah kafe biasa. Jangan lupa mengenakan masker dan topimu. Aku benci menjadi pusat perhatian."

Kini mata Masaki berhasil terbuka seutuhnya, dengan wajah bantal refleks cowok itu terduduk di tempat seraya memerhatikan kembali nama yang tertera di hp-nya. Bukan Ryuji!

"Jangan sampai terlambat," Telepon ditutup seketika, Masaki mendesis, melempar hp ke tempat tidur dengan kesal. Si penelpon ini...

Kenapa selalu bersikap seenaknya?

___

Jika tadi Masaki baru saja usai dari tidur lelapnya maka Takumi berbeda. Ya, dengan wajah datar cowok mengalihkan pandangan dari layar hp-nya seraya memerhatikan Ayumi yang sedang membersihkan debu di sekitar sela rak tv ruang tengah. Kedua alis Takumi terangkat begitu cewek dengan rok biru mudanya itu menghentikan aktivitas, menoleh ke belakang, berhadapan.

"Ada apa?" tanya Takumi heran.

Tak ada jawaban dari Ayumi, gadis itu hanya menatap suaminya dengan pandangan ragu, seperti ada yang ingin ditanyakan namun tidak dapat disampaikan. Takumi yang sedari tadi duduk di sofa dengan pakaian jalannya kini kembali mengeluarkan suara. "Aku baru saja menelpon Masaki. Kalau ada hal lain yang ingin kau tanyakan, tanyakan saja."

Ayumi menggeleng, gadis itu kembali membalikkan badan bersama aktivtasnya. Aneh? Ah ya, Takumi mengakuinya, gadis ini bukan diam karena bersedih seperti waktu itu tapi lebih kepada... entahlah, Takumi tidak mengerti pandangan tajam macam apa itu.

"Kalau gitu aku pergi dulu," Takumi bangkit dari sofa, dihentikannya langkah begitu sesampai di ambang pintu lalu kembali melirik gadisnya itu. "Oh ya Ayumi, jangan berusaha membuka laci rak tv, semua barang di sana hanya berisi privasiku, mengerti?

___

"Jadi tolong jelaskan, sebenarnya kau mempunyai masalah apa denganku?"

"Hah?" Mendadak saja gumaman tersebut keluar dari mulut Masaki. Cowok dengan masker putih dan topi hitam yang menutupi kepala itu kini mengedarkan pandangan ke arah luar gang kafe. Takumi gila, batinnya. Dirinya baik-baik saja datang ke sini -kecuali mengingat cowok itu berhasil membangunkannya tadi pagi-, tanpa masalah, dan yah... meskipun itu ada mana mungkin ia memberitahunya kepada Takumi secara terang-terangan. 

Hello and Goodbye [J-Lit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang