HELLO AND GOODBYE 20

119 14 0
                                        

Semua orang mungkin bisa memberikan rasa sakit yang amat sangat. Tapi hanya orang-orang tepat yang mampu menyembuhkanmu dengan memberikan sinar kebahagiaan. 

Hello and Goodbye

...

Jika ada yang bertanya apa hal yang dapat membuat seseorang merasa terpuruk aekaligus terlindungi dalam satu masa? Maka jawabannya adalah masa lalu. Dengan kembali melihat masa lalu seseorang akan tersenyum namun dengan melihat masa lalu pula seseorang akan bersedih bahkan kembali terluka begitu dalam karena mengingat masa itu sendiri.

Mungkin jika kita sedang di dalan pemikirian positif maka masa lalu akan menjadi indah dan begitu bermanfaat. Tapi jika sebaliknya? Ya, jika sedang berada di dalam situasi negatif seakan-akan menjadi bumerang tersendiri baginya, seseorang akan semakin terpuruk apabila mencoba menepis masa lalu itu dengan kuat.

"Cerita saja," ucap Takumi untuk kesekian kali. Dan nihil, gadis yang tengah membenamkan fokusnya pada layar laptop itu hanya membungkam, menggeleng pelan seolah-olah sedang melawan seseorang yang berada di dalam tubuhnya. Tampak begitu kesusahan, lelah, dan terasa begitu berat.

"Aku dengarkan," jelas Takumi sekali lagi. Disandarkannya punggung ke sisi sofa, masih memerhatikan punggung kecil Ayumi kini tampak bergetar. Ah, bahkan gadis dengan rambut diikat satu ke belakang itu tidak lagi bisa menggerakkan jarinya ke arah keyboard laptop, terasa begitu kaku.

Takumi menahan napas, diam-diam ditatapnya wajah Ayumi melalui layar laptop yang masih saja hidup, memang tampak tidak begitu jelas tapi tetap saja gadis ini selalu membuatnya sesak napas.

Tidak peduli ketika sedang senang ataupun bersedih. Yang pasti gadis ini selalu saja mengganggu hidupnya, menyeramkan sekali.

"Seperti apapun masa lalumu, seperti apapun ceritamu aku tidak akan peduli. Pandanganku terhadapmu tidak akan pernah berubah," ucap Takuki menjelaskan, mungkin suara bass-nya bisa saja terdengar datar, tapi pandangannya?

Entahlah, ketika melihat punggung kecil Ayumi dirinya tidak lagi bisa berpura-pura. Ketika disituasi seperti ini mungkin kedua alisnya akan terangkat seolah mencoba merasakan beban yang ditanggung oleh gadis itu. "Tapi kuberitahu saja, jangan pernah menoleh ke arahku ketika sedang berbicara. Aku tidak suka menatap atau ditatap langsung oleh orang."

Ayumi tersenyum tipis, mengangguk pelan seolah memahami ucapan dari belakang.

"Ceritakan sekarang," perintah Takumi.

"Aku tidak mau hidup di masa lalu," gumam Ayumi pelan, masih saja menunduk memerhatikan setiap deretan huruf keyboard yang kini tidak lagi tersentuh. "Bagiku masa lalu itu mengerikan. Tapi meskipun mengerikan aku tetap tidak bisa berhenti untuk tidak membayangkannya. Kupikir dengan menuliskannya aku bisa berdamai dengan masa-masa itu tapi ternyata salah, aku malah semakin mendekatinya dan kenangan seperti itu terkadang menyakitiku, membuatku ketakutan."

Dari belakang, Takumi hanya bisa tertawa datar tanpa suara, diluruskannya sebelah lengan ke sandaran sofa seraya memerhatikan punggung gadis berkaos kuning tersebut.

Mungkinkah Ayumi sedang mencoba berdamai dengan rasa sakit? Ya, di dunia ini ada prinsip aneh tentang berdamai dengan rasa sakit. Rasa sakit yang seharusnya untuk ditinggalkan kini malah dirancang untuk bisa menghadapinya, dan parahnya bukan dengan cara menyerang balik rasa sakit itu tapi mencoba merangkulnya dengan erat dan bersahabat dengannya.

Semakin sakit dan demi apapun Takumi yakin bahkan ketika memeluknya maka membuat seseorang akan merasa enggan untuk bahagia meksipun hanya sebentar saja.

"Seperti apa masa lalu yang kau punya?" tanya Takumi kembali, hanya di saat momen seperti inilah dirinya bisa mengenal Ayumi jauh lebih dalam lagi dan dengan pemikiran seperti itu pula berarti dirinya harus menjauhi momen seperti ini jika tidak mau Ayumi mengenal dirinya jauh lebih dalam lagi.

Hello and Goodbye [J-Lit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang