Aku tidak mengerti, mengapa di dunia ini harus ada seseorang yang menyeramkan sepertimu. Ya, seseorang yang hidup di dalam imajinasi dan selalu memberikan cintanya padaku tanpa henti.
-Hello and Goodbye-
...
Ada beberapa orang yang berpikir bahwa akan menjadi suatu hal yang buruk bila kita selalu berada di dunia imajinasi, dimana kita sulit menerima kenyataan dan menghadapi situasi di dunia nyata yang sesungguhnya. Memang iya, hanya saja jika menjadi terlalu realistis dapat menyakiti diri sendiri bukankah jauh lebih baik bila imajinasi juga dapat dihidupkan di dunia ini. Suatu hal yang indah, mengenal arti ketulusan yang sesungguhnya bernama cinta.
"Tadaima."
Pintu berwarna cokelat terbuka pelan, sepatu hitam dilepaskan begitu berjalan tanpa suara agar tidak menganggu seseorang yang berada di dalam rumah. Takumi, cowok dengan titik hitam kecil di dagu itu menahan napas begitu melewati ruang tengah.
Sudah larut malam, perlahan dilepaskannya jaket hitam yang menyelimuti tubuhnya begitu juga dengan topi yang menyelimuti kepalanya hampir seharian. Ayumi, mata bulat itu gadis itu sudah terpejam, dengan posisi tidur duduk dan layar laptop yang masih menyala, gadis itu seolah tampak larut dalam mimpinya.
Indah, perlahan kedua sudut bibir Takumi terangkat lembut, duduk di sofa. Dicondongkannya tubuh untuk memerhatikan wajah tidur gadisnya itu. Terlihat begitu tenang.
Aku tidak akan membiarkan Ayumi mencintai orang bodoh sepertimu.
Mendadak suara bentakan Masaki tadi pagi melintasi pikirannya. Dirinya bodoh? Ya, ingin rasanya Takumi mengiyakan, dirinya memang bodoh bahkan begitu sangat karena telah menyiakan gadis seperti Ayumi. Ayumi yang hebat, yang selalu memberikan cinta tulusnya dan percayalah orang yang bodoh ini sebenarnya juga menyesal karena harus melakukan hal gila seperti ini pada gadisnya.
"Apa kau selalu tertidur seperti ini hm?" tanya Takumi pelan, menyelipkan poni di telinga kecil Ayumi lalu memerhatikan tulisan di layar laptop itu. Begitu panjang, dengan banyak halaman, dan entah mengapa berhasil membuatnya sesak napas.
Jika ada hal yang kutakutkan di dunia ini maka itu adalah diriku sendiri.
Aku berteman, membenci, dan mencintai diriku sendiri. Gila memang, tapi hanya itu yang bisa kulihat sekarang. Miris rasanya ketika aku mulai menutup hati untuk orang lain. Menyakitkan? Sangat, rasanya seperti ada seekor monster yang mencakar bagian organ tubuhku, ngilu, sesak, dan ingin menangis namun tidak bisa menangis.
Aku ketakutan.
Sangat ketakutan.
Di dalam sana aku berteriak, dengan miris meminta pertolongan.
T-tunggu! Mata Takumi membulat seketika. Bukankah tulisan ini milik...
"Ayumi," panggil Takumi pelan, mengusap puncak kepala gadis itu dengan lembut lalu berbisik. Ya, dirinya sudah cukup tahu bagaimana cara berbicara tanpa harus menyadarkan gadis itu. Ayumi akan berbicara setengah sadar ketika seperti ini. "Kau mendapat kalimat seperti ini dari mana?"
"Hmmh?" tanya Ayumi setengah sadar, mata bulat gadis itu masih saja tertutup rapat meskipun dapat Takumi lihat bola mata gadis itu seakan bergerak kiri kanan, seakan bingung antara di ambang mimpi dan realita.
"Apa tulisan ini punyamu?" Takumi mengulang kembali kalimat yang baru saja dibaca, berhasil membuat Ayumi yang menopang kepalanya di kedua lipatan tangan menggumam iya.
Iya. Takumi kembali menegakkan tubuh, dengan pelan dirinya meraih laptop berwarna soft tersebut lalu meletakkan di paha kirinya, mencoba membaca. Benar, Takumi mengernyit, tulisan ini sama seperti tulisan yang ia baca disaat pertama kalinya bertemu dengan Reina dan lagipula...

KAMU SEDANG MEMBACA
Hello and Goodbye [J-Lit]
Romance(COMPLETE) "Karena pada nyatanya mengucapkan 'selamat tinggal' tidaklah semudah mengucapkan 'halo' ___ Satu hal yang tidak pernah terpikirkan oleh seorang Ayumi dalam hidupnya adalah menikah dengan Takumi Aoki. Takumi yang pendiam, terlihat tenang...