Terkadang apa yang tidak terlihat memang menyeramkan. Masa depan itu, terkabulnya harapan-harapan itu, bahkan impian itu, apakah terwujud atau tidak, apakah baik atau tidak kita tidak akan pernah mengetahuinya.
Dan aku harap kamu tidak akan pernah lupa, kadang apa yang tidak bisa kita lihat merupakan hal yang menyenangkan. Ya, seperti kejutan ketika aku yang tidak mengetahui bahwa takdir itu akan menuntunku kepadamu.
-Hello and Goodbye-
...
Mungkin aku masihlah anak-anak yang terjebak di dalam tubuh orang dewasa.
Bahkan hingga berapa tahun berlalu aku belum bisa menjadi orang dewasa seutuhnya.
Ketakutan itu, kesakitan itu masih saja membayangi dan menghantui. Menyebalkan, bahkan aku sendiri kerepotan mengendalikan pikiran itu.
Aku membenci diri sendiri lalu berdamai dengan diri sendiri.
Aku sedih terhadap diriku sendiri lalu aku mencoba untuk bahagia dengan diri ini.
Aku yang muram, sedikit demi sedikit mencoba untuk tertawa, menaruh rasa bahagia meskipun enggan.
Suara sentuhan huruf keyboard dengan kesepuluh jari terdengar begitu kuat dan cepat di balik ruang tengah yang berukuran besar itu. Gadis dengan kaos baju berwarna kuning dan rok selututnya itu tampak fokus menatapi rentetan kata yang timbul di layar laptop, tanpa berkedip dan seolah masuk ke dalam dunia yang berimajinasi. Ya, tentu saja setelah seluruh ruangan rumah ini sudah terlihat rapi.
Berbanding terbalik dengan Takumi yang berada di dapur, laki-laki dengan baju tidur biru gelapnya itu mencoba mengaduk secangkir teh yang baru saja diseduhnya lalu menghirupnya dengan pelan begitu merasakan uap panas yang masih saja mengepul di bagian sana. Merasa sudah pas, secepat mungkin dirinya keluar dari ruangan tersebut seraya membawa secangkir teh lagi untuk seseorang di ruang tengah sana.
Tuk...
Cangkir diletakkan di meja, berhasil membuat Ayumi yang tengah duduk di lantai keramik ruang tengah itu menoleh belakang memerhatikan laki-laki berwajah bundar yang baru saja merebahkan tubuh di sofa seraya meniup minuman miliknya yang masih terlihat panas. Takumi, perlahan kedua sudut bibir Ayumi terangkat tipis berhasil membuat cowok itu melirik sejenak, lalu kembali fokus pada minuman kecokelatan tersebut.
"Di meja itu teh lemon milikmu. Dulu ketika nenekku masih hidup ia akan membuatkannya ketika aku merasa sedang tidak baik," ucap Takumi, masih saja mengalihkan pandangan tidak peduli.
"Un," Ayumi mengangguk semangat, lalu menyipitkan mata dengan senang sebelum kembali membalikkan badan berkutat kembali dengan berbagai jenis kalimat yang muncul di layar laptop sana. "Terimakasih Takumi-kun."
Tidak menjawab, sebagai gantinya Takumi kembali menyeruput minuman itu dengan hati-hati begitu mengingat uap panas belum kunjung hilang. Disandarkannya punggung pada sandaran sofa seraya memerhatikan kalimat yang muncul di layar laptop sana. Suatu kalimat yang membuat matanya mengerjap, suatu kalimat yang penuh makna dan ditulis melalui lubuk hati gadis itu, sungguh berhasil membuat Takumi selalu menahan napas begitu merasakan beberapa pukulan di dadanya.
Ada banyak hal yang tidak aku mengerti, ada banyak hal yang membuatku sakit bahkan rasanya ingin menangis dan bodohnya, untuk hal sesederhana seperti itu saja aku tidak bisa melakukannya dengan baik.
![](https://img.wattpad.com/cover/186757169-288-k255708.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello and Goodbye [J-Lit]
Romance(COMPLETE) "Karena pada nyatanya mengucapkan 'selamat tinggal' tidaklah semudah mengucapkan 'halo' ___ Satu hal yang tidak pernah terpikirkan oleh seorang Ayumi dalam hidupnya adalah menikah dengan Takumi Aoki. Takumi yang pendiam, terlihat tenang...