Mungkin menjadi dewasa memanglah rumit, ketika dewasa ada begitu banyak hal yang tidak mengerti meskipun banyak hal yang telah dipelajari. Tapi bukankah dengan kerumitan itu kamu bisa menjadi tahu betapa pentingnya artinya menghargai?
-Hello and Goodbye-
...
Ketika bertumbuh dewasa, adakalnya seseorang diajari untuk menyederhanakan masalah. masalah yang terlihat begitu rumit dan menimbulkan goresan di hati mau tidak mau harus dilupakan demi terciptanya hari yang jauh lebih baik lagi. Membaik? Dengan cara melupakan? Entahlah, Ayumi sendiri tidak begitu yakin. Bukankah dengan memendam akan menimbulkan masalah yang tidak akan pernah terselesaikan?
Ayumi Aoki. Gadis dua puluh tahunan yang tengah fokus pada layar laptopnya sontak mengedarkan pandangan. Jari yang tadinya bergerak lincah pada petakan keyboard mendadak saja terhenti seketika begitu mendengar suara bel yang ditekan begitu cepat. Aneh, secepat mungkin Ayumi bangkit berjalan menuju koridor pintu depan dan memerhatikan seseorang yang menekan bel tanpa jeda.
Cowok. Seperti seusia dirinya dan Takumi...
Ayumi mengernyit mengintip dibalik lubang kecil yang berada di tengah pintu. Wajah oval yang tidak asing, cowok kemeja biru yang menyelimuti kaos putih itu tampak menunduk memerhatikan layar hp-nya, tampak kacamata entah sebagai hiasan saja ataukah tidak hampir memenuhi wajah itu.
Orang ini...
Masaki Uchida!
Sontak Ayumi membulatkan mata, menahan napas seraya memegang kepala dengan kedua tangan memerhatikan sekelilingnya. Bagaimana bisa dirinya lupa dengan wajah itu! Wajah yang selalu bersama Takumi ketika sedang band, wajah yang selalu saja melantunkan nada ceria dan tawanya pada setiap penggemar begitu juga tingkah lucunya yang selalu menghibur.
Gila. Ayumi memutarkan badan, kebingungan. Sungguh dirinya bisa gila hidup dalam dunia seperti ini.
Bel masih saja berbunyi tanpa jeda, tampak dari seberang sana menghela napas panjang, sesekali memerhatikan sekeliling halaman rumah. Pandangan Ayumi terhenti seketika begitu dirinya berputar dan memerhatikan kardus cokelat di sudut pintu.
Kardus semalam. Ayumi mengerjapkan mata, menunduk, memerhatikan foto-foto band serta album di sana. Kardus yang ingin dibuang Takumi secepat dan ayolah! Setengah panik, Ayumi mengangkat kardus itu, menyusuri lantai dua dengan cepat lalu meletakkannya kembali ke bawah celah tempat tidur. Mana mungkin dirinya membiarkan barang ini tergeletak di sudut pintu rumah. Apa yang akan dipikirkan Masaki sana jika melihat barang-barang ini seperti tidak berharga?
Demi apapun, Ayumi tidak ingin terjadi kesalahpahaman terlebih lagi melihat persahabatan itu renggang akibat hal seperti ini.
"Oi! Takumi!"
Ayumi terlonjak, suara gebrakan antara kardus satu terdorong dengan kardus lainnya terdengar. Untuk kesekian kali secepat mungkin dirinya kembali menarik seprai yang menjulur hingga kaki tempat tidur lalu berlari menuju lantai bawah. "Sebentar!"
Ceklek!
Pintu dibuka dengan cepat, berhasil membuat bel yang tadinya ditekan tanpa jeda kini terhenti seketika. Ayumi terdiam seketika begitu juga orang diseberang sana yang masih saja memegang hp di tangan. Mata bulat Ayumi mengerjap begitu juga dengan pemilik wajah oval itu mengedarkan pandangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello and Goodbye [J-Lit]
Romansa(COMPLETE) "Karena pada nyatanya mengucapkan 'selamat tinggal' tidaklah semudah mengucapkan 'halo' ___ Satu hal yang tidak pernah terpikirkan oleh seorang Ayumi dalam hidupnya adalah menikah dengan Takumi Aoki. Takumi yang pendiam, terlihat tenang...
![Hello and Goodbye [J-Lit]](https://img.wattpad.com/cover/186757169-64-k255708.jpg)