Aku tidak mengerti, mengapa mencintai seseorang rasanya harus menyenangkan sekaligus merasakan sakit seperti ini.
-Hello and Goodbye-
...
Hal yang paling menyebalkan hidup menjadi orang dewasa adalah disaat dilanda sebuah kebingungan. Bingung harus bertindak seperti apa, terlebih lagi ketika kenyataan tidak sesuai dengan apa yang diimpikan dan bodohnya untuk mengejarnya saja tidak memiliki kekuatan tersebut.
Begitu banyak orang yang menahan, begitu banyak hal gelap yang terjadi di dalam perjalanan dan terasa menyakitkan, sangat menyakitkan.
Pemilik mata bundar yang tadi memerhatikan langit kota melalui jendela kamar hotel kini perlahan terpejam, diembuskannya napas panjang dengan harapan semoga dapat menahan diri yang terus saja memberontak untuk meminta diungkapkan.
Rasa sakit itu.
Rasa senang itu.
Semua perasaan tidak boleh ia jelaskan secara. Ah, jangankan untuk menjelaskan, bahkan untuk merasakannya saja dirinya seperti tidak punya kekuatan. Ada begitu banyak yang menahan, entah itu kenangan masa lalu ataupun trauma terhadap tingkah lalu dari orang-orang terdekat dengan pikirannya yang sok tahu.
Sungguh, lemah sekali.
Perlahan Takumi tersenyum sinis, mengutuki diri di balik diamnya. Kamar hotel kini tampak begitu gelap hanya disinari remang-remang cahaya dari jendela. Ayumi di sampingnya kini sudah tertidur, Ryuji dan Masaki yang berada di kamar sebelah sepertinya juga sudah berada di alam mimpi setelah bermain uno di kamar ini sejenak.
"Ayumi-chan, boleh benarin rambutku sebentar, sepertinya rusak terkena kipas."
Entah untuk berapa kali Takumi memejamkan mata, tanpa sadar digenggamnya tangan dengan erat begitu mengingat kejadian beberapa jam lalu di belakang panggung tadi. Masaki. bodoh, ingin rasanya Takumi mengutuki. Mana mungkin dirinya cemburu seperti apa yang dikatakan Ryuji?
Tapi jika melihat tanda-tandanya...
Takumi mendesis. Sungguh menyebalkan sekali.
Takumi membalikkan badan, memerhatikan pemilik wajah oval di sampingnya. Ayumi, sedikit menggumam Takumi menyebut nama itu. Percayalah bahkan dalam berapa bulan ini saja dirinya memanggil Ayumi hanya berapa kali. Pasti sedikit sekali.
Mata gadis itu terpejam. Wajah itu tampak begitu damai seolah larut dalam mimpi yang menyenangkan. Tenang. Perlahan kedua sudut bibir Takumi terangkat, diletakkannya berapa helai rambut yang menghalang wajah gadis itu ke belakang telinga dan jangan lupa pula...
Hangat. Terasa begitu hangat. Baik dari pipinya maupun sikapnya. Dan demi apa, Takumi tidak ingin melepaskan gadis ini untuk orang lain. Ayumi adalah miliknya dan selamanya harus seperti itu.
Ya, selamanya?
Perlahan dahi Takumi mengernyit, ditahannya napas begitu merasakan sesak di dadanya. Di balikkannya badan kembali, memunggungi Ayumi. Tapi, bukankah tidak ada kata selamanya di dunia yang fana? Semua orang akan pergi bukan? Entah itu karena waktu atau hati yang tidak ingin lagi bertemu namun yang pasti tetap akan pergi meninggalkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello and Goodbye [J-Lit]
Romance(COMPLETE) "Karena pada nyatanya mengucapkan 'selamat tinggal' tidaklah semudah mengucapkan 'halo' ___ Satu hal yang tidak pernah terpikirkan oleh seorang Ayumi dalam hidupnya adalah menikah dengan Takumi Aoki. Takumi yang pendiam, terlihat tenang...