HELLO AMD GOODBYE 29

129 12 8
                                    

Cinta itu enggak seindah seperti yang dilihat, mungkin jika benar-benar indah apabila kita berhasil melewati berbagai macam kesakitan yang berada di dalamnya.

- Hello and Goodbye-

...

Dalam seumur hidupnya, mungkin Masaki tidak akan pernah dapat menepis hal ini. Rasa sakit memang begitu menyebalkan, sesuai dengan namanya yang seakan-akam hanya memberikan kesakitan meskipun tidak pada kenyataannya.

Dengan adanya rasa sakit kita jadi tahu apa arti hidup normal yang sesungguhnya, yang memberikan kebahagiaan sesuai yang kita inginkan.

"Bagaimana jika yang ini Masaki-san?"

Di dalam toko Yabe's Boutique itu Masaki menoleh,  oowk berkaos cokelat dengan celana selutut hitamnya itu menggumam lalu menggeleng memerhatikan jas berwarna kuning kunyit yang ditunjuk oleh salah satu staff. Seperti biasa, hari pemotretan adalah hari paling menyenangkan sekaligus memyebalkan.

Ya, menyenangkan disaat tenaga yang dihabiskan tidaklah begitu banyak seperti ketika band. Dan bagian menyebalkannya adalah disaat bersusah payah memilih baju dan menghadapi segala jenis riasan malah hanya dipotret dalam waktu singkat.

Sungguh, tidak sebanding dengan perjuangannya.

Butuh contoh? Ya, contohnya saja disaat seperti ini.

Masaki meraih salah satu jas berwarna biru gelap, secepat mungkin ia berdiri di depan cermin yang cukup besar mencoba menyesuaikan dengan kemeja biru langit sudah sedari tadi ia pegang.

Tidak cocok, diam-diam Masaki mengembus napas pasrah. Warna biru bukanlah ciri khas dirinya. Entah kenapa, warna biru seolah sudah melekat jelas pada ciri khas Takumi dan tentu saja ia tidak akan pernah mau lagi mengikuti gaya laki-laki itu.

"Are? (Eh?)"  Mata bulat Masaki mengerjap seketika. Secepat mungkon diletakannya kemeja dan jas di tempat semula lalu menarik pintu kaca butik. Seorang gadis dengan topi keranjang bundar, kaos kuning dan rok putih iti berjalan pelan meninggalkan setengah nyawanya yang entah melayang kemana.

Masaki mencegat, berhasil membuat gadis dengan sendal cokelat itu memghentikan langkah seketika lalu mendongak. Kedua sudut bibir Masaki terangkat, meyengir puas.

"Ohisashibure desu ne. Ayumi chan! (Sudah lama tidak bertemu, Ayumi!)"

___

"Tidak kusangka bisa bertemu dengan Ayumi-chan di sini."

Ayumi. Gadis berwajah oval itu berusaha mungkin mengangkat kedua sudut bibir begitu menanggapi pembicaraan dari seseorang di samping. Perlahan ditolehkannya kepala memerhatikan setiap sudut ruangan berwarna soft tersebut dengan teliti.

Kehidupan para artis ternyata memang berbeda dengan orang biasa. Lihat saja, untuk toko baju saja memiliki pendingin ruangan yang behiti hebat dan sungguh berbanding terbalik dengan suasana kota uang begitu panas di luar tadi.

Ayumi berdiri tegak, sesekali memerhatikan Masaki yang berdiri dijajaran baju yang bergantung pada tiang besi. Terlihat bagus, sebanding dengan fasilitas yang berada di ruangan ini, begitu mahal. Ya, dan saking mahalnya Ayumi yakin uang dari hasil menulisnya perbulan sama dengan harga selembar baju disini.

Hello and Goodbye [J-Lit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang