Jika kamu sedang merasakannya, tapi kenapa kamu tetap tidak mengerti arti cinta?
-Hello and Goodbye-
...
Dalam menjalani kehidupan, terkadang mengucapkan 'halo' terasa begitu ringan dibandingkan 'selamat tinggal'. Kata halo jauh lebih menyenangkan dibandingkan selamat tinggal yang mengandung arti kesedihan. Padahal keduanya sangat dibutuhkan, tanpa halo dan selamat tinggal maka suatu kenangan tidak akan pernah tercipta dan berarti pula seseorang akan merasakan sebuah kehampaan dalam hidupnya.
"Oi Masaki!" Pick gitar dilempar ke arah Masaki dengan kuat. Masaki yang sedang fokus mengatur senar gitar itu sontak menoleh, meraih pick gitar dengan tanda huruf T tersebut. Takumi? Ah ya, si menyebalkan itu kini menyengir, bangkit seraya memasang headphone yang bergantung pada tiang mic. "Kalau aku pergi, tolong jaga Ayumiku ya?"
Bodoh, sungguh Takumi benar-benar bodoh.
Masaki, laki-laki dengan kemeja berbalut jas hitam itu tersenyum samar, disandarkannya punggung ke bangku kemudi seraya memerhatikan langit biru dari kaca mobil. Begitu cerah dan indah. Meskipun terkadang ada rasa tidak nyaman.
Ya, sama seperti di kisah ini, pertemuannya dengan Ayumi, lalu bertengkar dengan Takumi, melindungi Ayumi, dan yah... entahlah, Masaki tidak yakin kalau Takumi benar-benar melepaskan gadis itu padanya. Lagipula mencintai dan dicintai semua itu hak masing-masing orang bukan? Tidak boleh ada yang merasa terpaksa dan harus membiarkan berjalan dengan sendirinya.
Perlahan Masaki mengedarkan pandangan, memerhatikan ombak pantai dari bawah jalanan terdengar, begitu riuh dan menenangkan. Ayumi, tidak hentinya ia memerhatikan punggung gadis dengan dress putih itu hingga usai mengunjungi area pemakaman tadi. Ayumi yang selalu memiliki kesan lembut dan rapuh, ya meskipun pada nyatanya tidaklah seperti apa yang dipikirkan sahabatnya itu.
Ayumi kuat, bahkan jauh lebih kuat dibandingkan seorang Masaki ini sekarang.
___
Kupikir, ada alasan kenapa kita menyukai seseorang.
Namun tidak, ketika aku bertemu denganmu
Dan aku hanya ingin terus berada di sampingmu...
Deburan ombak terdengar bersamaan dengan angin yang bertiup kencang. Ayumi menunduk, dibiarkan setiap ujung rambut hitam sebahu itu berterbangan seraya mendengarkan sebuah melodi yang mengalun melalui headset di telinganya.
Suara Takumi, Masaki, dan Ryuji. Terdengar begitu indah bersamaan dengan alunan musik yang mengiringi. Begitu cepat, namun kecepatan itulah yang berhasil membuat dirinya hanyut dalam perasaan sekarang.
Ayumi memejamkan mata, diangkatnya kepala begitu merasakan sesak di dadanya. Seperti kebahagiaan dan kesedihan yang bercampur menjadi satu, rasa cemas dan lega yang berada di dalam seutas tali penghubung, dan yah... seperti sekarang ketika kata 'halo' dan 'selamat tinggal' yang memberikan warna pada hati seseorang yang terasa kosong.
Jika mencintaimu adalah sebuah takdir, apakah itu kesalahan besar?
Ayumi menggeleng pelan, melalui melodi itu seakan Takumi bertanya padanya, mengungkapkan seluruh rasa yang selalu dipendamnya sendirian. Mencintai dan dicintai bukanlah kesalahan, salah adalah disaat kita tidak mampu mengungkapkan perasaan itu sendiri hingga tanpa sadar menyakiti orang itu jauh lebih dalam lagi.
"Dia orang yang paling banyak menangis di waktu itu."
Sontak Ayumi menoleh. Masaki, laki-laki yang baru saja turun dari mobil berwarna putih itu tersenyum, berdiri di samping Ayumi lalu menyambar sebelah headset yang berada di telinga Ayumi.
Ayumi mengernyit, seolah tidak peduli dengan tatapan heran itu kini Masaki memerhatikan ombak pantai. "Dia yang menulis lagu ini untukmu dan lucunya, disaat rekaman dia jauh lebih banyak menangis daripada bernyanyi. Maaf, karena itu suaraku jadi lebih jauh terdengar dibandingkan Takumi."
Ayumi menyeka sudut mata, tersenyum tipis, memerhatikan objek seperti apa yang dipandang Masaki.
"Dan parahnya waktu itu aku dan Ryuji harus kerepotan merangkul lengannya agar dia tidak terjatuh dan menangis seperti anak kecil," kenang Masaki, tersenyum samar. "Tidak kusangka Takumi yang kupikir selalu terlihat kuat juga bisa rapuh seperti itu tapi yah..."
Masaki mengembus napas panjang, memerhatikan deburan ombak di hadapannya dengan tenang. "Setelah menyelesaikan lagu ini, dia tampak puas. Sepertinya dia benar-benar menyanyikannya untukmu. Dia seperti kembali hidup. Sangat langka melihat diri Takumi seperti itu."
Ayumi menoleh, memerhatikan Masaki sejenak lalu mengangguk kuat, sekali anggukan. "Aku bisa mendengarnya..." ucap Ayumi menyengir, menyipitkan mata dengan senang lalu kembali menikmati suasana dan melodi yang mengalir melalui telinganya.
Takumi...
Seseorang yang kehadirannya terlalu mengejutkan begitu juga dengan kepergiannya.
Dan Takumi pula seseorang yang mengajarkannya untuk mengucapkan halo dan selamat tinggal dalam waktu yang bersamaan.
Aku ingin berada di sana...
Suatu keegoisanku...
Aku mencintaimu.
____
End
____
Thanks for reading. I hope you enjoy it! ^^
Makasih atas dukungannya commentnya, votenya wkwkwk. Yang belum vote, vote kuy wkwk. Aku pengen tau dong gimana kesan dan pesan kalian membaca ini ^^Makasih semuanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hello and Goodbye [J-Lit]
Romance(COMPLETE) "Karena pada nyatanya mengucapkan 'selamat tinggal' tidaklah semudah mengucapkan 'halo' ___ Satu hal yang tidak pernah terpikirkan oleh seorang Ayumi dalam hidupnya adalah menikah dengan Takumi Aoki. Takumi yang pendiam, terlihat tenang...