Yoongi, namanya Min Yoongi. Remaja enam belas tahun, kelas 2 SMA. Anak sulung keluarga Min.
Keluarga?
Apa ia dianggap?
Heh!
Bahkan Yoongi diasingkan, keluarganya menjauh darinya.
Berapa tahun?
Hitung saja, dari Yoongi berumur dua belas.
Dan selama itu pula Yoongi harus tinggal di flat sederhana milik keluarganya, sementara ayah dan sang adik tinggal didalam mansion. Yoongi harus membiayai biaya makannya sendiri, kecuali untuk sekolah. Sang ayah masih memiliki setitik rasa kasihan ternyata.
Ia anak sulung.
Jungkook, Min Jungkook adiknya. Adik yang manis, adik Yoongi. Jungkook itu manis, selalu mengikutinya kemanapun, dan selalu bermain dengannya. Tapi itu dulu!
Sekarang hanya ada Jungkook yang dingin padanya. Si bungsu yang membenci si sulung. Dan Yoongi tahu apa alasannya. Walaupun ia telah menggantikan dengan miliknya yang berharga.
Tapi Yoongi marah?
Tidak!
Diperlakukan seperti pelayan sudah biasa baginya. Dipukul, ditendang, sudah seperti makanan sehari-hari disekolah.
Dan lagi, Jungkook selalu tersenyum saat berhasil membuat seni berwarna ungu di wajah kakaknya. Tapi Yoongi diam, tidak membalas. Ia terlalu sayang, pada adiknya. Juga pada keluarganya.
Dulu Yoongi baik-baik saja. Tapi sejak kejadian itu, semuanya berubah. Baik keluarganya maupun dirinya sendiri.
Ayah dan adik membencinya,
Dan ia.. tidak seperti dulu lagi.
Semua berawal dari kecelakaan itu. Musim semi pada saat itu, Yoongi dan Jungkook sedang bermain. Si sulung sebelas tahun, dan bungsu sembilan tahun. Mereka bermain dihalaman mansion.
Petak umpet.
Yoongi berjaga, dan Jungkook bersembunyi. Tapi Yoongi tidak bisa menemukan Jungkook. Yang ia ingat saat itu adalah teriakan Lee Ajhumma. Ia berlari ke tempat dimana Lee Ajhumma berada.
Disana, adiknya Jungkook dengan darah dimana-mana.
Ayahnya marah. Berkata bahwa Yoongi tidak bisa menjaga adik dengan benar.
"Kau bukan kakak yang baik!"
"Jungkook-ku terluka karena kau sialan!"
Itu yang ia ingat. Ayah menghukumnya, mengurungnya di dalam gudang yang gelap. Tidak diberi makan atau minum selama hampir seharian penuh.
Setelahnya, sang ayah datang lalu menarik tangan Yoongi.
Ayahnya hanya berkata,
"Kau harus bertanggung jawab!"
Yoongi kecil tidak paham, sang ayah membawanya kerumah sakit saat itu. Ia dibawa ke sebuah ruangan, ia tidur lalu bangun dengan sakit luar biasa diperutnya. Hanya ada Lee Ajhumma disampingnya. Saat ia bertanya dimana sang ayah,
"Tuan besar sedang menjaga adik. Yoongi hebat, bisa menyelamatkan adik"
Yoongi tersenyum saat itu. Bahagia karena bisa menyelamatkan adik walau ia tidak tahu betul apa yang terjadi. Tapi setelah Jungkook bangun. Adiknya itu justru membencinya. Dan satu tahun setelahnya, Yoongi diusir. Ia tinggal di flat milik keluarganya. Tapi Yoongi tersenyum, "appa hanya ingin aku mandiri" ucapnya dalam hati.
Dua tahun, saat ia berumur empat belas. kepalanya terasa sangat sakit, bahkan ia seringkali mimisan. Yoongi memutuskan pergi kerumah sakit sendiri. Saat itu, Yoongi sedang berjalan di lorong, tapi semua gelap tiba-tiba. Dan Yoongi bangun dengan dokter disampingnya.
Kim Seokjin
Dokter muda itu menatap sendu Yoongi.
"Sejak kapan kepalamu sering terasa sakit?"
"Sudah tiga bulan ini kira-kira"
"Kau juga sering mimisan selama itu?"
"Ne.."
"Hhh... Leukimia stadium 2. Kita bisa lakukan operasi atau kemoterapi jika kau mau"
Tapi Yoongi menolak. Ia tak punya uang, ingatkan jika ia tinggal sendiri sekarang.
Seokjin lah yang mengantar Yoongi pulang ke flatnya. Setelah saat itu, Seokjin semakin sering datang hingga hubungan keduanya semakin erat.
Layaknya Hyung-Dongsaeng.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last ✔
FanfictionDisclaimer: fanfiction | Brothership - Completed Min Yoongi itu rapuh, tapi ia sembunyikan segala kelemahannya dalam topeng bak es. Ayah dan adik membencinya, karena sebuah kesalah pahaman. Padahal, Yoongi telah menggantikan dengan miliknya yang ber...