'Sayangi dan lindungi kedua putra kita Janghyunie..'
"Sooyoung?"
Janghyun menggelengkan kepalanya. Tak percaya atas apa yang ia dengar.
Hanya ada ia dan Yoongi di sini. Janghyun menatap Yoongi yang setengah sadar dihadapannya. Anak itu terlihat tengah menahan sakit.
'Sayangi dan lindungi kedua putra kita Janghyunie..'
Suara itu muncul lagi.
Janghyun tahu Sooyoung-nya telah pergi.
Tapi, itu tadi benar-benar suara Sooyoung.
Janghyun hafal betul.
. . . .
"Sebentar lagi Yoongi akan punya adik. Yoongi senang?"
"Hum! Yoongi akan jaga adik! Yoongi akan jadi poweranger!"
"Kita akan memiliki dua putra Yeobo. Sayangi dan lindungi kedua putra kita saat aku tak ada nanti"
"Apa maksudmu Sooyoung-ah.. kau tak akan pergi"
"Eomma pergi? Eodi?"
"Kemana heum? Ke tempat dimana Eomma bisa melihat Appa, Yoongie, dan adik"
"Jinjja?! Yoongi juga! Yoongi juga mau ikut!"
"Haha.. Yoongie harus menjaga adik arrachi?"
.
."Jaga kedua putra kita Janghyunie, aku pergi.."
.
.
."Appa! Kookie menangis!"
"Apa yang kau lakukan pada adikmu Yoon? Kau itu kakaknya, jangan nakal"
"Aku tidak nakal.."
.
.
."Appa!! Sakit huwaa!!"
"Kenapa Jungkook bisa terjatuh? Kau tidak menjaganya Yoon?"
"Tapi itu bukan salahku Appa.. aku sudah mengingatkan agar Kookie tidak berlari, tapi ia tetap--"
"Jangan salahkan Jungkook! kau yang salah karena tak bisa menjaganya"
.
.
."Appa!! Hiks... Kookie tijak boyeh pinjam mainan Yungi Yung!!"
"Berikan Jungkook mainanmu Yoon."
"Tapi Jungkook sudah punya banyak mainan Appa..."
"Kau sudah besar! Tak perlu bermain lagi!"
.
.
."Appa! Yoongi takut! Disini gelap hiks.. appa.. jangan disini hiks.. disini gelap.."
"Diam! Kau bukan kakak yang baik! Kau tidak bisa menjaga Jungkook! Jungkook-ku terluka!"
.
.
."Akhh! A-appa..perut..ku sakit hiks.. to..long.. sakit.."
"Jangan manja Yoon! Kau itu sudah besar!!"
.
.
."Kau tinggal disini sekarang! Jungkook akan tinggal bersamaku"
"Tapi Yoongi takut sendirian Appa.."
"Kau sudah besar! Kau harus mandiri!"
. . . .
"Sooyoung-ah.." Gumam Janghyun. Kedua maniknya berpendar ke seluruh sudut ruangan. Suara itu, apa ia hanya berhalusinasi?
Tapi semuanya terdengar nyata.
"Ermh.."
"Akhh.."
Janghyun mengalihkan pandangannya pada Yoongi yang tengah mencengkeram erat kepala. Ia mengernyit heran.
Ada apa dengan anak itu?
Janghyun tak pernah melihat Yoongi seperti ini. Bahkan saat ia mengurung Yoongi digudang dulu.
"Ughh.."
Tes..
Tes..
Tes..
Janghyun diam membatu. Tepat saat ia melihat cairan merah itu keluar dari hidung Yoongi.
Ada apa?
Kenapa?
Dua pertanyaan itu terus berputar dalam pikirannya.
Ini.. Janghyun merasa De Javu.
"Eo..mma.."
'Sooyoung?'
Janghyun mengernyit heran. Ia terus memperhatikan raut kesakitan Yoongi.
.
.
.
."Janghyunie, kau berjanji?"
"Mwo?"
"Jaga kedua putra kita. Berikan kasih sayang pada mereka tanpa kecuali"
.
.
.
."Sakit hiks.. Eomma.."
Yoongi, menangis?
Janghyun tak salah dengar bukan?
Selama ini Janghyun tak pernah lagi mendengar Yoongi menangis. Terakhir kali saat anak itu ia kurung dalam gudang, juga saat mengeluh sakit diperutnya.
Hanya itu.
Tapi Janghyun tak tahu, Yoongi terus menangis selama ini. Anak itu hanya terlalu pandai hingga dapat menutupi semua perasaanya. Sakitnya, tangisnya, ia tutupi sendiri dengan senyum manis sebagai tameng.
"Akhh!!"
Yoongi terus menarik rambutnya sendiri. Tak peduli jika lembaran surai hitam pekat itu rontok karena ulah tangannya. Ia hanya ingin sakit di seluruh tubuhnya hilang.
Sungguh, demi apapun rasanya sangat sakit.
"Janghyunie.."
Janghyun bimbang. Ia ingin mendekat, merengkuh tubuh itu tapi seakan ada rantai besar yang membuat kakinya tertanam di tanah. Bagaimanapun, saat Janghyun melihat wajah kesakitan itu, harinya seperti teriris.
Atau hatinya mulai terbuka?
Apa Janghyun telah berpikir ulang mengenai kejadian enam tahun lalu?
"Uhukk!--mpphh.."
Yoongi membekap mulutnya. Berusaha menutupi apa yang tengah terjadi. Tapi Mata Janghyun tak sebegitu buruknya hingga tak bisa melihat cairan merah yang merembes keluar dari sela-sela jari.
"Y-yoon..."
Ceklek.
"Omo!"
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last ✔
Fiksi PenggemarDisclaimer: fanfiction | Brothership - Completed Min Yoongi itu rapuh, tapi ia sembunyikan segala kelemahannya dalam topeng bak es. Ayah dan adik membencinya, karena sebuah kesalah pahaman. Padahal, Yoongi telah menggantikan dengan miliknya yang ber...