"Jungkook pulang~"
Yoongi dan Janghyun sama-sama menoleh. Si kelinci itu baru saja bersorak riang. Dan Yoongi tebak, pasti sebentar lagi adiknya itu akan--
"Wahhh... Yoongi Hyung benar-benar mirip anak kecil, uuhh~ kiyowo~"
Benarkan? Si kelinci itu berucap sambil menunjukkan wajah jahilnya.
Yoongi mengerutkan wajahnya tak setuju. Ia beringsut turun dari pangkuan sang ayah. Janghyun yang melihatnya tersenyum gemas. Jika dilihat kembali, Yoongi itu tampak seperti adik Jungkook. Belum lagi tubuh kecilnya membuat Yoongi terlihat seperti anak SD.
"Besok, Jungkook mau pangku Yoongi Hyung!" Ujar Jungkook semangat. Anak itu melempar kedua kaos kakinya yang untungnya mendarat tepat diatas rak sepatu.
Janghyun yang mendengar ucapan itu mengernyit heran.
"Lho? Untuk apa?" Tanya sang ayah. Dan senyum jahil muncul kembali. Didukung oleh dua gigi besar yang menyembul.
"Yoon Hyung kan kecil, jadi kalau Jungkook pangku.. Jungkook bisa jadi kakak!"
Mendengar hal itu, tawa Janghyun lepas begitu saja. Tak mempedulikan Yoongi yang wajahnya telah memerah sempurna.
Ia malu! Sungguh!
▪▪▪▪
15.00
"Hyung~"
"Yoongi hyung~"
Jungkook menggaruk belakang kepalanya. Ia tak mendapati Yoongi dimanapun. Padahal bocah kelinci itu telah mencari di kamar Yoongi, di kamarnya, di ruang tamu, di halaman belakang, ruang keluarga, dapur, bahkan kamar mandi serta gudang. Tapi tetap saja, presensi sang kakak tak dapat ia temukan.
"Dimana ya?" Bingungnya. Dan hal itu tak lepas dari kedua mata Janghyun.
"Mencari apa Kook-ah?" Tanya Janghyun. Jungkook berhenti di pertengahan tangga. Ia menoleh ke tempat dimana sang ayah berada.
"Mencari Yoongi Hyung. Appa tahu?" Tanya Jungkook. Janghyun menaikkan kedua alisnya sebelum mengangguk santai.
"Ya, tahu." Balasnya.
Mata Jungkook membulat senang. Kedua gigi besarnya timbul. Lengkap dengan wajah penasaran yang terpampang.
"Dimana Appa?" Tanyanya tak sabar. Janghyun tersenyum gemas. Ia mengarahkan jari telunjuknya ke salah satu kamar. Yang tak lain adalah kamarnya sendiri.
"Oh! Benarkah? Pantas saja tidak ketemu, ternyata dikamar Appa." Seru Jungkook. Ia cepat-cepat melangkahkan kakinya menuju kamar sang ayah. Sebelum sebuah suara membuatnya berbalik.
"Kook, jangan ganggu Hyung-mu. Sepertinya Yoongi masih tidur, kepalanya sakit tadi." Ujar Janghyun. Jungkook mengangguk. Membulatkan bibir dan membentuk simbol 'Ok' dengan tangannya. Setelahnya, si kelinci itu berjalan ke atas. Kali ini dengan perlahan.
'Kriett~'
Jungkook mencoba untuk membuka pintu tanpa membuat suara. Tapi tetap saja tak bisa. Setelahnya, bocah itu berjalan mengendap-endap menghampiri Yoongi yang masih tertidur di atas ranjang sang ayah.
"Hihi~Ups..."
Jungkook menutup mulutnya setelah suara kikikan tak sengaja keluar. Ia dengan hati-hati memposisikan dirinya berbaring disamping sang kakak.
Jungkook mengamati wajah Yoongi dari depan. Hinga tanpa sadar, sari telunjuknya hampir saja menyentuh hidung kecil itu. Tapi buru-buru Jungkook menyimpan tangannya. Mengampitnya disela-sela paha agar tak berulah lagi. Jungkook menarik selimut hingga menutupi tubuhnya dan sang kakak. Setelahnya, ia memejamkan matanya, ikut mengarungi mimpi bersama si sulung.
.
.
.
.
Ceklek.
"Oh, tidur ternyata..."
▪▪▪▪
Yoongi membuka matanya. Sedikit terkejut kala melihat wajah sang adik yang berada tepat di depannya. Ia mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru ruangan, dan saat itulah ia menyadari dirinya masih berada di kamar sang ayah.
Yoongi membuka selimut yang menutupi tubuhnya. Ia turun dari kasur dengan perlahan. Tak ingin mengganggu tidur sang adik.
'Jam berapa ini?'
Ceklek.
Yoongi keluar dari ruangan itu dengan perlahan. Sesekali melirik sang adik, berharap agar suara engsel yang saling beradu itu tak mengganggu tidur adiknya.
Tap...Tap...Tap...
Yoongi menuruni anak tangga, matanya menatap jam dinding di ruang keluarga. Ia mengangguk tanda mengetahui jam berapa ini.
"Sudah setengah enam ternyata." Gumamnya. Itu artinya, Yoongi tertidur cukup lama.
Si sulung itu melangkahkan kakinya menuju meja makan. Menatap punggung Hwang Ajhumma yang sedang memasak, dan mungkin belum mengetahui kedatangannya.
"Oh, tuan Yoongi..."
Hwang Ajhumma berucap setengah terkejut kala sang majikan telah menunggu.
"Ajhumma~ jangan panggil seperti itu, menggelikan.. panggil saja Yoongi, begitu.." Ujar Yoongi. Hwang Ajhumma mengangguk dengan senyum tipis yang terpampang. Sebelum akhirnya melanjutkan kegiatan memasaknya.
"Banyak sekali makanannya.." Gumam Yoongi.
Puk!
"Eoh? Appa."
Yoongi menoleh kala tepukan pelan mendarat di pucuk kepalanya. Dan ternyata, sang ayah pelakunya. Lelaki paruh baya itu tersenyum tipis, sebelum akhirnya memilih untuk duduk di samping Yoongi.
"Kepalamu Yoon, masih sakit?" Tanya Janghyun. Yoongi menggeleng kecil.
"Sudah tidak." Jawabnya. Janghyun mengangguk paham. Baru saja ia ingin melontarkan pertanyaan--
"Saya permisi tuan.."
Hwang Ajhumma berujar setelah menyelesaikan masakan, dan pergi setelah mendapat anggukan Janghyun.
"Makanan sebanyak ini untuk apa, Appa?" Tanya Yoongi sambil melihat ke seluruh penjuru meja makan.
"Untuk apa? Ya untuk dimakan." Ujar Janghyun. Dan Yoongi mendengus pelan kala mendengar jawaban tak memuaskan dari sang ayah.
"Dimana Jungkook, Yoon--"
"Eoh? Appa dan Yoongi Hyung sudah mulai makan?! Dan Jungkook tidak dibangunkan???"
TBC
Senin PeTeEs :")

KAMU SEDANG MEMBACA
The Last ✔
FanfictionDisclaimer: fanfiction | Brothership - Completed Min Yoongi itu rapuh, tapi ia sembunyikan segala kelemahannya dalam topeng bak es. Ayah dan adik membencinya, karena sebuah kesalah pahaman. Padahal, Yoongi telah menggantikan dengan miliknya yang ber...