Makan malam telah selesai, Kim Seungmin ; Ayah Seokjin, sudah pulang sejak tadi. Sedangkan Seokjin masih disana entah untuk apa.
"Kami pulang dulu Seokjin-ah," Pamit Janghyun.
"Ne Samcheon, hati-hati dijalan!" Balas Seokjin. Janghyun mengangguk lalu keluar dari restoran itu bersama Jungkook dan Yoongi yang mengekor di belakangnya.
Selang beberapa menit, Seokjin berdiri. Ia berjalan mengikuti Janghyun. Sebenarnya, Seokjin sengaja menunggu Janghyun pulang terlebih dahulu. Karena ia merasa, ada yang tidak beres dengan keluarga itu. Perlakuan Janghyun kepada Yoongi terlihat sangat berbeda dengan bagaimana caranya memperlakukan Jungkook.
Seokjin berhenti di pintu keluar. Ia mengamati keluarga Min dari sana.
"Kenapa kau masuk?!" Itu Janghyun yang berteriak. Membuat Seokjin berjengit kaget karena nada tinggi yang dikeluarkan.
"B-bukankah-"
"Kau pikir, aku mau mengantarmu begitu?! Heh! Pulang sendiri!!"
BLAM!
Pintu mobil ditutup. Setelahnya, mobil mewah itu melaju membelah jalan.
Seokjin melihat semuanya. Bagaimana keluarga itu memperlakukan Yoongi, seperi anak tiri. Bahkan lebih kejam.
Coba bayangkan, jarak flat yang ditinggali Yoongi dengan restoran ini cukup jauh. Dengan mobil saja butuh 20 menit untuk sampai.
Seokjin memasuki mobilnya. Ia menjalankannya dengan pelan, mengikuti Yoongi yang ada di depannya.
▪▪▪▪
Yoongi berjalan di trotoar dengan pelan. Pusing dikepalanya cukup menggangu.
"Sshh.."
Yoongi berhenti sebentar berpegangan pada pembatas jalan. Semua terasa berbayang. Ia melanjutkan jalannya saat semua terasa normal.
Tapi baru empat langkah semuanya berputar, disusul gelap yang merenggut kesadarannya.
.
.
.
."Eoh, kau sudah bangun"
"Jin hyung?" Tanya Yoongi pada orang didepannya. Pengelihatannya masih buram.
"Memang siapa lagi?" Balas Seokjin sambil terkekeh kecil. Tapi setelahnya senyum sendu yang tampak. Mengingat semua perlakuan yang Yoongi terima dari keluarganya.
"Sshh..."
"Gwaenchana?" Tanya Seokjin panik. Yoongi mengangguk melepaskan pegangan pada kepalanya.
"Hanya sedikit pusing Hyung" jawabnya dengan senyuman tipis.
"Hyung tidak pulang?" Tanya Yoongi. Seokjin melemparkan pandangannya pada Yoongi yang duduk bersandar.
"Kau mengusirku?!" Tanya Seokjin mendramatisir.
"Eh? Aniyo.. bagaimana jika ayah Hyung mencari. Ini juga sudah jam sembilan." Terang Yoongi sambil melirik jam kecil Diatas nakasnya.
"Lalu kau bagaimana?" Tanya Seokjin.
"Gwaenchana, sana pulang!" Dan sepertinya Yoongi benar-benar mengusir Seokjin sekarang.
"Kau mengusirku?!" Tanya Seokjin tak percaya.
"Ne! Jadi, cepat pulang!" Balas Yoongi cepat
"Ahh! Jahat sekali" Ucap Seokjin sambil mengerucutkan bibirnya, pura-pura merajuk.
"Akh!!! Itu menjijikkan!! Pulang sana!!"
"Aissh!! Iya! Iya! Aku pulang!!" Teriak Seokjin ia buru-buru keluar dari kamar itu saat Yoongi mengangkat bantal tinggi-tinggi.
▪▪▪▪
Paginya, Yoongi sudah rapi dengan seragam sekolah. Padahal ini masih pukul enam lebih sepuluh. Sekolah akan masuk lima puluh menit lagi.
Ia hanya ingin merasakan udara segar pagi hari saja.
Yoongi mengambil satu bungkus roti yang tersisa di lemari makanan dan memakannya sebagai sarapan. Setelahnya ia keluar dari flat sederhana itu dan berjalan menuju sekolah.
15 menit kemudian, Yoongi sampai disekolah. Masih terlihat sepi, tapi entah kenapa Yoongi suka. Yoongi memang murid rajin yang selalu datang awal ke sekolah.
Ia berbelok, memasuki kelasnya yang masih terlihat sepi. Yoongi menenggelamkan kepalanya pada lipatan tangan. Berencana membuang waktu dengan tidur sebentar sebelum bel berbunyi.
Tapi hanya rencana. Sayangnya.
Brakk!
"Ohh! Pagi sekali kau datang, Min? Apakah kau sudah tidak sabar untuk bermain?" Yoongi menatap siapa yang baru saja masuk. Kim Namjoon. Teman sekelasnya sekaligus komplotan kelompok siswa yang sering
membully-nya.Bukan sering!
Tapi selalu.
"Kita bermain jika Jungkook atau Changgu sudah datang, otte?" Tawar Namjoon. Yoongi diam. Jungkook, memang salah satu dari kelompok siswa yang sering membully-nya. Dan harus kalian tahu, pukulan maupun bogeman Jungkook itu tidak main-main sakitnya.
"Annyeong!!" Namjoon dan Yoongi menoleh ke arah suara. Changgu, murid yang juga satu kelas dengannya datang dengan senyum lebarnya. Tapi sedetik kemudian berganti dengan smirk yang ia tujukan pada Yoongi.
"Namjoon-ah! Kita bermain sekarang, eoh?"
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last ✔
FanfictionDisclaimer: fanfiction | Brothership - Completed Min Yoongi itu rapuh, tapi ia sembunyikan segala kelemahannya dalam topeng bak es. Ayah dan adik membencinya, karena sebuah kesalah pahaman. Padahal, Yoongi telah menggantikan dengan miliknya yang ber...