7

7.3K 865 156
                                    

"Yak! Jangan tutup matamu dulu arra?"  Seokjin segera menggendong Yoongi membawanya masuk ke dalam mobilnya.

"Jangan tidur Yoon!!" Teriak Seokjin. Dokter muda itu mengendara dengan perasaan kacau. Sebanyak tiga lampu merah ia langgar untuk cepat sampai dirumah sakit.

Persetan!

Lagipula jalan masih sepi karena ini pagi hari, hanya sedikit kendaraan yang lewat karena orang-orang lebih bayak berjalan kaki.

"Hei! Yoon! Kau boleh tidur, tapi nanti! Sekarang jangan dulu! Kita akan sampai ke rumah sakit sebentar lagi! Dengarkan aku!! Jangan tidur ARRASEO?!!" Seokjin kalut, sungguh.

"H-hyunghh..."

"Bagus! Jangan tidur! sebentar lagi kita sampai!"

Yoongi berusaha tetap membuka matanya yang sebenarnya sudah sangat berat itu. Wajahnya yang pucat tampak semakin pucat. Bahkan bibirnya yang semula berwarna merah ceri itu kini kian memutih. Pening semakin menghujam kepalanya, bahkan darah yang keluar dari hidungnya belum mau berhenti sejak tadi.

"Hyung.. aku.. mengantuk"

"ANI!! JANGAN TIDUR! KUBILANG JANGAN TIDUR!! Sebentar lagi Yoon.. Hanya sebentar lagi!!" Seokjin memohon pada Yoongi sekarang.

Tapi terlambat.

Mata itu sudah terpejam erat dengan wajah menunduk.

"BANGUN!!"

"YAK!! MIN YOONGI!!!"

"Aishhh!"

.
.
.
.

Ckittt!

"Kalian! Siapkan ICU, Cepat!!" Seokjin berteriak kesetanan sambil membawa Yoongi yang tak sadarkan diri di gendongannya. Spontan para perawat yang melihat itu segera mengikuti ucapan Seokjin untuk menyiapkan ICU.

.
.
.
.

"Hahhh.."

Seokjin menghela nafasnya lega. Setidaknya ia belum terlambat sampai disini. Hingga Yoongi masih bisa diselamatkan walaupun keadaannya sekarang jauh dari kata baik.

"Jin, kau ganti baju saja dulu" Ucap
Dr. Lee, dokter senior diatas Seokjin. Umur mereka hanya terpaut tiga tahun sebenarnya.

"Ne, Jongsuk Hyung. Aku keluar dulu" Pamit Seokjin. Ia segera menuju ruangannya untuk berganti baju. Karena baju yang ia pakai terkena darah dari mimisan Yoongi tadi. Beruntung Seokjin selalu menaruh baju ganti di loker ruangannya.

▪▪▪▪

"Ahh.. Yoongi-ya.." Seokjin mendudukkan dirinya di kursi kerjanya. Jantungnya benar-benar dipacu untuk bekerja dua kali lipat saat menangani Yoongi tadi.

Seokjin memejamkan matanya sejenak untuk mencari ketenangan. Namun, sepertinya rencana Seokjin tidak bisa terlaksana.

Brakk!

"Kim Uisa, Min Yoongi-"

Seokjin langsung saja terlonjak dari duduknya. Ia berlari cepat menuju ICU. Sama sekali tak berniat untuk mendengarkan keseluruhan dari perkataan perawat yang datang ke ruangannya.

Membuang waktu.

Brakk!

Pintu dibuka paksa oleh Seokjin. Tampak disana ada Dr. Lee yang sedang menggunakan defibrillator. Seokjin yang paham keadaan segera mengambil alih.

"150 Joule!" Ucap Seokjin. Setelah seorang perawat mengisyaratkan 'sudah siap' Seokjin segera menempelkan benda seperti setrika itu di dada kiri dan tulang rusuk bagian kiri Yoongi hingga tubuh itu terlonjak karena sengatan listrik.

"Lagi!"

"180 Joule!"

"Lagi!"

"200 Joule!"

"Seokjin.. cukup."

"Jin!"

"Arrghh!!" Seokjin mengerang keras. Ia menyerahkan deflibilator itu pada perawat disampingnya dan segera menumpukan kedua tangannya pada dada kiri Yoongi. Melakukan CPR.

"Bantu aku, Hyung!!" Jongsuk segera mengambil alih masker oksigen berkantung yang dipegang seorang perawat. Ia memopa masker oksigen itu untuk memberikan pasokan oksigen.

"Yoon.."

"Jangan hahh.. jangan sekarang.." Seokjin tak berhenti melakukan CPR dengan Jongsuk yang terus memompa masker oksigen.

Yoongi harus selamat.

Hanya itu yang Seokjin inginkan.

"Hahhhh..." Seokjin menghela nafas lega dengan senyum tipis yang terpampang diwajahnya saat ia merasakan jantung itu berdetak pelan. Ia membawa tangannya untuk mengelus rambut Yoongi. Mengucapkan terimakasih karena anak itu mau bertahan.

"Kerja bagus Jin!" Ujar Jongsuk sambil menepuk bahu lebar Seokjin. Ia tersenyum puas atas kerja Seokjin.

"Aku keluar dulu Ne?" Pamit Jongsuk. Seokjin mengangguk.

"Ne, annyeong Hyung!" Ucap Seokjin sambil melambaikan tangannya.

Seokjin berbalik. Menatap wajah pucat Yoongi dengan masker oksigen yang menutupi sebagian wajahnya.

"Nakal sekali, sudah kubilang agar jangan tidur dulu. Dasar.."








TBC

The Last ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang