Yoongi mengulurkan tangannya, untuk meminta maaf kepada Junmyeon. Jabatan tangan itu diterima dengan cepat. Namun setelahnya,
Grep!
Yoongi sedikit tersentak karena Junmyeon tiba-tiba memeluk tubuhnya. Lalu berbisik tepat di telinga kirinya.
"Bagaimana? Kau akan kena masalah setelah ini"
Yoongi menggeram rendah. Ia sudah mengangkat jika ini hanya sandiwara untuk menghapus jejak semalam.
"Kau.."
Bugh!
Yoongi meringis saat Junmyeon diam-diam melayangkan pukulan ke arah perutnya.
"Sekarang nak Junmyeon dan nyonya Kim boleh keluar. Masih ada yang harus saya bicarakan dengan Min Yoongi"
.
.
.
.Ruangan ini sunyi. Baik Yoongi, Park ssaem maupun Janghyun hanya diam. Sampai akhirnya Park ssaem membuka pembicaraan.
"Min Yoongi, saya tidak menyangka kalau murid serajin dirimu melakukan hal seperti ini. Mmukul siswa dari sekolah lain bukanlah pelanggaran kecil!" Ucap Park ssaem. Yoongi hanya diam. Toh membela diri tidak akan ada hasilnya.
"Joseonghamnida.." Ucap Yoongi sambil membungkuk sopan. Yoongi memberanikan diri untuk melirik sang ayah yang menatapnya tajam.
"Dan.. apa maksudmu dengan ini Min Yoongi?! Namjoon memberikannya padaku tadi. Apa ini benar-benar milikmu? Kau.. pecandu obat-obatan?"
Deg!
Baik Yoongi ataupun Janghyun menatap terkejut pada Park ssaem yang tengah memperlihatkan botol berisi pil putih.
"Ini milikmu, Min Yoongi?" Tanya park ssaem dengan suara rendah. Yoongi menggangguk.
"Ne ssaem.." Jawab Yoongi jujur. Hei! Itu memang miliknya bukan?
"Tapi ssaem, ini bukan seperti yang anda-
"Diam Yoongi! Ternyata seperti ini melakuanmu?!"
Yoongi bungkam. Ia menatap sang Ayah yang memotong ucapannya tadi.
"Joseonghamnida. Jadi, apa hukuman yang diterima Yoongi?" Tanya Janghyun.
"Joseonghamnida, tapi kelakuan Yoongi sudah tidak bisa ditoleran lagi. Dari baku hantam dengan siswa sekolah lain sampai pecandu seperti ini. Sesuai sanksi yang berlaku, Min Yoongi akan dikeluarkan dari sekolah. Mohon tanda tangani surat persetujuan ini.." ucap Park ssaem sambil menyerahkan selembar kertas dan pulpen. Janghyun mengangguk. Ia menandatangani surat itu dengan cepat.
"Jadi, boleh saya pergi sekarang ssaem?" Tanya Janghyun. Park ssaem mengangguk.
"Ne, dan Min Yoongi telah resmi keluar dari sekolah" Ucap Park ssaem. Janghyun membungkuk sebentar, lalu ia mencengkeram erat pergelangan tangan Yoongi hendak menariknya keluar dari sana.
"Jakkaman!" Dua Min itu berhenti, menoleh pada Park ssaem yang berseru.
"Ini, Min Yoongi-ssi" Ucap Park ssaem sambil memberikan botol berisi pil itu. Yoongi mengangguk. Ia tersenyum miris menatap obat yang sekarang ada pada genggamannya.
"Kami keluar"
.
.
.
.Plak!
Plak!
"Apa-apaan kau ini?! Membuatku malu saja! Jadi seperti ini kelakuanmu selama ini Min Yoongi?!" Teriak Janghyun. Mereka ada di mansion Min omong-omong.
"Itu benar?" Tanya Janghyun dingin. Sementara Yoongi hanya diam, memilih tak menjawab. Ayahnya dalam keadaan seperti ini, tak akan bisa ia hentikan.
"Obat itu, apa itu benar Min Yoongi?!!" Teriak Janghyun. Amarahnya berada pada puncaknya ketika Yoongi mengangguk. Ia mencengkeram pergelangan tangan Yoongi lalu menyeret anak itu menuju gudang belakang.
"A-appa...jangan disini.. jebal.." Mohon Yoongi. Ia takut, trauma lebih tepatnya. Karena ini adalah tempat yang sama pada saat Janghyun mengurungnya dulu. Kecelakaan itu..
"DIAM!" Bentak Janghyun. Yoongi bungkam. Ia hanya bisa mengikuti kemana sang ayah menyeretnya.
Brak!!
Janghyun membanting tubuh itu hingga membentur dinding. Ia melangkah penuh amarah lalu mencengkeram dagu Yoongi.
"KAU MEMBUATKU MALU! MATI SAJA ANAK SIALAN!"
Janghyun membenturkan kepala itu ke dinding. Sontak pening menyerang kepala Yoongi. Yoongi hanya berharap, agar temannya itu tak muncul disaat seperti ini.
Duakh!
Janghyun menendang Yoongi hingga tersungkur lalu menginjak punggung anak itu membuatnya dalam posisi tengkurap.
"Pecandu akan cepat mati kan?! Biarkan aku mempercepat kematianmu!"
Janghyun melepas ikat pinggang yang sedari tadi ia pakai. Ia mengangkatnya tinggi-tinggi lalu mulai mencambuk punggung anak itu.
CTAS..!
CTAS..!
"Bahkan memberimu dua puluh cambukan tidak akan membuatku puas!"
CTAS..!
"Akh..je-jebal..gu..manhae, appa.."
"Diam!! Kau membuatku malu Min Yoongi!! Kau hanyalah parasit yang dengan seenaknya hadir dalam keluargaku!"
Sakit
Sungguh hati Yoongi sakit saat Appa-nya mengatakan hal itu.
'Parasit?'
Ahh.. Yoongi tertawa miris.
"Kau tertawa hah?!! Kau masih bisa tertawa?! Kemari! Biar kubuat kau melupakan bagaimana caranya tertawa!"
Bugh!
Bugh!
Bugh!
Tiga bogeman sekaligus Janghyun layangkan di wajah Yoongi. Tanpa rasa kasihan sedikit pun pada anaknya.
Anak?
Yoongi hanyalah parasit yang hanya bisa membuatnya malu.
Ya! Hanya parasit!
TBC
Wonhae manhi manhi yah~ teret teret teret tetet~

KAMU SEDANG MEMBACA
The Last ✔
Hayran KurguDisclaimer: fanfiction | Brothership - Completed Min Yoongi itu rapuh, tapi ia sembunyikan segala kelemahannya dalam topeng bak es. Ayah dan adik membencinya, karena sebuah kesalah pahaman. Padahal, Yoongi telah menggantikan dengan miliknya yang ber...