36

5.6K 615 78
                                    

Seokjin masih diruang rawat Yoongi. Akhirnya, ia berhasil menghalau keinginan Yoongi untuk pulang tadi. Yang lebih muda merajuk sebenarnya. Tapi, Seokjin bisa mengatasinya.


Ia sudah menjadi seorang pro bung!


Dan kini, dokter muda itu tengah mengupas apel merah, sesekali menyuapkannya untuk Yoongi. Si kucing itu menurut saja,

lagipula bagus kan?


Ia bisa menghemat tenaga.

Jungkook?

Anak itu pulang 2 jam lalu. Bagaimanapun, Jungkook tetaplah seorang siswa yang memiliki kewajiban untuk belajar.

"Enak, Yoon?" Tanya Seokjin. Yoongi mengangguk, ia mengunyah potongan apel dimulutnya dengan semangat, membuat yang lebih tua berdecak gemas.

"Kunyah pelan-pelan saja.. kalau tersedak kan tidak seru jadinya" Kata Seokjin. Sontak, Yoongi berhenti mengunyah. Ia menatap Seokjin sebelum memutuskan mengunyah apel dengan pelan dan khidmat.

▪▪▪▪


19.00

"Mau makan lagi Yoongi-ah?"

Yoongi menggeleng, menolak tawaran sang ayah.

Memang, malam ini giliran Janghyun yang menemani Yoongi. Dan Ini merupakan kali pertama Janghyun menjaga Yoongi di malam hari.

Karena dihari-hari sebelumnya, Jungkook ; si bungsu itu tidak memperbolehkannya untuk menginap di rumah sakit entah apa alasannya.

"Sudah kenyang?"

Yoongi mengangguk terlampau pelan.

Karena sebenarnya,









































Telinganya tak bisa mendengar apapun dengan jelas.

Sedari tadi hanya dengungan yang mengisi gendang telinganya. Ditambah pening yang menjalar di kepalanya.

Yoongi memilih diam, menyembunyikan semua sakitnya. Ia tak pernah, menunjukkan segala kelemahannya. Bahkan pada Jungkook, Janghyun, atau Seokjin yang notabenenya adalah orang-orang terdekatnya.

Yoongi itu pintar. Ia terlalu pintar untuk menyembunyikan sakitnya.

"Appa ke toilet dulu.." Ujar Janghyun.

"Eum" gumam Yoongi. Dan setelahnya, Janghyun keluar untuk memenuhi panggilan alam.

.
.
.
.

Yoongi meringis, tangan berinfusnya ia gunakan untuk mencengkeram erat kepalanya yang memang sakit sejak tadi. Mengabaikan apa yang bisa terjadi pada infusnya jika ia terlalu banyak bergerak.

Yoongi hanya ingin sakit ini segera hilang.

Itu saja..

Karena, ini benar-benar sakit jika kalian tahu.

"Akhh..."

Yoongi mengerang. Erangan kecil yang sedari tadi ia tahan itu keluar. Entah ada apa dengan tubuhnya. Seingat Yoongi, ia baik-baik saja. Tapi tiba-tiba semua anggota tubuhnya sakit.

Yoongi memejam erat. Sedikit terkejut kala merasakan cairan turun dari hidungnya.

Dan ketika Yoongi membuka mata, cairan merah itu terpampang jelas didepannya.

Dengungan di telinganya semakin keras, tubuhnya terasa ringan. Hingga gelap membelenggu pengelihatannya.

BRUK


Ceklek.


"Yoon!"

.
.
.
.

Janghyun menghentikan langkahnya. Ia menatap pintu tertutup yang tepat berada di dhadapannya.

Ada apa?

Apa yang terjadi?

Janghyun duduk diam di kursi tunggu. Matanya setia menatap pintu tertutup didepannya. Menunggu dokter atau perawat keluar dari dalam sana.

Ceklek.

Janghyun berdiri saat melihat beberapa perawat keluar dari dalam ruangan. Ia dengan cepat membawa langkahnya memasuki ruangan. Sampai kedua netranya melihat dengan jelas apa yang terjadi.

"Jin?" Panggil Janghyun. Seokjin yang tengah mengatur interval udara menghentikan kegiatannya. Menatap ke arah Janghyun yang ketara sekali tengah diliputi rasa khawatir.

"Yoongi baik-baik saja Samcheon. Hanya saja keadaannya tadi memang sempat drop" Jelas Seokjin seolah tahu apa yang ingin ditanyakan Janghyun.

Dan dengan segera ia menepuk bibirnya. Mengumpat pada dirinya sendiri yang dengan berani memanggil Janghyun dengan panggilan 'Samcheon'.

Tapi toh, Janghyun tidak marah tuh?

Jadi ya.. lanjutkan saja.

"E-em.. Samcheon?" Panggil Seokjin.

"Ne?"

Janghyun menoleh. Dan Seokjin menghembuskan nafasnya samar.

Janghyun menjawab panggilnya. Itu berarti Janghyun tidak keberatan bukan? Jika Seokjin memanggilnya dengan sebutan 'Samcheon'

"Jika bisa.. tolong jangan tinggalkan Yoongi sendirian, akan sangat fatal jika tidak ada orang didekatnya saat Yoongi tiba-tiba collapse" Ujar Seokjin hati-hati. Dan ia mendapat sebuah anggukan dari Janghyun.

"Kalau begitu, Seokjin keluar dulu, Samcheon"






TBC

The Last ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang