19.15
'Tok...Tok...'
"Yoongi Hyung?"
Jungkook mengetuk pintu kamar kakaknya. Hendak memastikan apakah Yoongi masih terlelap dalam tidurnya.
Sebab, jam sudah menunjukkan pukul tujuh lebih. Yang artinya makan malam akan segera dimulai.
"Hyung?" Panggil Jungkook, lagi.
Ah, ya!
Memang, Yoongi ada di rumah saat ini. Beberapa hari lalu, ia merengek meminta pulang pada Seokjin dan sang ayah. Awalnya mereka tak setuju. Tapi, entah apa yang membuat hati mereka berbalik arah saat Yoongi berkata dengan lirih.
"Kumohon, aku hanya ingin pulang Appa... Aku rindu rumah... Aku... Masih ingin merasakan suasana rumah walau hanya sebentar..."
Hanya perkataan biasa, namun mampu menghujam relung hati dengan kekuatan yang luar biasa.
Kembali pada saat ini, Jungkook kembali mengulurkan tangannya. Mengetuk pintu didepannya dengan segala perasaan berkecamuk di hatinya.
"Hyung, kubuka ya?" Ujarnya. Tak ada jawaban, dan Jungkook mengartikannya sebagai lampu hijau.
'Ceklek.'
Tangan kanannya mendorong pintu cokelat itu. Menampilkan sang kakak yang masih sibuk bergelung dengan selimut.
Terlihat begitu lelap, hingga Jungkook tak tega untuk membangunkan.
Tapi ia menentang hatinya, sebab kakaknya itu harus makan.
Perlahan, tangan Jungkook merambat. Mengguncang tubuh sang kakak dengan pelan. Tak ingin membuat Yoongi bangun tiba-tiba lalu membuatnya pusing.
"Hyung..." Panggilnya pelan. Tak ada jawaban. Karena yang dilakukan Yoongi hanya bergerak untuk menyamankan posisi tidurnya.
Jungkook membuang napas panjang.
"Hyung, bangun sebentar... Ayo makan..." Jungkook kembali berujar. Dengan tangan yang mengguncang tubuh sang kakak sedikit lebih kuat.
"Ummh..."
Dan berhasil. Jungkook berhasil membuat kerutan di dahi Yoongi. Kakaknya itu bangun juga akhirnya. Yoongi membuka mata sayunya perlahan.
Jungkook menatap sendu sang kakak. Semakin tak tega untuk mengajak kakaknya turun.
Yoongi pasti lelah, Jungkook tahu itu.
"Hyung, Jungkook antar makanannya ke kamar saja ya?" Tanya Jungkook. Tapi Yoongi menggeleng.
"Hyung akan turun. Kau kebawah saja dulu Kook..." Yoongi berujar. Sementara Jungkook hanya bisa mengangguk. Ia keluar dari kamar itu, melangkahkan kedua kakinya menuju tangga lalu berhenti disana.
Jungkook akan menunggu kakaknya.
Tak lama, yang ditunggu pun datang. Yoongi menatap Jungkook dengan raut bingungnya.
"Kenapa tidak turun?" Tanya Yoongi. Jungkook hanya menggeleng kecil. Ia meraih tangan Yoongi lalu mengajaknya turun kebawah.
"Tidak apa, ayo Hyung.. Appa sudah dibawah."
.
.
.
.
Makan malam kali ini tak berjalan seperti biasanya.
Jika biasanya hening, maka kali ini celotehan Jungkook mewarnai acara yang tengah berlangsung. Anak itu sibuk berceloteh dengan mulut yang menggembung penuh.
"....Jungkook ingin liburan bersama. Boleh kan Appa?"
Janghyun menatap Jungkook seraya berpikir. Setelahnya, matanya bergulir menatap Yoongi.
"Yoongi, bagaimana?" Tanyanya. Sementara Yoongi hanya mengangguk kecil. Membuahkan senyum senang dari Jungkook.
"Kita ke pantai ya Appa! Kudengar, ombaknya tidak terlalu tinggi di pertengahan bulan ini!"
.
.
.
.
5 days later|
Jungkook menuruni tangga dengan wajah sumringah. Ia menenteng tas jinjing di tangan kanannya.
Senyum Jungkook mengembang lebar kala melihat Yoongi yang telah siap di sisi mobil.
Ia berjalan penuh semangat, memasukkan tas berisi baju dan makanan itu di bagasi mobil.
"Kemana Jin Hyung?" Gumam Jungkook. Sontak Yoongi mengalihkan perhatiannya.
"Jin Hyung ikut, Kook?" Tanyanya. Lantas Jungkook mengangguk. Lagipula ia memang sengaja memilih hari dimana Seokjin tengah libur. Jadi, mereka bisa berlibur bersama.
Yoongi menatap pintu gerbang. Menunggu Seokjin yang belum tiba.
Sebelum....
'Argh!'
Yoongi mengerang dalam diam saat sakit menghujam kepalanya. Ia merogoh sakunya. Memastikan obat telah dibawa.
"Hyung ke toilet dulu Kook." Alibinya lalu pergi.
.
.
.
.
'Bodoh! Cepat berhenti!'
Di dalam toilet, Yoongi sibuk mengumpati darah yang tiba-tiba keluar. Ia mengurut pangkal hidungnya. Berharap agar mimisan ini cepat berhenti.
Yoongi tak ingin mengacaukan semua yang telah direncanakan dengan baik. Ia tak ingin melihat wajah kecewa sang adik.
Lantas, saat mimisan di hidung telah berhenti, Yoongi membasuh wajahnya. Menghapus noda merah yang ada di sana.
Dengan helaan napas panjang, Yoongi keluar dari kamar mandi. Ia kembali menuju halaman depan. Ikut menunggu bersama Jungkook dan--Oh, Seokjin sudah datang!
"Ayo Hyung kita berangkat!!"
Rupanya, sang ayah juga telah siap di bangku kemudi. Yoongi mengangguk lantas mempercepat langkahnya. Memasuki mobil yang telah berisi Jungkook dan sang ayah didalamnya.
"Ayo! Jalankan mobilnya, Appa!" Seru Jungkook.
TBC
![](https://img.wattpad.com/cover/190113880-288-k700263.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last ✔
FanfictionDisclaimer: fanfiction | Brothership - Completed Min Yoongi itu rapuh, tapi ia sembunyikan segala kelemahannya dalam topeng bak es. Ayah dan adik membencinya, karena sebuah kesalah pahaman. Padahal, Yoongi telah menggantikan dengan miliknya yang ber...