50

5K 582 29
                                    

"Jin Hyung, tolong bangunkan Yoongi Hyung."

Seokjin mengangguk kecil. Ia menatap Yoongi yang masih tertidur di sampingnya.

"Yoon..."

Seokjin mulai mengguncang tubuh anak disampingnya. Membuat Yoongi risih dan membuka kedua mata kucingnya.

"Eum? Sudah sampai Hyung?" Tanya Yoongi. Ia melihat sekeliling. Dan hamparan biru luas sebagai pemandangan, sukses membuat mulutnya terbuka barang beberapa detik.

"Sudah. Kau oke?" Tanya Seokjin. Yoongi mengangguk. Ia membuka pintu lalu turun dari dalam mobil.

"Yoongi Hyung!! Jin Hyung!!"

Yoongi dan Seokjin sontak menoleh ke seseorang yang berteriak keras tak tahu malu.

Dimana Jungkook berteriak dengan melambaikan tangannya. Memberi isyarat agar mereka berdua segera ke sana.

.

.

.

.

Janghyun menatap hamparan luas didepannya. Rupanya, benar kata Jungkook, ombaknya tak terlalu tinggi. Pantainya juga tak terlalu ramai. Memberi kesan nyaman bagi dirinya.

Matanya tertuju pada kedua puteranya ditambah Seokjin yang tengah berlari dengan sesekali melempar air. Senyum nampak di ketiga wajah. Membuat Janghyun tak sadar mulai mengulum bibirnya.

"Jangan lempar-lempar air Kook!! Aku tak bawa baju ganti!"

"Yoon!! Jangan ikut-ikut!!"

"Argh! Bajuku basah!!"

Dari sini, Janghyun dapat melihat wajah bahagia kedua puteranya. Hal itu cukup untuk membuat hatinya merasa senang tak terkira.

Tapi, matanya teralih pada Yoongi yang berjalan menghampiri dirinya.

"Yoon, sakit?" Tanyanya. Anaknya itu menggeleng pelan. Ia mulai memposisikan dirinya. Tidur dengan paha Janghyun sebagai bantalnya.

"Jungkookie tidak mau berhenti melempar air Appa. Aku tidak mau ikut basah sepeti Seokjin Hyung." Adu Yoongi. Membuat tawa lolos dari bibir Janghyun. Ia mengusak rambut Yoongi yang tak lagi lebat seperti dulu.

Membuat rasa nyaman bagi si sulung.

Dan sesak pada Janghyun.

.

.

.

.

11.00

Setelah tiga jam lebih bermain di pantai, Jungkook berbalik menuju atas. Ia menarik lengan Seokjin yang sedari tadi menatapnya kesal.

"Ayo Hyung kita pulang." Begitu ajaknya. Tampak tak merasa bersalah telah membuat baju Seokjin basah seperti ini.

"Aish! Gara-gara kau Kook! Lihat! Bajuku basah!!" Teriak Seokjin.

Jungkook tertawa keras.

"Pakai bajuku saja Hyung!" Ujar Jungkook bak pahlawan kesiangan. Mata Seokjin membulat senang.

"Kau bawa lebih?" Tanyanya.

Jungkook mengangguk kecil.

"Ya, tapi hanya celana saja."

Setelahnya, gelak tawa Jungkook mengisi telinga Seokjin. Membuatnya mencebik kesal. Mulutnya sibuk menggerutu. Menyumpahi Jungkook karena membuat harapannya jatuh dengan tidak terhormat.

"Hehe, tenang saja Hyung, aku bawa dua pasang!"

Kali ini Jungkook tak berbohong. Ia berucap dengan jari telunjuk dan tengah yang membentuk simbol peace.

Si kelinci menarik Seokjin menuju mobil. Sementara Seokjin hanya menurut saja. Toh, matahari juga  sudah semakin tinggi. Membuat panas ikut menjalar ke kulitnya.

Jungkook berhenti saat mereka ada dihadapan Janghyun. Matanya menatap Yoongi yang tidur di di paha sang ayah.

"Yoongi Hyung tidur, Appa?" Tanyanya. Sementara Janghyun mengangguk kecil.

"Bilas tubuhmu Kook. Seokjin juga. Biar Appa yang bangunkan Yoongi." Ujar Janghyun, diangguki setuju oleh kedua orang tadi. Mereka berjalan ke atas. Menuju mobil untuk mengambil alat mandi dan baju ganti, lalu pergi ke kamar mandi umum.

"Yoongi-ah..." Panggil Janghyun. Ia menepuk punggung Yoongi lembut. Tak mau membuat si sulung terkejut lalu bangun dengan pening dikepala.

"Yoon, irreona eum?"

"Ughh..."

Janghyun tersenyum gemas saat Yoongi keras terganggu dalam tidurnya. Hingga puncaknya tiba saat si sulung membuka mata perlahan.

'Eoh?'

"Kita masih disini, Appa?"

Janghyun tertawa kecil saat mendengar pertanyaan yang terlontar dari mulut si sulung.

"Iya, ayo ke mobil. Jungkook dan Jin sedang membilas tubuh." Ajak Janghyun. Yoongi mengangguk kecil. Menggaruk tengkuknya yang gatal sebelum berdiri dari duduknya.

.

.

.

.

"Ayo turun~"

Jungkook memekik kecil. Ia membuka pintu mobil dengan semangat lalu keluar dari mobil hitam milik ayahnya itu.

"Ayo Yoongi hyung~" ajaknya. Ia tarik tangan kakaknya agar segera turun. Sementara Seokjin?

Dokter muda itu langsung pulang. Masih banyak pekerjaan, katanya. Membuat Jungkook merasa iba. Karena Seokjin masih harus bekerja dihari libur.

Yoongi yang merasa tangannya ditarik hanya bisa menurut. Ia melangkahkan kakinya mengikuti kedua kaki jenjang Jungkook.

"Hyung, temani aku tidur.."

Yoongi terkekeh pelan. Ia mengusak rambut Jungkook gemas. Setelahnya, Yoongi menggenggam tangan Jungkook. Membalikkan keadaan yang sedari tadi berkuasa.

"Kajja..."

Yoongi menarik tangan Jungkook agar mengikuti langkah kaki cepatnya menuju kamar.

Tak perlu waktu lama, mereka berdua berbaring di kasur empuk milik Jungkook. Yoongi tersenyum kecil melihat sang adik yang rupanya telah terlelap.

Adiknya ini pasti sangat lelah karena bermain tanpa henti dipantai tadi.

Tanpa disadari Jungkook, Yoongi berbalik. Menapakkan kaki pada lantai lalu berjalan keluar dengan perlahan.

Kernyitan tampak jelas di wajahnya. Dan tolong, lihat wajah serta bibir yang memucat itu.

Semua tahu, Yoongi tak baik-baik saja.






'Tolong... Ini sakit..'






TBC

Vote 80, I'll double Up!

#edisimaksa;)

The Last ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang