28

7K 734 136
                                    

"Bodoh!!" Maki Seokjin. Sementara Jungkook hanya bisa melihat wajah merah Seokjin dengan pandangan bingung.

"Ada apa hy-"

"Kau bodoh Kook!! Sudah kubilang agar tidak meninggalkan Yoongi sendiri! Lalu kenapa kau meninggalkannya huh?!!"

Mata Jungkook membola. Ia segera berlari menuju ICU. Pasti ada yang telah terjadi sampai Seokjin berlaku seperti tadi.

'Hyung, jebal..'

.
.
.
.

"Hahh..hahh.."

Jungkook sampai dengan nafas memburu. Ia mengamati tubuh kakaknya itu dari atas sampai bawah. Hingga ia menghela nafas lega karena semua terlihat sama seperti saat Jungkook meninggalkan Yoongi untuk berbicara dengan ayahnya.

"Kenapa Seokjin Hyung tadi--"

"Yang kau lihat sama bukan?"

Jungkook berbalik, mendapati Seokjin telah berdiri disampingnya. Anak itu mengangguk, untuk menjawab pertanyaan si dokter muda.

"Yoongi Hyung baik-baik saja, lalu kenapa Hyung memukulku tadi?" Tanya Jungkook. Seokjin berdecih, ia kesal.

"Tadi hampir saja.."

"Maksud Hyung??" Tanya Jungkook tak paham.

"Yoongi collapse saat si bodoh ini meninggalkannya. Jika saja tidak ada wali pasien sebelah yang menekan tombol merah, entah apa yang akan terjadi. Memang kemana saja kau tadi?" Tanya Seokjin pada Jungkook yang menundukkan kepalanya.

"..."

"Hei! Aku bertanya bocah!"

"A-ah.. aku.. Appa mengajakku ke atap untuk meminta maaf tadi.."

"Tuan Min?" Tanya Seokjin. Jungkook mengangguk membenarkan.

"Bodoh! Tua Bangka itu seharusnya meminta maaf pada Yoongi! Benar-benar ayah tak tahu diri!" Umpat Seokjin. Jungkook hanya diam, tak berniat untuk mengajukan protes. Karena, apa yang dikatakan Seokjin memang benar.

.
.
.
.

20.00

"Kook.. ayo Appa antar pulang"

Ajakan itu tak ditanggapi. Jungkook masih sibuk berkutat dengan handphonenya.

"Kook.."

"Shireo"

Janghyun menghela nafasnya pelan. Jungkook harus pulang karena besok anak itu masih sekolah.

"Kook-ah, kau harus sekolah besok.. kajja Appa antar" Ucap Janghyun lagi. Tapi Jungkook menggeleng.

"Aku ingin disini, bersama Yoongi Hyung" tolak Jungkook tanpa mengalihkan perhatiannya.

"Biar Appa yang menjaga Yoongi, kau pulang ya?"

Jungkook mengalihkan pandangannya. Mata bulat itu menatap masuk ke dalam dua mata kelam Janghyun.

"Apa Appa bisa dipercaya?"

Janghyun tersenyum kecut. Anaknya bahkan tak lagi percaya padanya.

"Appa akan menjaga Yoo-"

"Tak perlu, Appa pulang saja. Biar aku yang menjaga Hyung" Potong Jungkook. Ia masih kesal pada ayahnya. Bagaimana ayahnya menyakiti Hyung-nya itu masih terekam jelas didalam pikirannya. Dan ia tak ingin mengulangi kesalahan dua kali dengan meninggalkan Yoongi.

"Tapi, sekolahmu?" Tanya Janghyun.

"Aku sudah izin pada wali kelas" jawab Jungkook singkat. Janghyun mengangguk paham. Ia mengusak rambut Jungkook pelan.

"Kalau begitu Appa pulang sebentar. Hanya mengambil pakaian lalu kembali lagi. Jaga Yoongi ne?" Ujar Janghyun yang sama sekali tak dibalas. Jungkook hanya diam sambil menatapnya datar. Dan Janghyun tahu jika si bungsu itu masih marah padanya. Tanpa sepatah kata lagi, Janghyun berjalan berbalik menuju pintu keluar lalu hilang ditelan pintu kaca.

Sepeninggal Janghyun, Jungkook menatap sendu wajah pucat Yoongi. Masker oksigen yang bertengger disana membuat Jungkook meringis sakit. Serasa ikut merasakan apa yang kini tengah dialami oleh Hyung-nya itu.

Jungkook teringat perkataan ayahnya waktu itu. Ia meraba kaos hitamnya, hingga tangannya menyentuh luka jahitan samar di perut atas bagian kanan.

Jungkook menyesali apa yang ia lakukan dulu. Kenapa semua yang ia lakukan akan berdampak pada Yoongi?

Bahkan kecelakaan itu, semua murni kesalahan Jungkook. Lalu kenapa Yoongi harus ikut menanggung akibatnya?

Jungkook menunduk, membuat jatuh beberapa tetes buliran bening yang sedari tadi sudah tertampung di kedua mata bulatnya. Jika Jungkook bisa, ia ingin merubah waktu sebelum kecelakaan itu terjadi. Jungkook ingin merasakan kembali saat-saat ia bermain bersama kakaknya. Jungkook ingin kembali pada saat itu, jika ia bisa.









TBC

The Last ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang