Vera Murka

228 15 1
                                    

"Dipertemukan Itu Takdir"

🌈

Arini dan Yudha masih seperti biasa. Tidak akur dan Arini enggan untuk damai. Sepertinya mereka diciptakan untuk meramaikan suasana sekolah. Apalagi kalau mata pelajaran Akuntansi.

Sebenarnya Yudha yang mengibarkan bendera perang dengan rayuan mautnya. Jadi Arini ikut membantainya.

Seolah dunia merestui hubungan mereka dimana ada Arini maka Yudha tak sengaja ada disitu.

Buktinya sekarang.

Jadilah mereka bertatapan di meja bundar. Eits, bukan Konferensi Meja Bundar ya. Tapi meja bundar yang ada di kafe.

Niat Arini untuk refreshing di kafe jadi gatot alias gagal total karena kehadiran Yudha.

Tatapan Arini jelas seperti kilat menyambar. Jika Yudha, pastinya selalu meneduhkan.

"Saya gak nyangka kamu disini," ucapnya lalu menyesap Cappucino latte.

Arini terus menatap horor Yudha sambil mengaduk-aduk minumannya dengan sedotan.

"Ya. Itu satu-satunya azab bagi saya."

"Azab kenapa?"

"Azab, karna sering nyumpahin Bapak. Puas?"

Yudha malah tertawa, "Itu keberuntungan."

'Beruntung dari hongkong!' batin Arini.

"Yang lain sibuk nyari saya. Tapi saya ketemu kamu," kekehnya dengan ge-er.

Arini membuang muka, "Heleh, itu karena Bapak ngikutin saya sampe sini."

"Eh, nggak lah. Saya emang sering kesini, trus gak sengaja ketemu kamu," ucap Yudha berusaha membuat Arini tenang.

Byurr

"Dasar lonte!" hardik seseorang.

Yudha menoleh, menurutnya itu kalimat yang kasar sekali.

Arini terlonjak berdiri. Yudha ikut bangun dan mendekat ke Arini.

Saat Arini melihat siapa yang menumpahkan mocca float ke bajunya, ia terkejut.

"Vera?! Kok lo disini?"

Tamat kau Arini! Salah pertanyaan.
Harusnya nanya, kenapa Dia tiba-tiba nyiram elu!

"Baru kemarin gue percaya sama lo, Rin. Ternyata lo malah deketin Pak Yudha?! Munafik." Vera menggertak Arini.

Arini melotot ke arah Yudha lalu Vera, "Harusnya lo yang tanya sama orangnya, ngapain Dia ngintilin gue! Malah marah-marah, brisik tau gak!"

Yudha melerai mereka, "Udah,udah. Jangan berantem disini, diliatin banyak orang."

"DIEM!"

Kedua gadis itu malah membentak Yudha.

Yudha terperanjat, "Kalian yang diem, bukan saya."

Vera langsung menjambak rambut Arini. Arini ikut menjambak Vera.

"Kok lo mulai duluan sih?"

"Lo gak tau malu!"

Yudha jadi bingung sendiri. Akhirnya Ia memisahkan mereka dengan menggendong Arini seperti mengangkat karung beras, menaruhnya diatas pundak.

"EH, BAKAL GUE VIRALIN LO BERDUA!" Cerca Vera sambil membenahkan rambutnya yang rusak karena tarikan Arini.

Disisi lain Arini memberontak meminta diturunkan,
"Woii! Turunin gak, dasar setan!" Arini mengayunkan kakinya sambil memukul punggung Yudha.

ARINI [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang