Panik

115 10 0
                                    

"Emang diantara persahabatan lawan jenis, gak ada yang murni persahabatan. Salah satu atau keduanya pasti menyimpan rasa lebih. Contohnya gue, nganggep Dia kayak Kakak sendiri."

- from Arini To Guntur -

🌈

Arini bicara empat mata dengan Arya didalam kelas saat jam istirahat kedua. Sebenarnya banyak kawannya juga, tapi karena mereka duduk bersama jadi anggap saja empat mata.

Mereka membahas perjanjian itu.

"Gue yang sekarang jagain lo, Rin," putus Arya tiba-tiba. Semenjak Vera merajalela, ia jadi kasihan kalau Arini melawan mulut pedas Medusa sendirian.

Arini menoleh, "Lah terus es krim gue gimana?" tanyanya memelas.

Arya berdecak kesal. Apa harus ia juga yang nombok es krim tiap hari sabtu?

"Gue beliin deh tiap sabtu," ucapnya enteng.

"Lo sama Pak Dean sedeket itu emang, Ar?" Pasalnya, seringkali ia melihat Arya dan Dean saja berangkat sampai gerbang sekolah. Tidak pernah tuh Arini melihat orangtua Arya.

"Ya gitu. Kan gue yatim piatu,"

"Hm?" Arini tentu baru tahu.

Entah kenapa, Arya mempercayakan Arini untuk berteman dengannya. Selama ini, semenjak orangtuanya tiada, Arya jarang kenal perempuan lain selain Ibunya.

Menurutnya, Ibunya merupakan perempuan yang sempurna. Berhati lembut, memberikan kasih sayang sepenuhnya dan patuh terhadap suami. Begitu juga Ayahnya yang sangat bertanggung jawab, tekun bekerja, dan tidak neko-neko. Arya ada lah mirip sama Ayahnya.

Dulu Arya sempat dekat dengan perempuan saat SMK kelas sepuluh, tapi niat untuk lebih mengenal jadi  sirna karena perempuan tersebut munafik. Hanya memanfaatkan dirinya yang diasuh Dean agar mendapat perhatian dan menjadikannya ATM berjalan. Jadi kalau didefinisikan, Arya menganggap semua perempuan itu matre.

Padahal kan matre itu wajar, Ar. -Author-

Arini terkejut. Duh, kok jadi mellow gini sih Arya nya?

"Sori, Ar, gue gak bermaksud." Arini ikut prihatin.

"Gapapa."

"Berarti lo sekarang tinggal sama Pak Dean?"

"Ya iyalah. Lo mau tinggal sama gue juga biar tiap hari ketemu Dia?" ledek Arya.

Arini mengelak, "Gak ah. Ntar malah tambah ruwet. Lagian masa sampe sekarang Pak Dean belum punya pacar,"

Itu Dia yang membuat Arya heran dengan Om-nya. Apa karena Arini kah?

"Nungguin lo kali," celetuk Arya.

"Ngarang."

"Kalo bener?"

Arini diam.
Jadi bingung kan mau jawab apa kalau Dean memang benar menunggunya.

"Ganti topik," pinta Arini.

Arya mengambil botol mineral yang ia beli di kantin sebelum kembali ke kelas lalu meminumnya hingga setengah.

"Guntur itu siapa sih?"

Arini diam beberapa saat, "Sahabat gue."

"Cuma sahabat?"

"Iyalah." Gila saja kalau orang-orang menganggapnya pacaran dengan Guntur sedangkan Guntur itu suami sahabatnya -Alexa.

"Terus kenapa Vera seakan-akan menyudutkan lo sama Dia punya hubungan?" Arya jadi kepo akut.

ARINI [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang