"Aku beruntung mempunyai sosok Kakak yang selalu mengayomi. Sehat selalu, Kak"
- Arini Wiryasatya -
🌈
Arini, Andra, Johnson, dan Frederic berkumpul di ruang tamu. Arini sedang dalam kondisi tidak sehat karena sedari malam flu.
"Arini udah bilang gak mau kan, Yah? Yaudah biarin Dia tinggal disini, sendirian kayak apa yang Dia mau," ucap Andra ditengah perdebatan.
"Maksud Ayah begini, Andra.. kasian Arini kalau sendirian disini. Ayah sama Frederic kan niatnya baik," ucap Johnson.
"Kenapa baru sekarang? Kenapa gak dari dulu? Toh sekarang Andra yang biayain sekolah Arin, kecuali kendaraan dari Ayah." Andra tetap berpihak pada kesejahteraan Arini.
Dalam hati Arini bersorak gembira. Aku padamu, Abang.
"Keinginan Frederic untuk tinggal dengan Arini sudah tinggi, Andra. Ayah pun butuh keceriaan dalam rumah," ucap Jonshon.
"Iya Andra tau. Tapi Arini kan gak mau, denger kan pasti."
Arini terus bersandar di pundak kakaknya karena tubuhnya sangat tidak memungkinkan.
Frederic menganggukan kepala saat Johnson menoleh padanya. Akhirnya jawaban yang ditunggu-tunggu sejak awal pun keluar, "Yasudah, Ayah tidak akan memaksa Arini lagi. Tapi kalau sewaktu-waktu Arini mau ke rumah Ayah, Ayah persilahkan."
"Ya, itu kalau Arini mau." Andra menghendikkan bahunya acuh.
Arini menggeleng pelan, "Arin udah nyaman disini, Yah, sendiri."
Keberangkatan Johnson dan Frederic membuat Arini dapat menghirup oksigen sebanyak-banyaknya. Ya..2 minggu itu seperti setahun bersama mereka.
Andra juga merasakan hal yang sama. "Idup gue adem ayem nih sekarang.. akhirnyaaaa!" Batin Andra tersenyum lepas.
"Kak, Arin mau ke rumah Alexa ya." Arini menghampiri kakaknya untuk berpamitan.
"Mau ngapain? Kakak kan baru disini. Jangan ketemu Arya lagi!"
Skakmat.
Nah itu, Arini padahal ada janjian dengan Arya untuk berbaikan lagi seperti awal atas bujukan orang terdekatnya.
"I-iya, Kak. Yaelah, galak amat tumben."
"Yaiyalah! Kakak aja gak pernah nampar kamu. Tuh anak berani banget.." Mulailah emosi Andra memuncak lagi.
"Iya, Kak Andra yang paling handsome seduniaaaa." Arini menyalami kakaknya.
Andra berdehem pelan lalu mencium puncak kepala adiknya dengan posisi duduk, "Mesti boong kan?"
"Iyalah.. Assalamu'alaikum Kak." Arini melengos pergi.
"Wa'alaikumsalam."
Arini mengendarai mobilnya sendiri menuju rumah Alexa. Ahhh, ia tidak sabar untuk melihat Kayra. Bagaimana ya wajahnya? Apa mirip seperti Guntur-Ayahnya ? Semoga saja tidak.
Ponsel Arini berdering.
"Fiona???" Ia bergumam.
.
"Halo, Fi?""Rin, lo bisa gak dateng ke rumah gue? Gue mau
private nih sama lo""Gue mau ke rumah Alexa sekarang. Gimana kalo nanti jam 1 siang?"
"Yahhh, gabisa sekarang?"

KAMU SEDANG MEMBACA
ARINI [SELESAI]
Teen FictionSekolah. Tempat mencari ilmu,mendapat teman,mencari jati diri,dan bisa juga mendapat cinta. Seperti Arini yang mulanya membenci guru baru, lama-lama ia akhirnya luluh dengan segala sikap gurunya. Bagaimana kelanjutannya? Tambahin ke reading list yaa...