#42 : Hadiah

87 4 0
                                    

"Hadiah hari ini ada dua. Bahagia dan sedih dalam waktu bersamaan."

🌈

Arini berdiri di depan tempat yang dikirim Yudha sambil mendongak melihat papan bertuliskan,

GRAND DIAMOND

"Toko Perhiasan??? Mau ngapain gue diajak kesini?" batinnya bertanya-tanya.

Ia jadi curiga kalau Yudha jalan kemari sambil tidur, alias ngelindur.

"Pak Yudha." Arini memanggil Yudha begitu masuk ke Toko. Yudha yang sedang melihat-lihat perhiasan langsung menghampiri Arini dan memakaikan sesuatu di jari manisnya.

"Ngapain sih??"

Arini melihat jarinya yang melekat sebuah cincin.

"Bagus gak?" Yudha bertanya sambil menunjukkan jarinya yang terdapat cincin juga.

Oh, Arini tau sekarang.

"Maksudnya apa ya, Pak?" Ia menyunggingkan senyuman.

Yudha berdecak, "Bagus gak??"

"Iya bagus. Tapi maksudnya apa? Pak Yudha ngelamar saya??" Tentu Arini bercanda.

Yudha terkekeh, "Ngelamar kamu nunggu lulus dulu. Anggap aja ini kenang-kenangan dari saya."

Gadis itu mengangguk, "Oke, saya terima hadiahnya."

Yudha tersenyum lebar dan membeli cincin couple tadi dengan harga yang tidak murah.

Arini melihat cincinnya dengan kagum, "Woahh.."

Setelah dari Toko Perhiasan, Yudha mengajak Arini ke Taman yang biasa mereka kunjungi sambil berjalan kaki. Itu semua karena Yudha tidak bawa mobil dan malah naik grab ke Toko Perhiasan tadi.

"Cita-cita kamu apa, Rin?"

"Mau buat bimbel sendiri."

Rasanya aneh sejak Arini memakai cincin. Ia sudah seperti seorang istri saja.

"Jangan sampe ilang cincinnya."

Arini mengeryit, "Kalo ilang??"

"Yang penting kamu gak ikut ilang."

"Iya, iya."

"Kamu cinta saya gak??"

Arini menoleh karena terkejut, "Saya— kalo gak cinta, cincinnya bakal diambil nih??"

"Ya enggak, cuma nanya."

"Cinta itu gak harus diungkapkan kan, Pak? Ada saatnya cinta itu dibuktikan. Saya rasa, saya udah buktiin cinta saya dengan nerima hadiah dari Pak Yudha."

Dalam hati Yudha sangat senang. Ingin rasanya jingkrak-jingkrak, teriak sambil kopral kalau bisa. Tapi kini ia bukan anak kecil yang bisa bertingkah seenaknya.

Langkah Yudha tiba-tiba terhenti saat ada yang memanggilnya dari arah belakang.

"Evan!"

ARINI [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang