Siapa yang Menang?

77 4 0
                                    

"Jangan buat Arini nangis ya! Sini kalo berani! Maksudnya lawan Arini dulu, baru lawan gue."

- From Guntur -

🌈

Sudah lama Arini tidak diantar Guntur ke Sekolah karena pria itu sering ada jam tambahan lebih pagi.

Baru hari ini Guntur sempat berangkat dengannya, jalan kaki. Seperti biasa Guntur mengantar Arini dulu.

"Kita udah lama gak berangkat bareng," ucap Guntur yang berjalan disamping Arini.

Arini mengangguk, "Bener. Kayra sama Alexa sehat kan?"

"Sehat, lo jadi jarang ke rumah gue, kenapa?"

"Oh, gue..sibuk belajar. Lo tau kan UN tinggal 1 bulan lagi."

"Iya juga. Semangat!" Guntur mengepalkan tangan ke udara.

"Lo juga."

Mobil Yudha melewati mereka dan berhenti di depan gerbang.

"Guru lo nyamping jadi kang grab?" tanya Guntur asal ceplos.

"Mungkin," jawab Arini ragu-ragu.

Dan saat pintu mobil bagian kiri terbuka yang keluar adalah Vera.

Guntur mendadak berhenti melangkah, "Eh,,bentar! Itu, itu, mata gue gak picek kan?"

"Lebay lo." Arini memukul lengan pria itu. Mereka lanjut jalan.

"Ih, sakit, mbak bro."

"Lagian lo lebay amat."

"Ini tuh cara gue mengekspresikan keterkejutan," alibinya.

"Halah."

Begitu mereka sampai di gerbang sekolah. Guntur sempat basa-basi dengan Arini untuk memancing Yudha keluar dari mobil.

"Lo belajar yang bener."

"Iya.."

"Ntar pulang mau bareng gue gak?"

"Boleh."

Target Guntur mulai terpancing. Yudha menepikan mobilnya dan keluar menghampiri Vera.

Yudha bertanya pada Vera yang posisi mereka berhadapan, "Kamu bisa jalan kan?"

"Bisa, Pak. Makasih ya udah nganter saya."

"Sama-sama. Kamu ke kelas duluan."

"Ada pujaan hati ya, Pak? Makanya gerogi.." ledek Vera.

Yudha langsung bersemu, "Kamu— sana ke kelas," suruhnya.

Vera berjalan masuk gerbang walaupun agak pincang akibat kecelakaan kemarin.

Setelah memastikan Vera menjauh, Yudha mendekati mereka.

"Pagi Ariniii," sapa Yudha disertai senyuman merekah.

Arini sedikit heran. Apa gurunya itu kehilangan akal sampai menyapanya di sekolah?

"Pa—"

"Pagi, Pak.." Guntur memotong ucapan Arini dan membawa Arini ke belakang punggungnya. "Pak, gak masuk?"

Arini mengeryit ke arah Guntur. Wah, ide oon apa lagi yang dibuat Guntur.

"Saya nyapa Arini, bukan kamu," sahutnya kesal.

Arini rasa, ia akan direbutkan disini.

"Kan yang ada disini gak cuma Arini," ucap Guntur.

"Iya, emang kamu gak denger tadi saya nyapa siapa?"

ARINI [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang