Stalking

213 14 0
                                    

"Mana Bisa Saya Marah Pada Perempuan Yang Sangat Saya Hormati."

-Yudha Evan-

🌈

Yudha me-login akun facebooknya lalu mengetik nama Guntur Rivaldi pada kolom pencarian.

Tak lama muncul rentetan profil dengan foto yang berbeda. Dengan mudah Yudha meng-klik profil yang dibawahnya bertuliskan SMK Dirgantara 3. Tidak salah lagi, itu pasti akunnya.

Klik

Arini yang berada disamping Yudha hanya menatap laptop dengan bosan. Sebenarnya kalau bukan karena Alexa, malas sekali ia harus susah-susah mencari orang.

Yudha terus men-scroll kebawah melihat status-status Guntur.

"Gak ada petunjuk apapun di akun Guntur. Kayaknya... dia bukan tipe orang yang update."

Sudah Arini duga.

"Emangnya kalo mereka di club bakal streaming, gitu?"

"Gak juga."

Arini menyandarkan kepalanya ke sofa, "Hedehhh."

Yudha beralih melihat pertemanan Guntur.

'Faizzz Diantoro'

Yudha sedikit mengenali foto yang ber-landscape hitam putih, "Arini. Kamu kenal tempat ini gak?"

Arini meneliti tempat tersebut, "Ini kan club yang waktu itu Pak Yudha nolongin Alexa. Ya kan?"

"Saya agak lupa."

"Gimana sih? Yang nolongin Alexa kan Pak Yudha, bukan saya. Masa lupa, kalo Bapak lupa gimana mau mastiin itu tempat clubnya apa bukan-"

"Suara kamu bisa gak volumenya kecilin," pinta Yudha dengan memelas.

"Gabisa!" jawabnya cepat.

Biar saja Yudha kesal dan marah padanya. Biar semua rencananya bubar!

"Suara kamu itu memecah konsentrasi saya karena nanti setelah saya pulang dari sini, saya gak bisa tidur keinget suara kamu."

Yudha mengusap puncak kepala Arini.

Arini tercengang. Jadi, itu reaksinya setelah Arini nyolot?

Yudha kembali fokus dengan laptopnya, "Kemungkinannya adalah Faiz."

"Bapak gak nyari akun Bima?"

"Gaperlu. Karna di foto ini Faiz nge-tag akun Bima juga. Jadi mereka berdua yang harus kita temui."

Arini baru sadar akan ucapan Yudha, "Saya bakal kontak mereka berdua untuk ketemuan."

Yudha tersenyum miring, "Habis ini mereka mungkin bingung milih untuk tanggung jawab atau pendidikan. Kalau aja mereka gak berbuat itu sama Alexa, kejadian ini gak bakal memperburuk keadaan."

Arini menggeleng, "Tapi Saya yakin ada sesuatu yang mereka sembunyiin, Pak. Sedangkan mereka berdua tau Alexa sekolah di Tunas Bhakti, mereka harusnya mikir 2 kali buat ngelakuin itu. Pasti ada penyebabnya."

"Apapun alasan mereka. Bukan penghalang pelaku untuk tanggungjawab. Alexa berhak bahagia, anaknya juga berhak tau siapa ayahnya."

Arini akui Yudha memang berpikir logis. Lihat saja beberapa hari kedepan. Apa mereka bisa lolos?

"Makasih Pak udah bantu saya. Tapi setelah ini, Pak Yudha gak perlu repot-repot. Pak Yudha istirahat aja, biar saya yang cari dalangnya. Oke."

Yudha punya rencana lain untuk menjaga Arini dari jauh walaupun gadis itu memintanya untuk tidak campur tangan.

ARINI [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang