"Jangan Lupa Jaga Hati Sendiri. Karena Banyak Istilah Jagain Hati Orang."
- Author Baik Hati -
"Hati-hati ya, Kak. Sering kesini biar ketemu Arin. Arin bakal kangen Kakak," ucap Arini yang enggan melepas pelukannya pada Andra.
Ya.. Andra sudah ada di Bandara lebih awal untuk check in, kini giliran untuk masuk ke ruang boarding.
"Iya ntar kakak sering deh. Asal jangan minta oleh-oleh pacar aja."
"Iya janji."
Arini menangis. Inilah yang ia benci dari perpisahan, walaupun mereka terpisah antar negara. Rasanya kata "perpisahan" sangat dibenci gadis itu. Menurutnya, satu kata itu mampu membuat dirinya merasa sendiri di tengah keramaian.
"Kok nangis sih? Katanya sayang.." Andra mengusap kepala Arini.
Arya jadi terharu melihat keduanya. Ia jadi ingat dengan Adiknya yang sudah lama meninggal akibat kecelakaan sewaktu di Bandung. Sifatnya sangat mirip dengan Arini, manja kalau bersama Kakaknya.
"Gimana gak sedih? Aku kan cuma punya kakak sekarang."
"Iya, iya. Kakak bakal mantau kamu kok."
Arya mengetahui fakta terbaru lagi sekarang. Jadi Arini juga mengandalkan kakaknya seperti dirinya yang hanya mempunyai Dean saat ini. Benar-benar kuat.
Andra melepas pelukannya dan beralih ke Arya, "Bro, jaga adek gue ya, sebentar doang.."
"Siap, Bang.. ntar gue aduin kalo badung nih anak." Arya merangkul Arini dengan gemas.
"Kak Andra.. jangan lama-lama disananya." Arini seakan-akan mencegahnya untuk pergi. Tapi mau bagaimana lagi? Pekerjaannya disana masih banyak, termasuk ada masa depan yang harus ia gapai.
"Iya, nggak." Daripada ribet kalo diledekin.
"Gue kasih amanat nih anak ke lo, awas kalo sampe Dia nelpon gue sambil nangis lagi." Andra memberi peringatan untuk Arya.
Berani membuat adik kesayangannya sedih? Maka ia tak segan menenggelamkan pria itu. Lihat saja."Iya, Bang. Gue janji, disini mah yang jagain Dia banyak." mereka pun tos ala laki-laki.
Lagi dan lagi Arini memeluk Andra sebelum keberangkatan pesawat, "Take care, Kak."
"Ntar kalo Kakak udah sampe bakal Kakak kabarin lewat email ya," ucap Andra mencoba melepas pelukan Arini.
Arini mengangguk saja dan melambaikan tangan saat Andra berjalan menjauh sambil melambaikan tangan juga. Arya hanya melihat mereka.
Selepas itu mereka pulang menggunakan taksi online yang dipesan tadi.
Emang orang kaya mah bebas-_-
"Rin, gue mau mampir sebentar ke rumah lo, boleh?"
Arini mengangguk pelan, "Awas lo kalo macem-macem!"
Arya pun terkejut dengan respon Arini, "Galak bener. Kagak macem-macem gue, cuma mau numpang tidur bentar yaelah."
Arini pun teringat sesuatu, "Eh, lo mending ikut gue ke rumah Alexa aja. Sekalian kita nginep disana, kan enak tuh ada Guntur juga jadi lo ada temen cowok."
"Bener atuh si eneng, kalo cowok sama cewek di rumah berdua doang, nanti yang ketiganya teh setan.." ucap supir taksi tersebut.
Arya tertawa kecil, "Berarti sekarang mamang setannya dong?"
Supir tersebut langsung memasang wajah sebal, "Iya juga ya."
Arini seketika ikut terhibur, dasar laki-laki. Selalu saja termakan omongannya sendiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
ARINI [SELESAI]
TeenfikceSekolah. Tempat mencari ilmu,mendapat teman,mencari jati diri,dan bisa juga mendapat cinta. Seperti Arini yang mulanya membenci guru baru, lama-lama ia akhirnya luluh dengan segala sikap gurunya. Bagaimana kelanjutannya? Tambahin ke reading list yaa...