Bersiap

144 5 0
                                    

"Perpisahan adalah awal pertemuan lagi."  - YUDHA-

🍒

Yudha menandatangani surat pengunduran diri dari SMK Tunas Bhakti seusai tahun pelajaran 2019/2020 berakhir. Ia sudah memutuskan hal ini.

Kepala Sekolah yang melihat guru muda yang cepat sekali resign hanya bisa pasrah.
"Sangat disayangkan sekali, Pak. Padahal kinerja Bapak bagus, apa tidak bisa studi disini saja supaya tidak resign?" Kepala Sekolah nampaknya keberatan sekali menandatangani surat yang ada di atas meja.

Yudha juga sebenarnya berat sekali meninggalkan sekolah ini. Tapi ini salah satu impiannya untuk kuliah di AS. Ia lulus ujian dan berada di urutan ke-5 se-Indonesia untuk kuliah disana.

Yudha hanya tersenyum menanggapi Kepala Sekolah yang tampak tidak rela melepasnya.

"Baiklah. Saya akan menandatangani surat pengunduran Bapak," ujarnya.

Yudha cukup lega akhirnya diizinkan melanjutkan studi.

"Tapi ngomong-ngomong, calon Bapak sudah tau ini?"

Eh?

"Calon siapa, Pak?"

"Lhoo, anda ini gimana. Katanya calon istrinya siswi disini."

Yudha hanya menggeleng malu-malu, "Bapak bisa saja."

Selesai tanda tangan, mereka berjabat tangan, "Terima kasih selama 1 tahun ini, Pak."

"Terima kasih juga sudah membimbing saya menjadi Kaprog dan guru disini. Saya senang," ujar Yudha.

Yudha keluar dari ruang kepala sekolah dan terkejut mendapati Arini yang beringsut mundur seperti melihat hantu.

"Kamu ngapain?" Yudha terkejut.

"Sa-saya gak sengaja lewat." Arini berjalan meninggalkan Yudha yang bingung sendiri.

Ia pun kembali ke ruang guru dan lagi-lagi menghembuskan nafasnya pelan begitu melihat meja kerjanya dipenuhi kado. Apa ini hadiah sebelum ia pergi? Ia menaruh berkasnya di meja tugas dan keluar untuk berkeliling sekaligus mencari Arini.

Melihat Arini termenung di depan kelas, Yudha jadi merasa ingkar janji.

"Pak Yudha jangan pergi juga.."

"Iya,iya saya janji."

"Pak Yudha jangan janji doang. Dulu Pak Dean juga gitu, bilangnya cuma pindah ngajar, tapi sekarang pindah ke luar negeri."

"Iya, Arini. Udah, jangan nangis lagi."

Takdir memang tidak ada yang tahu. Yudha hendak berbalik, namun Arini tidak sengaja menatapnya. Ia jadi urung dan hanya diam di tempat.

Hari terakhir UNBK ini bukan jadi hari bahagia bagi Arini. Malah menjadi hari paling mengenaskan.

Arya yang keluar kelas mendadak berhenti dan menatap keduanya dengan pandangan aneh.

"Tuh orang ngapain? Telepati?" Pikirnya. Maksudnya, kenapa cuma lihat-lihatan? Kenapa tidak bicara langsung?

Vera menubruk punggung Arya, "Lo ngapain sih di depan pintu? Kalo kata orang jawa ntar lo gak dapet jodoh tau."

Arya menunjuk mereka dengan dagunya, "Liat tuh mereka, ngapain sih?"

Vera beralih melihat siapa yang Arya maksud.
"Lo emang gatau? Pak Yudha kan mau kuliah di Amrik."

"Kuliah?!"

"Iya."

"Tuh orang ga bosen belajar mulu."

ARINI [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang