Cemburu

176 11 0
                                    

Masih di hari yang sama namun waktu yang berbeda. Arini men share location ke whatsapp Guntur untuk ketemuan.

'Lo dateng tepat jam 10'

Entah itu sebuah suruhan atau ancaman dari pesan Arini. Tapi niat Arini hanyalah ingin meluruskan semuanya agar Alexa dan Guntur bisa mempertanggungjawabkan apa yang mereka lakukan hingga membuahkan janin yang tengah bertahan.

Alexa sejak tadi di mobil hanya bisa memainkan jari untuk mengusir rasa gugup.
Ia mengecek ponselnya yang menunjukkan pukul 09.00. Itu artinya 1 jam lagi mereka sampai di tempat yang sudah ditentukan Arini.

Memang,tempatnya agak jauh.

"Everything is ok, Lex. Setelah ini, gue dukung keputusan lo apapun yang mau kalian jalanin. Entah stay di indo atau pindah ke London," ucap Arini dengan berat hati. Tentu ia ingin Alexa tetap di Indonesia. Tapi jika kesepakatan mereka -Guntur dan Alexa berbeda, Arini bisa apa?

"Gue cuma takut Guntur gak suka sama gue, Rin." Belum apa-apa dia sudah pesimis.

Arini menggeleng cepat, "Jangan negatif deh pikirannya. Guntur orang baik."

Walaupun ia ragu juga sebenarnya.

"Iya, Alexa. Lagian kan kamu gak ketemuan sendiri. Ada Saya, Arini, jadi gausah gugup. Kalo Guntur udah dateng, kalian saling ungkapin apa yang kalian mau. Supaya semuanya bisa lurus, ada arahnya." Yudha ikut mengintruksikan.

"Makasih, Pak, Rin. Udah mau bantu saya."

"Sama-sama."

Setelah mereka sampai di tempat. Arini langsung memesan 2 ruang VIP atau ruang tertutup yang biasa digunakan orang-orang penting untuk membicarakan bisnis dengan fasilitas terjangkau.

"Selamat siang, Arini. Ada yang bisa saya bantu?"

Alexa dan Yudha hanya mengeryit heran kenapa para waitress dan resepsionis disini mengenali Arini dan menyambutnya dengan hangat.

"Saya pesan 2 ruang VIP yang bersebelahan. Masing-masing untuk 2 orang, menunya yang biasa saya pesan," ucapnya dengan lancar bak pemilik kafe.

"Arini bisa langsung ke ruang VIP 3 dan VIP 4 ya," ucap resepsionis tersebut sambil fokus ke komputer.

Satu waitress selesai menulis pesanan Arini.

"Apalagi, Arini?"

Arini sedikit mengingat, "Oh iya." Ia mengeluarkan ponselnya untuk menunjukkan foto Guntur yang ia ambil dari akun facebook.

"Kalo liat orang ini tolong suruh ke ruang VIP 3 aja ya. Tamu penting," ucap Arini.

"Ohh iya Arini. Nanti saya sampaikan."

"Makasih ya."

"Sama-sama. Silahkan menikmati sajiannya."

"Arini, ini cafe apaan sih?" tanya Alexa. "Lo udah langganan ya disini sampe semua pegawai ramah banget sama lo?"

Arini tersenyum singkat. Ia berjalan diikuti Yudha dan Alexa dibelakangnya.
"Ini salah satu cafe yang dipegang abang gue."

Saat hendak ke pintu menuju Ruang VIP, Arini disapa oleh Pengelola Keuangan Kafe.

"Halo nak Arini. Kenapa jarang kesini lagi? Bosen ya?"

Arini berjabat tangan dengan orang tersebut, "Gak bosen kok,Pak. Cuma emang sedikit susah buat kesini, kan jauh dari rumah."

"Oh iya, kenalin Pak. Ini Pak Yudha, guru saya. Sama ini Alexa," ucap Arini memperkenalkan mereka.

Mereka berjabatan tangan.

ARINI [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang