Ketos

95 4 0
                                    

"Kuasamu harusnya tak digunakan untuk menindas orang dibawahmu"

-Arini-

🌈

Upacara Pelantikan anggota OSIS periode baru dilakukan agak telat sesuai kesepakatan pada awal rapat. Itulah yang Arini tau dari teman sekelasnya yang baru melepas jabatan seminggu lalu.

Dengar-dengar, setelah lepas jabatan OSIS lama. Banyak yang sengaja berulah dengan membuat kenakalan umum seperti tidak memakai sepatu 80% hitam, telat, bolos, dan lainnya.

Itu jelas menjadi sorotan baru bagi Arini —kakak kelas yang terkenal di kalangan semua siswa dan guru. Arini pikir, untuk apa dulunya mereka mengejar jabatan itu kalau sekarang juga melanggar? Dasar sinting.

Yang lebih parahnya adalah, Ketos yang terpilih dikenal tempramental. Jika ada adik kelas yang melakukan pelanggaran, hukumannya bisa berupa membersihkan kamar mandi, menyapu halaman, atau lari mengitari lapangan 10 kali.

Arini berdiri di belakang para pembalas dendam.

Pembalas dendam?

Arini kira itu julukan yang tepat. Mereka membuat hukuman yang lebih berat dari OSIS periode sebelumnya pada adik kelas karena dulunya mereka pernah dievaluasi sampai menimbulkan tekanan.
Inilah yang memicu Arini memandang OSIS periode baru dengan miris. Mental mereka se-lemah itu rupanya.

"Gue kira kakak kelas juga bakal dapet hukuman begitu," ucap Arini agak lantang supaya mereka dengar.

Salah dua dari mereka menoleh, "OSIS lama kak?"

Arini pernah jadi anggota OSIS, tapi keluar setelah 2 bulan pelantikan karena tidak ada solidaritas didalamnya.

"Gue? Enggak... gue cuma ngomong. Kenapa adek kelas dihukum begitu, sedangkan kakak kelas cuma disuruh mungutin daun di halaman depan."

Arini tertawa miris saat Ketos baru itu menghampirinya.

Dimas Pramudya Hilmi,
Kelas 11 Akuntansi 3 yang baru menjabat Ketua OSIS seminggu mendadak viral di sekolah karena perlakuannya terhadap adik kelas.

"Terus hubungan lo sama OSIS apa? Lo juga bukan purna kan?"

"Wah, selain gak adil ternyata lo gak sopan. Untung gue gak milih lo, jadinya gak nyesel," ucap Arini.

Dimas mencengkram kedua bahu Arini sambil menatap matanya nyalang. Sebisa mungkin gadis itu tetap santai. Ia tidak suka melihat adik kelas dikendalikan Ketos seperti Dimas. Ia tau bagaimana rasanya, karena dulu pernah menjadi korban bully.

"Kenapa? Lo gak suka?"

Arini disudutkan ke tembok. Semua murid yang ada di Loby tersentak dengan perilakunya.

"Lo itu bukan siapa-siapa. Jadi gak usah mancing emosi gue."

"Dengan lo memperlakukan gue begini, semua orang jadi tau busuknya lo. Pemimpin numpang nama." Arini tertawa sinis menekan kalimat terakhir.

Dimas hendak melayangkan tangannya ke wajah Arini, namun disaat itu juga Arini menahan tangan pria itu tak kalah kuat. Dimas pikir dirinya gadis lemah? Salah besar!

"Gue jamin 2 jam dari sekarang, nametag Ketua OSIS yang ada di baju lo bakal lepas." Arini mengancam.

Dimas geram dengan Arini. Ia menghentakkan tubuh Arini ke tembok sangat keras sampai gadis itu memejamkan mata kuat-kuat.

Murid yang lewat langsung terkejut, adik kelas yang tengah menjalani hukuman lari keliling lapangan mendadak berhenti menyaksikan Ketos baru itu.

"Lo pasti mau bunuh gue karna ngancem lo tadi kan?" Arini masih menunjukkan senyuman terbaiknya.

ARINI [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang