"Jika membingungkan. Carilah yang paling nyaman, bisa membuatmu tersenyum bagaimanapun kondisinya. Dan kalau masih bingung, meninggalkan keduanya mungkin bisa membantu."
🌈
Pak, tolong datang ke Taman dekat
sekolah sekarangSend
Arini dan Alexa mengirim pesan tersebut pada seseorang. Ingat! Ini adalah rencananya dengan Alexa, jika gagal maka salahkan juga Alexa.
Ia segera memasukkan ponselnya ke tas dan bergegas keluar kamar untuk menuju Taman. Beruntung pagi ini Andra masih tidur, jadi ia tidak akan ditanya detail.
***
Dean sedang duduk di bangku putih panjang. Ia menunggu perempuan dan jelas kalau perempuan itu adalah Arini. Gadis yang sangat spesial baginya.
"Mana Arini ya?" Matanya sibuk mencari. Tapi karena tidak ketemu, ia memutuskan untuk menunggu.
Sambil menunggu, Dean membuka galeri fotonya yang ada di ponsel dengan nama file 'Arini'. Didalamnya banyak foto Arini dari kelas sepuluh. Mulai candid-an saat senyum, tertawa, dan masih banyak lagi. Terkesan kurang kerjaan ya? Maka dari itu Dean mencari pekerjaan yang membuat jenuhnya hilang. Ya itu, motret Arini.
"Sampai sekarang saya belum bisa move on, Rin. Walaupun kamu memilih orang lain," gumamnya tersenyum kecut.
"Dean ya?"
Dean segera menekan tombol power dan memasukkan ponselnya ke saku celana.
Lehernya terangkat, "Lho? Yud, disini juga?"Yudha menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "Iya. Kamu disini juga? Saya duduk ya."
"Oh, iya silahkan." Dean sedikit bergeser. Ia jadi canggung jika bicara dengan Yudha sekarang sejak pria itu pernah membentak Arini.
"Pak Dean nunggu orang?" Yudha membuka pembicaraan.
"Iya nih," dalam hati Dean berucap bahwa ia tidak akan memberitahu kalau ia sedang menunggu Arini. Bisa kalangkabut Yudha nanti.
"Halo, Lex? Lo dimana? Kok gak kesini juga sih?"
"Yeee,setan. Gue kan cuma jalanin ide pertama.
Selanjutnya ya lo lah, gue mana boleh keluar rumah
sama Guntur jam segini""Suami lo posesif tau gak. Yaudah deh gue sendirian aja"
"Good luck yaaa"
"Brisik~"
Tut
Sekarang Arini lah yang menjalankan misinya. Entah berhasil atau tidak itu urusan belakangan.
"Kamu.. sama Arini gimana? Baikan?" Dean mengganti topik. Ini sudah setengah jam ia menunggu Arini.
Yudha terkekeh sebentar, "Baik. Lebih baik lagi hubungan Pak Dean sama Arini."
"Jelas kalo itu. Sekarang saya gak bisa jaga Arini lagi. Kondisinya beda. Saya minta kamu jaga Arini." Dean berucap jujur.
Yudha terdiam. Kenapa sosok Dean bisa se-tenang ini padahal dia juga suka Arini?
Yaiyalah Dia kan kalem, nyantai. Gak kayak lu, emosi sama cemburu mulu.
Kenapa juga ia jadi baperan saat Arini membanding-bandingkan dirinya dengan Dean?
Kenapa juga author mikir.
"Saya... belum bisa move on. Kamu jangan nyuruh Saya buat ngelupain Arini." Dean secara terang-terangan mengungkapkan perasaannya saat ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
ARINI [SELESAI]
Teen FictionSekolah. Tempat mencari ilmu,mendapat teman,mencari jati diri,dan bisa juga mendapat cinta. Seperti Arini yang mulanya membenci guru baru, lama-lama ia akhirnya luluh dengan segala sikap gurunya. Bagaimana kelanjutannya? Tambahin ke reading list yaa...