Myob

122 9 0
                                    

Semenjak kehadiran Arya, hidup Arini seakan akan diganggu oleh makhlus halus. Ia sudah seperti anak indigo yang kadang dikejutkan kehadiran hantu a.k.a si Arya.

Arini jadi sering bercerita ke Yudha saat jam istirahat di Kantin tentang Arya yang selalu muncul dimanapun ia berada.

"Dia itu suka muncul tiba-tiba, mending nge-chat dulu bilang gitu kek mau dateng. Ini mah nggak, langsung cling persis kayak setan," celoteh Arini.

Yudha tertawa kecil.

"Dia cocok jadi jelangkung," cetus Arini. Untungnya Yudha menyiapkan beberapa cemilan untuk Arini karena sebelumnya gadis itu mengatakan ingin bicara.

Biasanya nih, Arini kalau cerita itu pasti gereget sendiri sampai Yudha pernah kena cubit sebagai pelampiasan. Jadi lebih baik uangnya sedikit terkuras daripada tubuhnya memar.

Yudha selalu menjadi pendengar yang baik untuk Arini kapanpun gadis itu mau.

"Gara-gara Pak Dean nitipin Arya ke saya, jadi saya yang susah!"

Yudha sebenarnya ingin tertawa keras. Tapi melihat wajah kesal Arini, ia tahan sebentar.

"Pak Dean waktu itu cuma mau nitipin Arya?" tanya Yudha.

Arini mengangguk, "Iya. Dan bodohnya saya mau gitu."

"Ya mau, jelas. Kan kamu gak pernah nolak. Hehe.."

"Serasa ikatan batin maksudnya?"

"Ya. Kayak.. kalian itu tau kalo kalian saling membutuhkan. Paham?"

"Paham, paham."

***

"Lo bisa gak sih sehari aja jangan ngikutin apapun yang gue lakuin di sekolah," tutur Arini yang berjalan mendahului Arya.

Arya memasukkan kedua tangan ke saku celana abu-abunya, "Gabisa. Kan lo udah terikat perjanjian sama om gue."

Ya Tuhann..
Ia ada perjanjian dengan Dean tapi kenapa terasa terikat dengan setan model Arya?

Lagian kan ia hanya bercanda.

Kenapa Dean menganggap perjanjian minggu lalu serius?

Ya memang sih pas sabtu kemarin Dean serius memberi 3 mangkuk es krim langsung ke Arini. Terus ia harus balas budi gitu? Nggak kan.

Arini duduk di bangku depan Labolatorium Akuntansi, ia ada jadwal pelajaran Komputer Akuntansi sekarang dan Arya masih terus mengikutinya bahkan duduk disampingnya walaupun diberi jarak beberapa centi.

Sementara Arini melepas sepatunya, Arya membahas sesuatu.

"Kapan-kapan ceritain kisah lo sama om gue dong," pintanya.

Arini meletakkan sepatunya di rak yang disediakan, "Besok kalo mood gue bagus." Ia lalu hendak membuka pintu Lab.

"Gue suka sama lo dari awal kita ketemu," kata Arya yang berdiri dibelakang Arini.

Arini pun menurunkan tangannya yang baru memegang gagang pintu. Ia lantas berbalik menatap Arya penuh curiga. Ini orang mau bermain-main dengannya kah?

Arya tersenyum jahil.

"Trus gue harus ngapain?" balas Arini dengan acuh.

Arya memajukan wajahnya hingga mereka saling menatap. Arini tidak akan jatuh cinta dengan tatapan bohong pria konyol jenis Arya.

TIDAK. AKAN. PERNAH.

"Tapi boong!" Arya menyemburkan tawa tepat didepan wajah Arini.

Tuhkan,
Memang sialan itu orang.

ARINI [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang