Bitterness Bagian 9

1.4K 57 0
                                    

Hari ini adalah hari dimana Checilya memiliki janji bersama Dokter Abrisam untuk bertemu dengannya di caffe yang sudah ia beri alamatnya, Checil pun menghubungi supirnya untuk datang menjemput nya dirumah lalu ia membuka pintu kamar nya karna supirnya sudah menunggu di luar pagar rumahnya

Ketika Checilya sedang berjalan menuju tangga ia benar-benar tak memperhatikan jalan karna sedang sibuk memeriksa tas kecil yang ia bawa takut ada yang tertinggal sampai tak sengaja ia menabrak kak Della yang baru keluar dari kamarnya pun membuat Checil menoleh dan terkejut melihat Della yang melotot kearahnya dengan seram

"Ka Della. Maaf ka, Checil ga sengaja"ucap Checil memohon

"Huh, ga sengaja kamu bilang!! Kamu bener-bener ya... Selalu bikin aku kesel, bisa ga sih ga usah muncul di hadapan aku lagi! Aku sudah bener-bener muak sama kamu Checilya!!!"ucapnya penuh penekanan membuat Checil menatap nya terkejut

"Tapi aku udah minta maaf, lagian aku juga ga sengaja. Terus knp harus dipermasalahkan! Ga ada hal yang harus di permasalahkan dengan ini kak"ucap Checil yang juga kesal

"Kamu.. kamu benar-benar ingin aku hancurkan iya!!"bentaknya membuat Checil mundur perlahan-lahan

"Aku- aku benar-benar tidak sengaja mengapa kakak semakin membenciku, apa yang membuat Kakak seperti ini? Mengapa kakak sangat membenciku? Knp ka?"tanya Checil dengan langkah yang terus mundur sampai akhirnya tak ada lagi jalan untuk dia melangkah mundur, punggungnya sudah mengenai besi penyangga tangga menuju kamar membuat Checil benar-benar diam dan Della pun langsung berhenti berjalan ketika aku mengatakan perkataan itu

Della menunduk dan mulai mundur, menjauhi Checilya yang masih diam mematung. Della langsung berlari menuruni tangga sampai kepada jalan belakang menuju taman belakang rumah, rumah orangtua Checilya memang dikelilingi oleh taman yang luas di setiap sudut rumah dan sekitar rumah. Taman yang dominan sangat indah dengan rumput disekelilingnya membuat rumah itu benar-benar seperti istana yang indah dan Checil pernah mengatakan "Istana yang indah ini tidak seperti yang dilihat" karna di dalam keindahan ini ada kepedihan didalamnya yang membuat Checil memilih tinggal berbeda dengan mereka walau begitu Checil tetap pulang karna ia tahu kemana ia akan pulang, pasti kerumah orang tuanya dan kepada mom dan dad nya tapi pulang yang sesungguhnya adalah kepergian menemui sesuatu yang sebenarnya yaitu Keabadian

Lalu Checil pun mencoba menuruni tangga untuk mengikuti kakak nya karna ia tahu pasti ada sesuatu yang dia tidak tahu dan dia harus tau ini secepatnya supaya dia bisa menebus semua kesalahannya kepada kakak nya ketika Checil menemukan kakaknya yang menangis di sana Checil samar-samar mendengar suara kakak nya yang mengatakan

"Entah knp aku benar-benar membencinya, sejak kecelakaan itu aku benar-benar membencinya, tak ada hari aku tidak membencinya. Karna dia aku-"

Tiba-tiba perkataan kak Della benar-benar tak jelas karena handphone milik Checilya berbunyi dan tertera nama Eisha sahabatnya membuat Checil langsung mengangkat telpon nya dan berjalan memasuki rumahnya lalu berjalan keluar rumah menuju mobil yang sudah terparkir cantik di depan pagar sekitar setengah jam lamanya

"Iya iya aku pasti kesana ko, tapi hari ini aku benar tidak bisa aku udah ada janji sama orang lain. Jadi aku mohon kalian tangani ini dan besok aku akan datang ke kantor oke! Plis tolong jangan kecewakan aku"ucap Checil lalu mematikan teleponnya secara sepihak dan langsung menaiki mobilnya akhirnya mobil melaju menuju alamat caffe yang sudah di berikan dokter Abrisam padanya, awalnya dia benar-benar tak tahu untuk apa dokter baru itu menyuruhnya menemuinya di sana tapi ia tidak akan tega untuk menolaknya

Sesampainya di caffe, Checil melihat sekeliling nya dan syok karna alamatnya adalah alamat dimana itu caffe favorit nya mengapa ia tidak ngeh akan alamat itu tapi ia tak ingin memikirkan lebih soal ini lalu ia masuk kedalam caffe dan mencari dokter Abrisam lalu tiba-tiba ada pelayan yang datang menemui nya dan mengatakan

BitternessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang