Bitterness Bagian 36

656 30 0
                                    

Disebuah ruangan, dokter Aera, dokter Abrisam dan kak Della sedang membicarakan perihal keadaan Checil. Keadaan yang dimana mereka tidak bisa berbuat apapun, apalagi ketika dokter Aera memeriksa kondisi Checil. Disana terlihat bahwa makanan Checil tidak disentuh olehnya sedikitpun semuanya tidak berubah posisi ataupun berkurang jumlah makanan yang ada

Hal itu membuat semua resah, ketika suster yang membawa makanan Checil pun mengatakan, apa yang harus mereka sajikan supaya Checil bisa memakan sesuatu agar perutnya tidak kosong ? dan disinilah mereka semua, diruangan Aera yang dekat dengan ruangan Checil

"Bagaimana ini, apa yang harus kita lakukan? Mau sampai kapan Checil seperti ini dan kita diam saja? Kita harus berbuat sesuatu, aku tidak ingin Checil drop lagi"ucap kak Della yang cemas

"Della jangan terlalu cemas, kamu harus inget juga akan kandungan kamu yang semakin hari semakin membesar oke, kecemasan tidak baik untuk kondisi kandungan kamu"ucap dokter Aera

"Tapi adikku bagaimana? Dia juga hal yang sangat berharga untukku"ucap Della

"Checil juga berharga untuk keluargaku, kita harus bisa meyakinkan Checil bahwa semua orang benar-benar mendukung dia sembuh dan juga mendukung nya untuk kembali sehat, dan berjalan bersama apapun yang terjadi"ucap dokter Abrisam

"Kamu benar, kita harus buktikan bahwa semua ingatan Checil boleh sembuh tapi semua itu adalah masalalu pahit yang tidak seharusnya Checil ingat, untuk meyakinkan nya kita harus bagaimana? Apakah ada yang punya ide?"tanya dokter Aera

"Yang pasti kita harus menjelaskan yang sebenarnya, jangan sampe ada orang lain yang memanfaatkan keadaan ini, bahaya untuk Checil dan bahaya untuk kamu Della"ucap Abrisam

"Benar, disituasi ini Checil akan mudah terpengaruh, kalo begitu aku akan cek keadaan nya"ucap Aera yang sedang merapikan pakaiannya lalu ketika ingin membuka pintu, ternyata Pintu ruangannya sudah terbuka oleh seorang suster yang terlihat sangat panik dan Aera langsung menanyakan ada apa dengannya

"Ada apa? Apa yang terjadi?"tanya Aera

"Dokter Aera, nona Checil tidak ada di kamarnya"ucap sister itu dengan panik membuat area, Abrisam dan Della saling menatap satu persatu dengan pandangan yang sulit di artikan benar-benar tatapan terkejut dan mungkin penuh tanya tanya

"Bagaimana mungkin! Kami ada disini dari tadi. Jika pun Checil pergi keluar dari kamarnya kita akan mendengar sesuatu kan?"ucap Della yang mulai panik

"Benar suster, mungkin dia sedang ada di taman? Apakah sudah di cek di semua tempat?"tanya Abrisam

"Yah, semua orang sedang mencarinya"ucap suster

"Terimakasih suster"ucap Aera lalu suster pun pergi dan pintu kembali tertutup

"Apa yang terjadi? Kemana Checil pergi?"tanya Della yang sudah meneteskan airmatanya dengan kecemasan yang terjadi

"Sebentar"ucap Aera yang mencoba membuka laptopnya lalu mengecek sesuatu dan tatapan langsung syok setelah Melihat laptopnya

"Checil diculik"ucap Abrisam yang melihat sesuatu di laptop nya

"Hah? Sejak kapan kamar Checil ada cctv?"tanya Della

"Sejak kamar itu menjadi milik Checil seorang. Untuk melakukan penjagaan ketat aku melakukan dan mengeceknya setelah selesai memeriksa pasien yang lain"ucap Aera pelan dan tiba-tiba dia menutup matanya lalu ia menangis sejadi-jadinya di depan Della dan Abrisam

Seorang Aera, yang mudah tersentuh hatinya, menangis setiap kali menangani Checil yang Kritis dan menangis saat ia tak bisa melakukan apapun kepada Checil. Mungkin hari ini, dia menangis karena kecerobohan nya tidak bisa melindungi Checil

Setiap orang pasti merasa bersalah jika dia tidak bisa melindungi seseorang yang berharga untuk nya, rasa bersalah itu yang sekarang mengganti Aera, rasa bersalah yang membuat nya menangis untuk melepaskan semua bebannya. Bagaimana pun manusia pasti pernah melakukan kesalahan kan? Jadi ini bukan hanya salah Aera saja, tapi Abrisam dan Della juga yang berada di ruangannya tanpa bergantian menunggu Checil di depan pintu ruangan nya

"Aera hubungin teman Checil, biarkan mereka membantu kita juga, karena aku yakin mereka tau siapa dalang penculikan ini"ucap Della dengan tegas

Aera pun mengangguk dan menelpon Seanix untuk menyuruh nya dan yang lain datang. Setelah itu mereka menunggu dengan keadaan yang sedikit tenang, walau pikiran mereka tetap bercabang dipikiran masing-masing

Clek

Pintu ruangan Aera terbuka dan menunjukkan sosok Seanix dan yang lainnya dengan ekspresi wajah yang minta penjelasan

"Apa yang terjadi?"tanya Seanix

"Sean, Hiks!" Dokter Aera kembali menangis membuat Seanix memeluknya mencoba menenangkan nya lalu Abrisam mencoba memberitahu apa yang terjadi sebenarnya kepada Seanix yang masih memeluk Aera

"Apa maksudnya ini? Video apa ini? Kapan ini terjadi?" Tanya Seanix

"Hari ini, baru saja. Checil diculik"ucap Abrisam

"Bagaimana bisa! Kalian menjaganya bukan?" Tanya Seanix dengan suara yang meninggi

"Maaf kami tidak menjaganya saat itu, tapi itu juga tidak sampai setengah jam, hanya beberapa menit"ucap della

"Aku tau siapa orang yang menculik Checil, dan semua sahabat Checil tahu siapa dia"ucap Seanix lalu melepaskan pelukan nya kepada dokter Aera lalu mencoba menghubungi seseorang

"Aku tidak suka basa basi, dimana kamu!?"

"Knp? Owhh aku tau. Kamu.pasti udah denger kan berita Checil menghilang dari rumah sakit? Trus kenapa hubungi aku? Kamu mengira aku yang culik?"

"Kamu mau tau kenapa bisa aku hubungin kamu? Aku punya bukti bahwa kamu menculik Checil. Sebelum bukti itu sampai ke polisi serahkan Checil sekarang juga"

"Hah? Benarkah? Knp aku merasa dipermainkan ya? Seanix aku tetap tidak akan memberitahumu"

"ZEPHYRA!!"teriak Seanix membuat semua orang yang ada di ruangan terkejut

"Ow ow. Seanix kamu frustasi? Tapi maaf, aku akan membawa Checil ketempat yang tidak bisa kalian temui, mari ucapkan selamat tinggal"

Tuuuuutttt

Telpon pun dimatikan secara sepihak, membuat Seanix langsung pergi begitu saja dengan emosi yang berapi-api dimatanya membuat Yezra mengejarnya mencoba menenangkan nya

"Seanix kau akan pergi kemana? Tenangkan pikiranmu, percayalah semuanya akan baik-baik saja oke"ucap Yezra

"Mari ke Bandara sekarang"ucap Seanix yang langsung memberikan kunci mobil kepada Yezra menandakan dia yang membawa mobilnya membuat Yezra langsung sigap dan akhirnya mereka pergi ke bandara

Diperjalanan mereka hanya diam, pikiran mereka bercabang, perasaan mereka kacau, tidak ada yang tau airmata menetes di ujung mata mereka tetapi dengan segera mereka menghapusnya. Pikiran bersalah dan pikiran lain menghantui.

Dan tetap saja, mereka melakukan semuanya melalui Filing mereka karena tidak mendapat petunjuk btaoi semoga saja semuanya akan berhasil dan Checil akan kembali kepada mereka

Sesulit apapun. Semuanya harus tetap dilakukan, apapun hasilnya nanti yang terpenting kita sudah melakukan yang terbaik

Bitterness Bagian 36
End

18 Agustus 2019
Maya Millenia Ismayanty

BitternessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang