Seanix berjalan dengan semangat menuju ruangan Checil lalu membuka pintunya perlahan dan
"Checil" panggil Seanix antusiasSeanix pun berjalan menuju Checil dan memeluknya dengan amat bahagia membuat Checil harus berhenti mengetik dan menutup berkas yang sedang ia kerjakan
"Ada apa Seanix?"tanya Checil sambil melepaskan pelukan itu perlahan lalu Seanix duduk di sofa dengan sangat bahagia
"Aku dan Yezra sepakat, kami ingin minta izin untuk menjadikan kedua sahabat perempuanmu itu calon istri kami. Apakah Tuan Putri memperbolehkan nya?"ucap Seanix dengan permohonan diakhir nya membuat Checil tertawa kecil
"Seanix apakah kamu berharap aku mengizinkan nya? Kali aku tidak setuju bagaimana?"tanya Checil
"Checil jangan begitu. Aku dan Yezra juga butuh menikah, usia kami sudah cukup untuk memiliki kekasih. Kamu mau sahabat laki-laki kau ini singel trus?"ucap Seanix sambil cemberut
"Oke deh, jika kalian menjaganya dengan baik dan selalu membuatnya bahagia, aku setuju. Menikahlah secepatnya, selama aku masih bertahan di dunia ini"ucap Checil lalu melanjutkan pekerjaan nya yang tertunda
Checil kembali membuka Map-Map yang harus ia kerjakan, lalu kembali fokus pada pekerjaan nya dan Seanix langsung memeluk Checil bahagia dan Checil hanya menepuk lengannya yang melingkar di leher Checil dan tersenyum lalu kembali mengetik
"Terimakasih, kau adalah yang terbaik, aku dan Yezra akan mengikuti semua perintahmu. Checil, bertahanlah lebih lama untuk kami"ucap Seanix sambil memeluk lebih erat
Sangat terasa jika Seanix takut kehilangan Checil tapi ia tidak bisa menolak kenyataan yang akan terjadi, dan Checil berhenti mengetik lalu tersenyum penuh kepedihan dengan mata berkaca-kaca dan memerah menandakan airmatanya akan menetes sebentar lagi tapi Checil bisa mengontrol nya lalu mengatakan
"Aku selalu berusaha bertahan untuk kalian, jadi aku akan berusaha bertahan lebih lama untuk melihat pernikahan kalian yang begitu megah, tolong berikan yang terbaik ya, bahagiakan semuanya"ucap Checil sambil terus menepuk tangan Seanix dengan senyumannya
"Terimakasih banyak"ucap Seanix antusias lalu mencium pipi Checil dengan bahagia dan langsung pergi dari ruangan Checil karena Seanix tahu Checil akan marah sebentar lagi
"Terimakasih Checil. Ingat ini kedua kalinya aku mencium pipimu. Kau tetap begitu menggemaskan Hahaha"ucap Seanix lalu menghilang begitu saja setelah pintu tertutup dan Checil hanya tersenyum
Flashback 🥀
Ada dua insan yang sedang duduk memandang langit malam yang indah, disisi pantai dengan balutan busana berwarna Pink soft yang dipadukan dengan warna biru soft dan sebuah Kemeja berwarna Biru soft yang dipadukan warna pink soft.Mereka duduk dengan pikiran masing-masing yang mereka miliki, bagi anak seusia mereka itu biasanya menghabiskan waktunya dengan bermain dan menebar kebahagiaan anak-anak pada umumnya tapi perempuan itu mudah sekali menangis, tetapi dengan adanya masalah yang dihadapi nya membuatnya kuat dan tidak mudah menangis.
Karena dia tau, mana bagian yang paling berharga dalam hidupnya. Dan dia tahu apa yang harus dilakukan untuk merubah masa depannya menjadi indah
"Checil jangan bersedih"ucap Seanix disampingnya
"Tidak, aku malah tidak bisa menangis walau diperlakukan seperti ini. Mungkin airmataku sudah kering"ucap Checil yang masih fokus menatap lurus ke depan dengan serius
"Aku tau perasaan kamu, kamu harus kuat Checil"ucap Seanix menguatkan Sambil memegang tangan Checil erat untuk menyalurkan kekuatan nya
Checil menatap tangan Seanix yang memegang tangannya mencoba untuk menguatkannya. Hal itu membuat Checil menyenderkan kepalanya pada pundak Seanix, dan Seanix memeluknya erat sambil mencium puncak kepala Checil dengan tulus lalu memeluknya erat
Flashback 🥀
KAMU SEDANG MEMBACA
Bitterness
FanfictionApa yang dilihat bukanlah hal yang sesungguhnya, yang terlihat hanya sebagian kecil saja dari hal yang sesungguhnya terjadi