Checil membuka pintu caffeine milik keluarga Reynand dengan nafas yang tersengal-sengal lalu matanya fokus menatap ke arah depan yang dimana seorang lelaki duduk sambil meminum Tehnya perlahan
"Papa"panggil checil
Tak ada tanggapan dari lelaki dihadapan nya. Lelaki itu tak menoleh sedikitpun ketempat checil berada itu membuat checil sudah meneteskan airmatanya. Entah apa yang ia tangis itu tapi hatinya merasa agak sedikit berbeda, ada rasa sakit di dalamnya membuat checil harus meremas dadanya karena sesak dengan rasa sakit yang ia rasakan
Checil berlari kearah lelaki itu dan memeluknya dari belakang, membuat lelaki itu melepaskan pelukannya dan bangkit dari kursinya lalu menatap ke perempuan yang berani memeluknya di depan umum
"Maksud kamu apa memeluk saya!"Bentak Pak Ken
"Papa"ucap checil pelan dengan isakan kecil nya
"Saya bukan papa kamu. Lagi pula kamu bukan anak saya, aku tau wajah kamu mirip dengannya tapi tidak seperti itu juga jika kamu ingin membohongi saya"ucapnya
"Dan asal kamu tau, bahwa checil anak saya tidak pernah memanggil saya dengan sebutan Papa tapi dia memanggil saya dengan sebutan Dad"lanjutnya
'Begini rasanya papa menolak aku' - batin checil
Checil membuka tas selempang nya lalu menemukan Pigura indah itu dan di berikan kepada Pak Ken ayah dari Checil hal itu membuat Pak Ken menampar checil membuat checil syok sambil memegang pipinya yang terasa perih dan airmata kembali menetes jatuh ke pipinya
"Saya tidak membutuhkan foto ini lagi. Foto ini sudah tidak berharga bagi saya! Anak-anak saya sudah membuat nama baik saya rusak dan itu tidak bisa termaafkan"ucapnya sambil membanting pigura itu membuat checil perlahan-lahan duduk di lantai dengan airmatanya ga terus menetes
"Baiklah"tegas checil lalu menghapus airmatanya dan memungut pigura yang sudah retak kacanya itu lalu menatap seseorang yang disebut ayahnya itu dengan nyalang
"Aku tidak tau apa permasalahan kita sebagai keluarga, aku tidak tahu dimana hal yang harus aku pilih tapi dengan melihat kelakuanmu seperti ini pada anakmu sendiri membuatku benar-benar bersyukur bahwa Tuhan mengambil semua ingatanku ini. Aku bersyukur tidak mengingatmu di kehidupan keduaku, aku bersyukur tidak berada dalam keluargamu saat ini"tegas checil dengan airmata yang memaksa keluar membuat checil menghapus nya dengan kasar
"Terimakasih, atas semua sambutan yang begitu luar biasa. Mungkin menurut anda Photo ini tidak ber-arti apapun dan tidak berharga, tapi menurut saya itu adalah hal yang paling berharga di muka bumi ini. Seharusnya aku tidak bertemu denganmu di tempat seperti ini. Kita impas bukan? Kamu sendiri yang bilang aku dan kakak mempermalukan kamu dan semuanya sudah terbalas sekarang. Kamu sudah berhasil mempermalukan aku di sini, didepan semua orang"tegas checil
"Hari ini aku ucapkan, aku tidak pernah menyesal datang dan dipermalukan oleh anda. Tapi yang aku sesali adalah datang kesini dengan mengatakan bahwa aku adalah anak anda yang dimana itu adalah kenyataan. Tapi hari ini aku sadar bahwa aku memang tidak pernah diharapkan kehadirannya"tegas checil lalu langsung pergi keluar dari caffeine tersebut sambil berlari
Checil hanya ingin sampai kerumah sekarang. Seluruh dunia, harapan dan alasannya hancur. Tidak ada yang bisa di pertahankan, semua tangisnya pecah begitu saja dan tekatnya hanya satu. Dia ingin cepat sampai rumah
🌼🌼🌼
Pintu utama Mansion checil terbuka lebar, menampakkan sosok checil yang kacau. Wajah sembab dan juga pipi yang memerah akibat tamparan itu tapi ia tidak menangis atau meneteskan airmatanya. Dia hanya diam, dan langsung menuju kamarnya tanpa menghiraukan panggilan dari kak Della
Pintu kamar checil terbuka perlahan, terlihatlah sosok checil yang sedang duduk ditengah tempat tidurnya sambil melamun membuat Della merasa telah terjadi sesuatu kepada checil
"Checil, apa yang terjadi"ucap Della lembut sambil duduk di seseorang tempat tidur checil dan menatapnya
Checil hanya menatapnya dengan mata yang terlihat sangat terluka dan wajah sembab dengan pipi sebelah kanan nya yang memerah. Checil pun perlahan menaruh kepalanya di pangkuan Della dan airmatanya pun menetes perlahan membuatnya benar-benar menangis
Della hanya diam sambil mengusap rambut checil perlahan, lalu mata Checil terpejam. Menandakan bahwa Checil memang lelah dan akhirnya tertidur dengan lelap, Della pun menaruh kepala Checil kebantal. Setelah itu ia keluar kamar, lebih tepatnya kearah dapur mengambil kompresan untuk mengompres pipinya yang memerah itu secara perlahan supaya tidak membangunkan Checil
🌺🌺🌺
Keesokan paginya Della membuka kamar Checil perlahan, disana menunjukkan bahwa Checil masih tertidur pulas. Dengan perlahan Della masuk kedalam kamar Checil laku mematikan lampu dan membuka tirai jendela nya supaya cahaya matahari menghangatkan Checil.
Checil mulai terasa sinar matahari menyentuh kulitnya, perlahan-lahan matanya terbuka dan akhirnya Checil duduk untuk merenggangkan otot otot nya karena tidur yang cukup nyaman tadi malam
"Checil baru bangun? Tidak berangkat kerja?"tanya Della yang duduk di sisi tempat tidur Checil
"Checil ingin dirumah saja bisa tidak kak? Checil, tidak mau ke kantor"ucapnya dengan hati-hati
"Tidak masalah. Kalo begitu, sepertinya Checil butuh Refreshing ya hehehe"ucap kak Della ditambah dengan Tawa kecilnya
"Ah bagaimana kalo kita jalan-jalan. Sudah lama kayanya aku dan kak Della tidak ketempat indah dan menyejukkan"ucap Checil
"Wah boleh banget Hehe. Ayo Checil bersiap lalu sarapan bersama. Kakak tunggu di bawah ya"ucap Della dan bangkit dari duduknya, setelah itu kembali menutup pintu kamar Checil perlahan
🌸🌸🌸
Checil dan Della sudah sampai di sebuah pantai yang indah, mereka berdiri di bibir pantai sambil berjalan-jalan kecil supaya kakinya terkena sentuhan air yang sangat dingin membuatnya akan melupakan sejenak masalahnya
"Ka Della"panggil Checil membuat Della yang di sampingnya menoleh
"Ada apa?"tanya Della
"Kemarin aku bertemu dengan papa"ucap Checil menatap Della sambil tersenyum
"Benarkah? Dad bilang apa pada Checil?" Tanya Della
"Dad bilang Checil nya dia itu selalu memanggil nya dad, sedangkan aku memanggilnya dengan sebutan papa. Kak apa yang terjadi? Kenapa papa terlihat sangat marah sama aku dan kak Della"jelas Checil dengan pertanyaan di akhir nya
"Dad marah kepada Checil? Apakah dad berbuat kasar kepada Checil?"tanya Della
"Dad marah, sangat marah. Dad tidak kasar kak, cuma terbawa emosi saja"ucap Checil lalu tiba-tiba langkahnya terhenti membuat Della mengernyitkan dahi nya bingung
"Kak, apakah Dad memang tidak menginginkan kita berdua?"tanya Checil lalu menatap mata Della
Mata Checil sudah memerah dan berkaca-kaca, yang dimana airmatanya akan siap jatuh jika dia memejamkan matanya
"Dad bilang dia menyesal punya putri seperti kita. Bagaimana pun juga dia orangtuaku dan kakak tapi sepertinya aku salah, harusnya aku mendengarkan kata kakak untuk tidak menemui Dad. Maafkan aku kak"ucap Checil lalu memeluk Della erat dengan airmata yang menetes ketika ia memejamkan matanya erat
Della tak bisa mengatakan apapun. Ia hanya mengusap perlahan punggung Checil untuk menenangkan nya, Della tau Checil sedang menangis dalam diam karena pelukannya yang semakin erat dan kedua pundaknya yang bergetar
'Apa yang terjadi jika kamu mengetahui semuanya Checil, apa yang terjadi jika ingatan kamu benar-benar pulih, apakah kamu akan membenciku?'
Bitterness Bagian 28
End14 Agustus 2019
Maya Millenia Ismayanty

KAMU SEDANG MEMBACA
Bitterness
Fiksi PenggemarApa yang dilihat bukanlah hal yang sesungguhnya, yang terlihat hanya sebagian kecil saja dari hal yang sesungguhnya terjadi