Bagaimana mungkin sebuah ikatan saudara tidak membuat ingatan itu kembali, mungkin hanya belum waktunya saja ingatan itu kembali, bagaimana pun juga ia berhak bahagia dengan kebahagiaan nya saat ini. Walau akhirnya ia tak mengingat siapa masalalu nya. Biarlah ini yang terbaik.
Mungkin setiap orang memiliki hal yang sangat menyedihkan dan menyakitkan. Tetapi bagaimanapun juga kita hanya manusia yang memiliki banyak kekurangan, tidak sempurna. Kita hidup karena ada tugas yang harus kita jalani, walau kita tidak pernah tahu untuk apa kita hidup? Untuk apa kita terlahir? Tetapi Tuhan pasti memiliki rencana yang lebih baik dan juga memiliki hak yang akan kita kenang sampai mati
Mungkin banyak dari kita yang merasa bahagia, sedih, kesepian, dan kecemasan tapi jika kita melewati nya dengan sabar dan berusaha baik'-baik saja, mungkin itu salah satu hal yang harus kita lakukan. Orang lain tidak akan mengertiapa yang kita rasakan tapi bagaimanapun juga hari kita hanya kita yang tahu.
Begitulah dengan checil saat ini, dia memang tidak mengetahui masalalu nya tetapi, dia akan terus melangkah di kelahiran keduanya yang dimana Tuhan mengambil semua ingatannya dan akan dikembalikan dalam waktu yang belum bisa ditentukan oleh manusia. Tapi ini yang terbaik, karena hanya akan kebahagiaan yang akan mengantarkannya pada kematianitu sendiri
Bulan sudah terbit sangat indah, dan ada satu manusia yang terus menatap bulan indah itu dengan senyuman kehangatan dan kesedihan dimatanya yang terlihat tetapi tidak bisa diutarakan karena ia tidak tahu apa yang ia tangis dan membuat nya terluka
Dia adalah checil, menatap bulan itu yang menandakan bulan selalu menjadi saksi apa yang terjadi kepadanya selama ia hidup tetapi bulan tidak bisa berbicara. Checil menghela nafasnya lalu mengatakan
"Bulan, Beberapa hari ini aku tinggal bersama Della. Seseorang yang tidak sengaja aku temui dijalan saat mereka bertengkar sebagai seorang pasangan aku merasa aku selalu ingin didekat nya, seallu ingin senyumannya dan tidak ingin meninggalkan nya. Aku merasa hidup aku akan baik-baik saja bersama nya"ucap checil dengan tatapan lurus ke depan
"Siapapun orangtua kandungku nanti aku berharap dia baik seperti orangtua angkatku sekarang. Aku benar-benar mengharapkan nya dan ingin segera bertemu dengan mereka"ucap checil antusias lalu berjalan keluar
Ketika checil menutup pintu kamarnya ternyata Della pun keluar dari kamarnya memakai pakaian yang sempat ia berikan hari itu, ia sengaja membelinya karena menurut nya itu cocok dan benar saja itu sangat cantik

"Wahhhhhh kak della benar-benar cantik"ucap checil bahagia sambil tersenyum menatap kak Della dari bawah sampai atas benar-benar cantik
"Benarkah? Bajunya sangat nyaman dan tidak terlihat bahwa aku sedang hamil. Terimakasih ya"ucap Della dengan senyuman yang tulus
"Tenang saja aku akan rancang semua pakaian untuk wanita hamil seperti kak Della, supaya tidak terlihat bahwa dia sedang mengandung. Kak Della tidak perlu khawatir ayo"ucap checil sambil menuntun Della berjalan nuruni tangga
Checil menuntun Della dengan hati-hati menuruni tangga, checil selalu merasa hatinya sedikit sakit ketika melihat mata Della entah karena apa. Saat ia didekat nya hatinya selalu ingin menangis seperti menahan kesedihan yang tidak bisa diungkapkan, walau begitu Checil tidak bisa memastikan bagaimana bisa perasaan itu muncul perlahan-lahan semakin terasa ketika semakin berada di dekatnya apalagi matanya yang membuat hati checil selalu sakit
Diperjalanan checil fokus pada Perjalanan di sore hari yang cerah mulai menampakkan langit malam perlahan-lahan dengan matahari yang menghilang di gantikan dengan bulan. Keadaan memang lumayan tidak terlalu ramai dan agak lenggang, memudahkan checil untuk mengendarai mobilnya tanpa terjebak macet sampai di rumah orangtua angkatnya
Checil turun dan langsung menuju pintu untuk memencet bel dan disusul oleh Della di belakangnya sambil melihat-lihat dan menunggu, tak lama kemudian pintu terbuka menampakkan sosok wanita paruh baya yang cantik dengan senyuman bahagia nya saat bertemu dengan checil dan langsung memeluknya seperti seseorang yang sedang menyalurkan rasa rindu nya dan penampakan seperti itu membuat Della menunduk agak sedikit merasa aneh dan dia merindukan orangtuanya juga
Setelah checil melepaskan pelukannya dia mengenalkan Della pada sang ibundanya dan ibundanya menyambut nya dengan penuh kehangatan, perasaan yang membuat Della ingin sekali menangis karena ia memahami bahwa checil butuh kehangatan seperti ini. Kehangatan yang tidak bisa diberikan oleh keluarga aslinya walau begitu Della bahagia karena untuk sementara waktu ia tidak akan cemas. Cemas ketika checil mengingat semuanya dan apa yang akan terjadi nanti
"Bunda, kenalkan dia Della. Seseorang yang selalu aku ceritakan pada bunda di caffe"ucap checil sambil tersenyum
"Wah dia benar-benar cantik seperti kamu. Yasudah ayo masuk ke dalam, mereka sudah menunggumu"ucap sang bunda
Della berjalan perlahan di belakang checil yang dimana checil berjalan di belakang bunda dan langsung berlari menuju Abrisam dan langsung memeluknya sambil tertawa lepas membuat sedikit hati Della merasa tidak nyaman dengan situasi ini, mungkin perasaan bersalah atau perasaan yang tidak pernah bisa ia mengerti
"Hey adik kecil, akhirnya kau kemari juga"ucap Abrisam antusias
"Aku sudah janji akan kemari lagipula ini bukannya seperti sebuah perayaan untuk Kak Farensa yang sudah lulus di universitas dan akan wisuda seminggu lagi"ucap checil tersenyum
"Ah benar, dia Farensa adikku"ucap Abrisam mengenalkan mereka berdua dan Farensa hanya tersenyum
"Ah iya, kenalkan dia della. Aku sudah menganggap nya sebagai kakakku dan juga dia tinggal bersama denganku"ucap checil dan Della hanya tersenyum kaku tapi mencoba tenang agar tidak gugup
Mereka langsung duduk dan makan malam, sambil bergurau kadang membicarakan tentang hal yang tidak masuk akal untuk bisa membuat meja makan menjadi momen yang bagus dan menikmati nya tetapi tidak untuk Della, dia memikirkan bagaimana mungkin checil bisa sebahagia ini di keluarga orang lain tetapi tidak untuk keluarganya. Dan Della juga berfikir bagaimana jika checil mengingat sedikit ingatan nya tentang keluarga kandungnya dan della tidak bisa membayangkan jika itu semua terjadi. Apakah nanti checil akan membencinya seperti hari itu, hari dimana dia pergi dari rumahnya
Tanpa disadari oleh Della checil selalu menatapnya takut Della merasa mual dengan beberapa makanan yang tersedia dan itu akan terjadi ketika Della merasa mulai gelisah dan akhirnya checil memberikan makanan sayur pecay sambil tersenyum tulus karena makanan lain mungkin akan membuatnya mual
Sebisa mungkin checil benar-benar memperhatikan makanan yang akan dimakan della, dia benar-benar takut jika tiba-tiba Della mual-mual semuanya tidak akan berjalan baik jika hal itu terjadi
Setelah makan checil langsung izin ke toilet begitu juga dengan Della dan checil langsung membuka tas Della lalu memberikan permen yang menghangatkan dan rasanya yang pasti manis checil juga membawa minyak angin untuk leher Della dan perut nya supaya tetap hangat tangannya juga setelah itu mereka kembali
"Makasih checil"ucap Della tulus
"Tidak usah seperti itu"ucap checil sambil tersenyum
Mereka berkumpul di ruang keluarga untuk mengobrol banyak hal, perlahan-lahan Della mulai merasa nyaman dengan keluarga checil. Della merasa checil akan bahagia selalu walau itu bukan dari keluarga sebenarnya tetapi melihat Checil seperti ini cukup untuk meyakinkan bahwa keluarga sesungguhnya memang tidak pantas untuk checil dan Della mulai merasa tak pantas pula dengan semua perlakuan checil selama ini padanya
'Dengan melihat kamu bahagia seperti ini aku tidak yakin saat kamu mengingat segalanya kebahagiaan seperti ini akan kamu rasakan lagi' -batin Della
Bitterness Bagian 18
End9 Agustus 2019
Maya Millenia Ismayanty
![](https://img.wattpad.com/cover/195804926-288-k517752.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bitterness
FanfictionApa yang dilihat bukanlah hal yang sesungguhnya, yang terlihat hanya sebagian kecil saja dari hal yang sesungguhnya terjadi