Dad mulai membuka matanya, keadaan nya sudah membaik, jantung nya juga sudah membaik. Dad melihat sekeliling hanya ada suster dan dokter disana, suster yang tersenyum dan mengecek keadaan dad yang sudah membuka matanya dan dinyatakan kondisi nya membaik
"Dad, akhirnya dad sadar"ucap Della sambil memeluk dad tetapi dad melepaskan pelukannya mencoba mengabaikan Della yang berada di sana
"Auranthy aku ingin pulang saja, keadaanku sudah membaik bukan. Aku harus mengurus perusahaan kita"ucap dad tanpa menatap Della dan tetap mengabaikan nya
"Dad, aku dan Checil akan mengatasinya. Dad disini saja sampai keadaan dad benar-benar baik"ucap Della mencoba mencari perhatian dad nya
"Aku tidak butuh bantuan orang lain"ucap dad tanpa menatap Della
"Ken, kamu tidak boleh gtu, Della anak kita juga"ucap mom
"Kamu memang selalu memanjakan nya, lihatlah sekarang seperti apa Della, dia sudah mempermalukan keluarga dengan keadaannya seperti itu"ucap dad menujuk kearah perut della yan membuncit membuat Della meneteskan air mata nya
"Della mengaku salah, tapi dad ga seharusnya mengatakan itu. Dad aku masih anak dad, aku mencoba menebus kesalahanku, jika bukan karena Checil mungkin aku sudah mengugurkan bayi ini"ucap Della dengan airmatanya
"Kalian berdua sama saja"ucap dad
"Dad salah, Checil tidak seperti itu"ucap Della marah
"Aku tidak ada urusan denganmu, sebaiknya kau pergi"ucap dad membuat Della keluar dari ruangan dan memasuki ruangan Checil dengan meneteskan airmatanya
"Checil, kau selalu percaya pada dad sampai hari ini pun masih percaya pada dad. Tapi dad Seperti nya sudah kecewa pada kamu, jadi hatinya sudah keras. Checil maafkan aku yang telah membuat hubungan kamu dan dad semakin rumit. Aku janji akan mengembalikan semuanya seperti dulu, dan aku akan membuat dad Kembali menyayangi kamu aku janji" ucap Della sambil memegang tangan Checil erat
"Kak"panggil Checil yang sudah bangun dari pingsan nya membuat Della tersenyum senang
"Checil kamu baik-baik saja? Apa ada yang sakit? Katakan padaku"tanya Della dengan antusias membuat Checil tersenyum dan mengangguk
"Tidak kak, Checil baik-baik saja. Oh iya bagaimana keadaan dad?"tanya Checil
"Keadaan dad membaik, dad juga sudah sadar"ucap della
"Syukurlah. Checil senang dad sudah baik-baik saja"ucap Checil dengan senyuman
"Kamu tidak ingin menemui dad?"tanya Della
"Kak, aku sudah tau jawabannya. Dad tidak ingin bertemu denganku, karena aku tau dad pasti masih tidak ingin melihatku, aku hanya takut keadaan dad memburuk karena aku"ucap Checil sambil tersenyum
"Checil aku-" ucapan Della terpotong oleh Checil
"Aku tahu, aku tidak ingin kakak selalu merasa bersalah begitu. Kak karena dad sudah sadar mari kita pulang" ucap Checil
"Baiklah, Checil... terimakasih"ucap kak della
"Kak, sudah cukup lama kita tinggal berdua. Lakukan itu seterusnya, aku bahagia karena kakak ada bersamaku. Kak, aku bahagia hari ini, banyak hal yang tidak terduga dan aku senang mom sudah bisa menyayangi aku lagi. Jika saja kita bisa bersama seperti dulu"ucap Checil sendu di akhir perkataan nya
"Semua akan terjadi secepatnya ayo pulang" ucap Della
Della dan Checil pun berjalan meninggalkan ruangan yang Checil tempati berjalan di koridor sambil berbicara tentang dad yang tidak setuju jika perusahaan nya di atasi oleh Della dan Checil
"Dad sudah tidak percaya dan juga sudah tidak membutuhkan bantuan dari anaknya, jadi kita harus bagaimana Checil?"tanya Della
"Tidak, dad membutuhkan kita tapi dia malu untuk mengungkapkan nya. Checil ingat betul, dad memang seperti itu, ingin mengatasi semuanya sendiri tapi dad tidak mampu jika tidak ada yang membantunya. Biarkan kita membantunya dari belakang saja kak, aku akan mencoba membantu dad tapa dad ketahui dan itu hal yang mudah. Kau tenang saja, semuanya akan baik-baik saja, jangan terlalu banyak pikiran, tidak baik untuk
G kandunganmu"ucap Checil sambil tersenyum dan merangkul sang kakak supaya lebih santai dan biarkan Checil yang mengatasi ini"Checil, apa semuanya akan baik-baik saja jika bayi ini lahir?"tanya Della yang sudah menghentikan langkah kakinya
"Hah? Ada apa Della? Knp kau mengatakan itu?"tanya Checilyang juga berhenti melangkah sambil menatap kearah Della
"Checil, kamu tidak akan meninggalkan aku kan?"tanya Della sendu sambil menatap mata Checil dengan berkaca-kaca
"Kak"panggil Checil pelan
"Aku sudah tau jawabannya, kamu memang keras kepala"ucap Della yang kembali berjalan lebih dulu sambil tersenyum jahil
"Maaf"ucap Checil merasa bersalah
"Tapi ceritakan padaku apa yang terjadi? Mengapa kaka tiba-tiba mengatakan ini? Pasti ada sebabnya kan?"lanjut Checil antusias dengan raut wajah serius
"Kamu lebih pintar dari aku, jadi kamu pasti tau jawabannya"ucap Della yang tidak terlalu memperdulikan sikap penasaran Checil
"Kak, aku merasa seperti seorang pecundang yang selalu melarikan diri dari setiap masalah, aku ingin seperti kakak yang selalu menghadapi masalah itu, tanpa peduli apa yang akan terjadi nanti yang terpenting masalah itu telah kakak selesaikan dengan baik. Sedangkan aku, aku hanya diam, duduk dan merenungkan semu hal. Aku ingin menjadi berani menghadapi semua orang dan melewati nya tanpa bersembunyi dan lari dari kenyataan yang ada" ucap Checil berhenti melangkah sambil menunduk
Entah sejak kapan airmatanya menetes, dan jatuh ke lantai, dengan sekuat tenaga dia mencoba untuk tidak terisak dan menahan isakan itu muncul ..
Tiba-tiba ada sebuah tangan yang memegang kedua pundaknya dan memegang dagunya untuk bisa menatap seseorang didepannya dan itu kak Della
"Dad pernah bilang bukan, bahwa semua anak dad adalah yang terbaik, punya kehebatan masing-masing dan harus percaya diri. Dad selalu mengajarkan kita menjadi anak yang kuat dan berani melihat kenyataan yang ada didepan mata"ucap Della dan Checil kembali menunduk dan berkata
"Apakah rasa bangga dad untuk kita berdua masih ada? Apakah aku bisa mendengar dad mengatakan bahwa kita adalah anak terbaik nya dan yang paling dia sayangi karena kita adalah anak yang dia punya" Isak Checil membuat della memeluknya mencoba menenangkan nya
"Dad tetap bangga ada kita, kamu sendiri yang bilang, kita saling membutuhkan dad dan dad membutuhkan kita. Jadi semua akan baik-baik saja" ucap Della sambil mengusap rambut Checil yang sedang memeluknya
"Kak, menikahlah setelah bayi ini lahir. Aku ingin melihat kakak dan anak kakak bahagia, menikahlah dengan seseorang yang bisa menerima keadaan kakak, dan yang mencintai kakak serta menyayangi kakak dengan tulus. Aku ingin kakak selalu bahagia, mau ada aku ataupun tidak ada aku, aku akan selalu ada di hati kakak dan tidak akan meninggalkan kakak"ucap Checil sambil tersenyum lalu menghapus airmatanya dan kembali melanjutkan perjalanan menuju tempat administrasi setelah itu kembali ke mansion
Hari ini Checil memilih untuk tinggal di mansion bersama sang kakak, lalu tidur bersama dengannya juga dan menceritakan banyak hal yang terjadi hari ini dan hal hal indah dimasa kecil
Memang, diantara dari kita ada yang berani melawan masalah itu dan ada yang bersembunyi karena tidak percaya diri untuk melawannya, tidak punya kekuatan untuk menyelesaikan masalah bukan berarti lemah. Dia hanya tidak tahu bagaimana cara bersikap untuk menyelesaikan permasalahannya, dia kurang percaya diri karena hanya sedikit rasa percaya nya kepada dirinya sendiri. Dia masih takut akan melakukan kesalahan
Tetapi tidak mencoba maka tidak ada pengalaman bukan?
Bitterness Bagian 42
End21 Agustus 2019
Maya Millenia Ismayanty

KAMU SEDANG MEMBACA
Bitterness
FanfictionApa yang dilihat bukanlah hal yang sesungguhnya, yang terlihat hanya sebagian kecil saja dari hal yang sesungguhnya terjadi