Di bandara Disana sudah ada Checil dan dua orang wanita lainnya yang selalu berada di samping Checil dengan terus memegang tangan Checil erat
Checil tidak mengenal mereka tapi knp mereka seperti mengenal Checil, yang Checil tahu dia hanya memiliki 5 sahabat dan dia orang ini bukan salah satu dari mereka jadi Checil tidak mengenal mereka
"Kalian siapa sebenarnya? Knp kalian bawa aku kesini? Apa kita saling mengenal?" Tanya Checil
"Kita saling mengenal, malah pernah satu sekolah, kamu akan tahu ketika ingatanmu pulih dan semuanya akan berubah"ucap wanita di sebelah kanan Checil sambil menyeringai dengan pikiran rencana buruknya yang akan terjadi sebentar lagi
"Kamu mengenalku, tapi knp aku ga yakin ya?"tanya Checil dengan agak was-was
"Kamu ga akan yakin karena kita baru bertemu lagi hari ini, kamu tidak boleh bodoh Checil, kamu tidak harus dibohongi, kau layak mendapatkan kebenaran yang sesungguhnya, dan aku tau semua kebenaran itu"ucap wanita sebelah kiri Checil dengan senyum meremehkan
"Kebenaran? Kebenaran apa yang kalian maksud?" Tanya Checil
Pertanyaan Checil membuat kedua orang itu saling tatap dengan senyuman dan ekspresi yang tidak dapat di artikan lalu mengatakan
"Tidak ada siapapun yang ingin kamu bertahan hidup didunia ini Checil, mereka tidak pernah menginginkan kamu ada. Keluarga kamu membuang kamu, mengusir kamu, dan selalu menyakiti kamu. Lalu, orang-orang disekitarmu tidak pernah tulus padamu, dan sahabatmu tidak seperti apa yang kamu lihat sekarang. Mereka menganggap kamu benalu, menganggap kamu pengganggu dan menganggap bahwa kamu tidak layak di lahirkan kedunia ini dan hidup di dunia ini" ucap seseorang yang berada di sebelah kanan Checil
"Benar, kamu bisa mendapatkan apa yang kamu mau dengan uang kamu, harta kamu. Tapi kamu tidak pernah bahagia, kamu tidak diinginkan, kamu kesepian dan tidak ada yang peduli"ucap seseorang disebelah kiri Checil
Bagai hantaman bom besar di tubuh Checil saat ini, tubuhnya benar-benar lemas, seperti tak bertulang, airmata pun lolos dan jatuh di pipinya tanpa isakan
"Kamu telah dibodohi, dan begitu mudahnya kamu percaya mereka? Hhhh! Kami berdua juga salah satu orang yang benci sama kamu, tapi kami tidak ingin kamu terus dibodohi seperti ini, kami tidak ingin kamu terus dibohongi oleh mereka"ucap seseorang disebelah kanan Checil bernama Zephyra dan sebelah kirinya bernama Liana
"Terus apakah aku harus percaya sama kalian? Kalian juga orang yang tidak akan aku percayai"ucap Checil dengan suara yang ia kendalikan supaya tidak serak sambil membuang nafas dan menoleh kearah lain dengan airmata yang terus mengalir tanpa diminta, hatinya sakit. Walau bagaimanapun jika seseorang mendengar kata-kata menyakitkan ini siapapun pasti menangis dan ini yang sedang Checil rasakan, tidak diinginkan, sendirian, tidak ada yang peduli, Checil tau posisinya dimana tapi apakah sebegitu tidak pentingnya Checil untuk orang lain?
Dengan perasaan kacau, Checil menunduk dan mendengar ada seseorang yang mencarinya dengan meneriaki namanya berkali-kali membuat Checil tau ini suara siapa tapi walau suara itu semakin begitu dekat Checil seakan tidak ingin melihat wajahnya, Checil ingin kabur dari situasi ini, Checil ingin pergi dari semua orang, Checil tidak ingin ada di sekeliling orang yang tidak pernah menginginkan nya. Rasanya begitu menyakitkan
"Seanix, Yezra"ucap Checil pelan sambil menunduk dan masih terdengar oleh Zephyra dan Liana
Checil terisak tiba-tiba ketika mendengar suara itu semakin dekat membuatnya langsung berdiri dan menoleh kearah suara itu, ketika Checil menoleh Seanix sedang mencari dirinya tak begitupula Yezra yang terus memanggil namanya terus menerus
"Checil"ucap Yezra yang tanpa sengaja melihat Checil lalu langsung menepuk pundak Seanix memberitahukan bahwa dia melihat Checil lalu mereka berdua mendekati Checil, sedangkan Checil mulai mundur perlahan dengan airmata yang tersusun menetes dan isakan yang terus keluar
"Checil apa yang terjadi, kenapa kamu menangis?"tanya Seanix mencoba menggapai Checil sedangkan Zephyra dan Liana yang hanya diam melihat situasi
"Tidak! Jaga sentuh aku!"tegas Checil kepada Seanix
"Checil apa yang terjadi? Apa yang mereka berdua katakan kepadamu? Katakan padaku"tanya Seanix yang terus mencoba menggapai nya
"Tidak! Aku tidak ingin! Aku udah tau semuanya, aku memang tidak harus percaya siapapun saat ini, keluarga begitu membenciku, kakak juga pernah membenciku, semua pernah membenciku bahkan sampai hari ini"tegas Checil dengan air mata dan isakan yang terus terdengar
"Checil"ucap Yezra pelan mencoba mendahului Seanix untuk mendekati Checil yang terus berjalan mundur sampai menabrak tembok dibelakangnya
"Aku gatau harus percaya sama siapa? Aku .. Aku ... Hiks!"ucap Checil Ter-potong-potong karena tidak sanggup mengatakannya
"Kamu ga usah percaya sama siapapun, cukup percaya sama aku aja oke"ucap Yezra membuat Seanix berharap Yezra bisa meluluhkan Checil untuk bisa mereka bawa pulang dan menjauhkannya dari orang jahat seperti Zephyra dan Liana
"Kenapa kalian lakukan ini? Bukankah kalian membenciku juga? Aku tidak pernah diinginkan oleh siapapun, kenapa kalian begitu peduli. Kenapa gak biarin aku mati aja!"teriak Checil yang benar-benar sedang sangat kacau, tidak bisa berfikir jernih, akhirnya sakit hatinya mendominasi semuanya
Checil pergi begitu saja sedangkan Yezra dan Seanix hanya diam mencoba mencerna perkataan demi perkataan Checil, dan mereka mengerti apa yang Checil maksud, karena mereka selalu ada saat berada di masa sulit seperti itu, dimana dia tidak diinginkan, dimana dia sendirian, dimana dia tidak dipedulikan dan dimana dia dibenci. Tapi jika dia sadar bahwa ketika semua orang membenci nya akan ada beberapa orang yang bisa menjadi tempatnya berlindung dan berusaha keras untuk membuatnya tidak kekurangan apapun
Yezra dan Seanix akhirnya meneteskan airmatanya, lalu menghapus nya dan menatap Zephyra dan Liana yang tetap santai saja tidak pergi atau berbicara
"Apa yang kamu bicarakan dengan Checil?"ucap Seanix dingin tetapi dua orang itu hanya tetap diam sambil berusaha tidak peduli tapi Tiba-tiba...
Brak
Kursi yang ada disana patah membuat semua orang terkejut, ya walau hanya beberapa orang tapi itu benar-benar tidak baik untuk Seanix dan Yezra
"Apa yang kamu ucapakan brengsek?!" Bentak Seanix yang telah mematahkan kursi yang ada di sana karena kesal pada dua orang yang bersikap seperti tidak melakukan kesalahan
"Seanix udah, kita harus cari Checil, biarkan urusan mereka nanti dibahas lagi oke. Lagipula kita harus ganti rugi kerugian yang telah kamu perbuat sekarang"ucap Yezra yang menyeret Seanix keluar bandara lalu menelpon seseorang untuk menyelesaikan masalah kerugian di bandara yang Seanix lakukan
Bitterness Bagian 37
End19 Agustus 2019
Maya Millenia Ismayanty

KAMU SEDANG MEMBACA
Bitterness
FanfictionApa yang dilihat bukanlah hal yang sesungguhnya, yang terlihat hanya sebagian kecil saja dari hal yang sesungguhnya terjadi