Bitterness Bagian 22

1.1K 37 0
                                    

Checil menatap kearah langit melalui jendela. Langit sangat cantik hari ini, tanpa awan dan tanpa mendung. Benar-benar cantik

Tidak ada yang tahu bahwa pikiran checil sedang bimbang, dia tidak tahu mana yang benar dan yang salah, mana yang harus di percaya dan tidak, lalu mana yang kenyataan dan kebohongan. Dia tidak tahu, ingatan bodoh ini tidak bisa di Andalkan. Walau kenyataannya sudah diungkapkan tetap saja ingatan nya tidak kembali

Ingatan bodoh ini tidak kembali, itu yang membuatnya tidak tahu harus apa, harus marah atau tidak, harus benci atau tidak, apa yang harus di lakukan?

Flashback 🍂
"Aku adalah kakak kandung kamu checil. Kamu adalah adikku, dan kecelakaan itu terjadi karena kesalahan pahaman kita semua. Aku minta maaf karena tidak mengatakan apapun kepadamu, aku memang berencana supaya kamu tau dengan sendirinya karena banyak hal yang harus kamu ingat checil. Tapi melihat kamu sekarang aku memang harus mengatakannya, checil kau adalah saudaraku dan keluargaku. Maaf"ucap Della menunduk

"Apakah yang kamu katakan itu benar?"ucapan checil membuat Della syok karena bagaimana mungkin checil mengira dia berbohong

"Mengapa kamu mengatakan itu? Kamu tidak percaya padaku? Kamu mengira aku berbohong?"ucap Della dengan wajah bingungnya dan checil dengan wajah bingungnya juga

"Aku tidak mengatakan bahwa kamu berbohong, aku tidak mengatakan bahwa aku tidak percaya padamu. Aku mengatakan nya karena aku benar-benar tidak yakin dengan semua ini, masalahnya ketika kamu mengatakan bahwa kamu adalah kakakku, ingatan ini baik-baik saja. Tidak ada yang terlintas dipikiran ku untuk memastikan nya. Jadi aku butuh waktu untuk memastikan nya"ucap checil membuat Della mengerutkan keningnya

"Kamu tetap tidak mengingat apapun ketika aku mengungkapkan kebenaran nya?"tanya Della

"Benar sekali, aku merasa seperti memang tidak ada ingatan apapun yang harus aku ingat"ucap checil

"Checil percayalah aku adalah keluargamu. Aku akan menandatangani surat pernyataan untuk kamu melakukan kemoterapi. Aku sudah menyetujui nya, aku ingin kamu sembuh. Aku mohon"ucap Della memohon

"Aku tetap tidak akan melakukan nya. Aku tidak ingin. Entah kenapa aku memang tidak ingin melakukan nya. Tidak ada alasan untuk aku melakukan nya, aku juga merasa tidak punya alasan untuk terus bertahan"ucap checil dengan perubahan intonasi suaranya menjadi datar dan dingin

"Kenapa kamu mengatakan itu? Checil kamu punya alasan untuk bertahan hidup. Bertemu orangtuamu dan merawat anakku bersama. Apa itu semua tidak cukup untuk menjadikan kamu alasan untuk bertahan hidup!"ucapan Della yang frustasi membuat checil mengalihkan pemandangan keluar jendela tanpa mengatakan apapun

"Checil tatap aku!"tegas Della membuat suasana makin meledak-ledak

"Checil!"bentak Della membuat checil mengatakan sebuah kata yang tak sengaja terucap

"Pergi! Aku tidak ingin mendengar apapun!" Teriak checil tanpa menoleh kearah Della

"Checil, kamu benar-benar keras kepala. Bisa tidak untuk tidak egois, untuk mengerti keadaan. Jangan seperti ini terus!"teriak Della membuat checil benar-benar kesal

"Aku bilang pergi dari sini. Kamu tau kan dimana letak pintu? Maka keluarlah sekarang"ucap checil lirih dan berusaha menutup matanya supaya tidak menangis dan terlihat lemah

Della pun keluar dengan perasaan yang ber-api-api membuatnya benar-benar merasa bersalah tapi dia tetap tidak bisa mengabaikan semuanya. Dia memang tidak ingin melakukan pengobatan itu dia tidak ingin karena pengobatan tidak menyembuhkan nya dari kanker tapi mencoba memperlambat sel kanker untuk menyebar ke seluruh tubuh. Lalu untuk apa kemoterapi itu? Tidak akan berguna!
Flashback 🍂

Checil kembali meneteskan airmatanya. Karena sejak pertengkaran kecil antara dia dan Della membuatnya tidak pernah mengijinkan siapapun untuk masuk kecuali dokter dan suster. Dia tidak akan mendengarkan siapapun walaupun dokter mengatakan nya demi kebaikan checil sendiri

Checil memang keras kepala tapi setidaknya dia benar-benar blm memiliki alasan untuk bertahan hidup. Karena hatinya memang tidak menginginkan apapun untuk sembuh dan pikirannya pun tidak mengatakan apapun seakan-akan semuanya bungkam dan diam

Benar-benar membisu!

"Checil, makanlah. Dari tadi suster mengatakan kau tidak memakan apapun hari ini, kamu baik-baik saja bukan?"tanya dokter Aera lembut

Checil hanya diam membisu

"Checil, kamu memang keras kepala tidak pernah berubah. Kamu tau tidak? Seanix sangat merindukanmu. Ia ingin kembali ke Indonesia, lalu jika Seanix datang dan melihat keadaanmu seperti ini apakah dia tidak akan sedih? Dia akan sangat sedih checil. Dia adalah sahabat yang paling mengerti keadaan kamu, yang paling tidak bisa melihatmu dalam keadaan apapun. Dia ingin kamu selalu bahagia. Apakah kamu ingin melakukan kemoterapi demi Seanix?"ucap Aera lembut sambil tersenyum

"Seanix?"ucap checil pelan sambil menatap dokter Aera yang tersenyum tiba-tiba bayangan ingatan muncul, ingatan masa kecil mungkin? Karena diingatan nya ada 5 orang anak kecil yang sepertinya mereka memang sangat dekat tapi checil tidak bisa mengingat apapun

Tiba-tiba kepalanya terasa sangat sakit, membuat checil merintih kesakitan dan checil sudah tidak sadarkan diri dengan hidung yang mengeluarkan darah membuat dokter Aera langsung memeriksa keadaan checil dengan kecemasan yang berusaha ia tutupi

Suster pun mengelap darah yang keluar dari hidungnya dan dokter Aera menatap jendela dengan perasaan yang tidak bisa dilukiskan. Airmatanya tiba-tiba menetes membuatnya langsung sadar dan keluar dari ruangan

"Dokter apa yang terjadi? Checil baik-baik saja bukan?"ucap Della ketika dokter Aera keluar dari ruang inap checil

"Dia baik-baik saja hanya saja mungkin dia mengingat sedikit ingatannya yang membuat nya tak sadarkan diri. Biarkan checil istirahat"ucap dokter Aera dan langsung pergi meninggalkan Della yang mengintip checil di balik kaca pintu ruang inap checil dengan perasaan sedih

Della kembali duduk di samping ruangan checil, sambil memikirkan checil. Memikirkan bagaimana ingatan checil yang tidak merespon semua hal yang Della ucapkan seakan-akan ingatan itu memang tidak pernah ingin checil ingat dan mungkin saja ingatan itu adalah ingatan yang ingin checil lupakan selamanya. Bagaimana mungkin itu terjadi? Bagaimana mungkin checil ingin melupakan keluarganya.

Memang Della akui kenangan bersama keluarga nya adalah kenangan pahit, tapi bagaimana mungkin checil bisa memutuskan untuk tidak akan mengingat hal apapun tentang keluarganya. Jika itu benar, berarti checil benar-benar menutup semua akses menuju keluarganya, itu berarti checil akan benar-benar memilih kematian itu

Bagaimana mungkin jika checil memang ingin memperlancar kematiannya. Bagaimana mungkin pikiran checil sependek itu, checil tidak mungkin memutuskan sesuatu diluar nalar yang tidak pernah bisa terpikirkan

Bagaimana mungkin!

Begitu banyak pertanyaan dan hanya satu jawabannya. Walau begitu semuanya benar-benar akan terjadi, bila seperti ini berarti banyak harapan yang tidak pernah tersampaikan sampai kematian itu terjadi. Dan semua peran dalam kehidupan nya akan melihat bagaimana tokoh utama mengakhiri kehidupan nya, seperti semua orang akan melihat kematian checil yang memang sudah di rencanakan olehnya dengan begitu mudah

Benar-benar kehidupan yang tidak bisa terbayangkan

Bitterness Bagian 22
End

11 Agustus 2019
Maya Millenia Ismayanty

BitternessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang